Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 40 - Bagian 40 Sang Raja Vs Si Bocah Tengil

Chapter 40 - Bagian 40 Sang Raja Vs Si Bocah Tengil

" Hei, niga ero? " ( Hei, siapa di situ? ) tanya bocah kecil tengil itu seraya mengeluarkan jurus silat yang dia dapatkan dari Kakek La Bote yang kadang mengajarkan pencat silat jika sang kakek lagi punya waktu untuk cucu kesayangannya itu.

" Hei, niga ero makkacubbu? Messuko! " ( Hei, siapa di situ yang sedang bersembunyi ? Keliarlah! ) ujar bocah tengil itu lagi mengulangi ucapannya.

Masih dengan jurus silat dan kuda-kuda yang dipersiapkan oleh bocah tengil itu, sepertinya dia menyadari jika musuh besar datang menghampirinya. Ular-ular besar berbisa, harimau-hatimau ganas, macan-macan liar, singa jantan yang selalu mebemaninya di manapun bocah tengil itu pergi, dan binatang-binatang buas lainnya bersiap untuk menghalau langkah musuh yang berniat jahat kepada bocah kecil nan tengil itu.

Raja Ambo Enre Ratulangi beserta para pengawalnya nampak juga tidak gentar dengan perlawanan yang ditunjukkan oleh bocah kecil tengil beserta para sahabatnya. Berbekal tombak dan panah yang mereka telah bawa dari istana, nampaknya sang raja dan pengawalnya cukup percaya diri mengalahkan mereka semua. Dengan jantannya sang raja keluar dari tempat persembunyiannya dan menampakkan dirinya di hadapan bocah kecil tengil itu beserta para sahabatnya.

Masih dengan persiapan yang mantap dan hendak akan membela diri, bocah kecil itu mulai bertanya pada sang raja, " niga idi? ( Anda siapa? )

Sang raja lantas membalas pertanyaan bocah kecil itu dengan sedikit santai tapi tetap bijaksana, " iya asekku nak, Raja Ambo Enre Ratulangi. Raja pole Kerajaan Wajo. " ( namamu nak adalah Raja Ambo Enre Ratulangi. Raja dari Kerajaan Wajo ).

Bocah kecil tengil dan binatang-binatang buas itu belum berhenti melakukan perlawanan sebelum mengetahui dengan jelas maksud dan tujuan sang raja mengawasinya. Sepertinya bocah tengil itu belum mengetahui betul siapa sosok yang sedang dia hadapi saat ini.

" Sibawaki niga lao akkoe? Kega anak buahta, datu? " ( Dengan siapa Anda ke sini? Di mana anak buah Anda, raja? ) tantangan bocah kecil itu lagi.

' Weihhh, berani ladde sedding iye anak siddie. Nappaku mitai ana biccu matompo ladde sibawa iya! Ckckckckck! Nigaro asenna tamatoanna? Magi matompo ladde iye ana biccue siddie. ' ( Weihhhh, bocah ini betul-betul berani. Aku baru melihat seorang bocah kecil yang begitu angkuh sekali padaku! Ckckckckck! Siapakah gerangan orang tua bocah ini? Mengapa bocah kecil ini begitu angkuh ) pikir sang raja dalam hati.

" Hei, raja? Magi takajenne? De'ga tangkalingaka? " ( Hei, raja? Mengapa hanya termenung? Apakah engkau tidak mendengarku ? ) ujar bocah kecil tengil itu seolah menantang sang raja untuk perang.

Dengan sikap tegas dan tanpa berpikir panjang lagi, sang raja pun memberikan tepukan sebanyak 3 kali sebagai arahan bagi pengawalnya untuk segera keluar dari persembunyiannya. " Messu manengko para pengawalku " ( Keluarlah para pengawalku )

Sepuluh pengawal sang raja akhirnya keluar dari balik pohon-pohon besar. Mereka akhirnya menampakkan batang hidung mereka setelah raja meminta mereja untuk keluar dari tempat persembunyian.

Sang raja dan kesepuluh pengawalnya nampaknya telah bersiap-siap untuk melakukan serangan kepada bocah tengil itu beserta para sahabatnya. Begitupun dengan binatang-binatang buas yang sudah siap menyerang dan melindungi bocah tengil itu dari serangan musuh.

~~~~~

[ LALU APAKAH AKAN TERJADI PERANG TIDAK BERIMBANG ANTARA SANG RAJA BESERTA PARA PENGAWALNYA MENGHADAPI SEORANG BOCAH KECIL NAN TENGIL DITEMANI PARA SAHABATNYA YANG TERDIRI DARI BINATANG-BINATANG BUAS YANG HIDUP DI HUTAN BELANTARA TERSEBUT? LALU SIAPAKAH SESUNGGUHNYA BOCAH KECIL TENGIL ITU YANG MEMILIKI NYALI BESAR UNTUK MENANTANG KEKUASAAN DAN KEHEBATAN SANG RAJA? ]