Binatang-binatang buas mulai bersiap-siap melakukan serangan kepada Raja Ambo Enre Ratulangi beserta para pengawalnya. Nampaknya mereka merasa terganggu oleh kehadiran Raja Ambo Enre Ratulangi beserta para pengawalnya di tengah-tengah kehadiran mereka yang sedang bersendau gurau dengan tuan kecil mereka. Sang singa jantan yang bernama La Madukelleng berada di garda terdepan untuk melindungi tuan mudanya yang bernama Ambu Tuwo Begitupula dengan sang raja dan pengawalnya yang nampaknya juga tidak gentar menghadapi Ambo Tuwo kecil beserta teman-temannya.
Melihat situasi yang sudah mulai tidak terkendali, Ambo Tuwo kecil mulai mengundurkan serangan dengan memberikan arahan pada para sahabatnya itu untuk bersikap tenang dan tidak melakukan penyerangan terhadap sang raja dan para pengawalnya.
" Ushhhh! " Aba-aba dari Ambo Tuwo agar binatang-binatang buas tersebut tidak menyerang sang raja. Serta merta para binatang buas tersebut tunduk pada patuh pada perintah tuan kecil mereka.
Raja Ambo Enre Ratulangi beserta para pengawalnya sedikit bernapas lega. Pada akhirnya mereka tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk menghalau binatang-binatang buas tersebut yang nampak sangat liar dan ingin memangsa mereka. Dari luar nampaknya sang raja tampak berani untuk menghabisi mereka, tapi dari dalam sesungguhnya dia juga tidak terlalu yakin apakah dengan kekuatan pasukan yang dia miliki mampu menghalau kekuatan dari mereka.
Sang raja pun harus bersyukur sebab bocah kecil yang ada dihadapannya saat ini telah sedikit membantunya dan menyelematkan dirinya beserta para pengawalnya dari serangan binatang-binatang buas yang bisa saja menghabisi dirinya dan para pengawalnya hidup-hidup di tengah-tengah hutan belantara pada saat itu juga.
Kekagumannya pun kepada bocah kecil yang bernama Ambo Tuwo semakin menjadi-jadi. Sang raja berpikir jika bocah kecil ini bukanlah bocah biasa seperti bocah-bocah seumurannya, akan tetapi baginya bocah kecil yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang bocah kecil yang ajaib dan memiliki sebuah kesaktian.
Dia pun kemudian menghampiri Ambo Tuwo kecil. " Hei, niga asemmu nak? " ( siapa namamu nak? ) tanya sang raja menyapa bocah itu dengan hangat.
Sambil tersenyum Ambo Tuwo kecil lalu membalas pertanyaan sang raja, " Eh...anu...raja, Ambo Tuwo iya asekku. Hehehehehehe. " ( eh...anu...raja, namaku adalah Ambo Tuwo. Hehehehehehe ).
" Ehmmm, makanje toh asemmu, nak. Akko kega monroki? " ( Ehmmm, namamu bagus juga, nak. Di mana kau tinggal di sini? ) tanya sang raja lagi yang bertambah penasaran dengan bocah kecil yang sedang berdiri di hadapannya.
" Anu...raja....anu...eh...engka bolaku akkoe. Tapi anu...raja....anu...eh...anu...mabela mopi cedde raja pole akkoe katanu. Hehehehehehe. " ( Anu...raja...anu...eh...aku punya rumah di sini. Tapi raja....masih jauh dari sini raja. Hehehehehehe ) jawab bocah kecil itu begitu polos dan sedikit malu-malu menjelaskan keberadaannya kepada sang raja.
" Hahahahahahahaha " Sang raja dan pengawalnya tertawa geli melihat tingkah lucu bocah kecil itu yang sedikit grogi berhadapan dengannya dan pengawalnya. Sang raja lalu mengajak Ambo Tuwo kecil untuk salaman yang mana bocah kecil tambah nampak grogi berbicara dengannya. Menatap wajahnya pun, bocah itu enggan melakukan di hadapannya.
" Hei, ita tappana towe akki mabbicaraki nak. Ajata masiri-siri! " ( Hei, lihatlah wajah orang kalau kau sedang berbicara dengannya nak. Tidak usah malu-malu! ) tutur sang raja seraya mengusap-usap rambut tipis si Ambo Tuwo kecil.
Sambil membungkuk sang raja kemudian mengajak Ambo Tuwo kecil untuk menjadi sahabatnya, " mulai iye essowe, iya sibawa iko mancadi sahabat. " ( mulai hari ini, kau dan aku menjadi sahabat ) Ucap sang raja. Dia pun lalu menambahkan, " setujuko akko moanggapna sebagai sahabatmu? " ( kau setuju jika kau telah menganggapku sebagai sahabatmu? ).
Tanpa pikir panjang Ambo Tuwo kecil langsung mengiyakan permintaan sang raja untuk menjadi sahabatnya.
" Iye, raja! " ( iya, raja! ) jawab Ambo Tuwo kecil dengan suara seraknya yang tambah membuat sosoknya di mata sang raja semakin menggemaskan.
Sang raja kemudian memeluk erat tubuh Ambo Tuwo kecil. Di dalam hati kecil sang raja berkata bahwa dia memiliki sebuah ikatan batin yang kuat dengan bocah kecil itu. Dia tidak mampu menjelaskannya dengan kata-kata, namun perasaannya sebagai seorang ayah merasakan sesuatu perasaan ikatan batin yang begitu kuat dengan bocah lelaki itu.
~~~~~
[ APAKAH RAJA AMBO ENRE RATULANGI MENGETAHUI JIKA BOCAH LELAKI YANG ADA DI HADAPANNYA SAAT INI ADALAH DARAH DAGINGNYA SENDIRI? EHMMM.... HANYA WAKTU YANG AKAN MENJAWABNYA. ]