WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijaksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini
"Jeje bangun...." Bisik Jay tepat ditelinga Tiara.
"Udah malem harusnya Jeje tidur." Tiara dengan jahil melepaskan dekapan Jay lalu mengganti lampu dan dengan dingin berjalan ke arah tempat tidurnya. Dia benar-benar bersikap cuek kali ini.
"Tiara...aku udah nenangin Jeje tadi sore masa sekarang aku harus turunin lagi." Jay masih berdiri disana.
"Aku tarik selimutnya ya..." Tiara mengucap ulang perkataan Jay kemarin malam. Tiara senyum-senyum diatas bantalnya sambil memejamkan mata. Tidak lama setelah itu dia merasakan sesuatu mengguncang tempat tidurnya. Rupanya Jay naik dan menyingkap selimutnya. Dia tak suka sikap acuh Tiara.
"Tiara liat aku.." Jay langsung melorotkan celananya. Dia seakan ingin membuktikan bahwa Jeje sudah bangun bahkan berdiri dengan sempurna sekarang sekarang. Tiara tersenyum lalu dengan satu tangannya dia menompang kepala melihat kearah Jeje. Sorot matanya bermain dari bawah naik ke atas sampai terpaku menatap Jay.
"Lalu aku harus gimana?" Tiara benar-benar ingin mempermainkan Jay.
"Kamu harus pegang, kamu harus emut-emut kaya waktu itu." Ucapan Jay sebenernya membuat Tiara ingin tertawa namun dia tahan. Dia ingin terlihat seurius.
"Waktu itukan Jeje ga bangun makannya aku gitu."
"Berarti aku harus turunin lagi?" Tanya Jay membuat Tiara mengangguk-angguk. Dia tertawa kecil sekarang tak sanggup melihat ekspresi wajah Jay yang lucu.
"Tiara....kamu lagi bercanda ya?" Jay merasa dipermainkan.
"Ehm...aku cape." Tiara menjatuhkan kembali kepalanya diatas bantal dan berpura-pura akan tidur.
"Ga bisa Tiara, kamu ga boleh cape."
"Terserah Abang deh." Tiara mengacuhkannya lagi.
"Oke, aku ga bercanda jangan kaget ya.." Ucap Jay lalu menyingkap semua celananya setelah itu tanpa aba-aba Jay menarik paksa celana tidur Tiara.
"B..bang.." Tiara mencoba menahan celananya namun Jay hanya senyum-senyum sambil terus melakukan aksinya. Birahinya sudah mencapai puncaknya jadi tak bisa dia tahan lagi.
"Kamu nakal." Jay sekarang menciumi kaki jenjang Tiara dari bawah sampai keatas bahkan sesekali memberikan jilatan kecil disana.
"Geli..." Tiara tertawa kecil. Setelah sampai di puncaknya. Jay membuka lebar paha Tiara menjilat-jilatnya seperti yang pernah dia lakukan namun kali ini dia benar-benar akan melakukan dengan versi berbeda. Versi yang begitu membuat Tiara mabuk kepayang atau bahkan memintanya lagi.
"Ahh...banghhh..." Tiara menggapai rambut di kepala Jay dengan satu tangannya sementara Jay masih ingin berlama-lama disana. Sesekali Jay merasakan Tiara mengusapnya tapi sesekali lagi rasanya rambutnya akan rontok karena jambakan Tiara yang cukup kencang.
"Aduh....sakit..." Jay mengusap-usap pelan ubun-ubunnya. Tiara lagi-lagi dibuat tertawa oleh ekspresi gemasnya namun suaminya itu kembali melumat area intim dibawah sana, sepertinya Jay sudah tahu dimana titik kelemahan Tiara.
"Banghh...pelanhhh...." Desah Tiara lagi. Jay tak peduli dia benar-benar akan membuat kejutan malam ini. Setelah itu cukup basah Jay bangkit menarik kaosnya dan entah mengapa Tiara yang melihat itu merasakan aura seksi saat melihat badan suaminya. Rambutnya yang tak karuan tidak menjadikannya jelek tapi membuat Jay semakin tampan saja dan menggoda. Mungkin ini efek birahinya juga datang. Jay membungkuk mendekap Tiara dan sambil memandangnya dia membuka semua kancing piyama Tiara.
"Kamu ga nurut sama aku."
"Katanya Abang ga oon lagi, makannya aku diemin."
"Berani-beraninya bilang suami oon." Jay dengan senyuman lalu menciumi ceruk leher Tiara, naik ke telinga, pipi dan tentu saja bibirnya. Tangannya mulai meraba-raba bukit kembar yang kini berhasil terbuka. Ah...Jay suka ini. Tekstur kenyal dan padatnya begitu nikmat terasa ditangannya.
"Buka dulu bang.." Tiara merasa tak nyaman dan langsung membuka semua atasan yang menghalanginya. Jay yang sudah tak bisa tahan sejak daritadi mulai mengambil posisi disela-sela paha Tiara dan mulai membimbing Jeje untuk masuk.
"Eh bentar, apa bener ini?apa ini?" Jay menggesekkan miliknya.
"Ini bang..." Tiara segera mengarahkan yang benar dan dalam hitungan detik Jeje menerobos masuk diikutin desahan keduanya. Jay segera menggerakan pinggulnya. Dia langsung menggerakkannya dengan cepat bahkan tempat tidurnya ikut terguncang oleh gerakannya. Kedua tangannya kini berada diatas Kepala Tiara seakan menahan badannya.
"Ahh...banghh...banghh.. pelanhh-pelanhh...." Tiara protes.
"Ehmm...aku ga bisa bhhh..."
"Bangh...stop!." Tiara protes lagi. Dia sedikit tak nyaman dengan gerakannya. Jay langsung berhenti dan menatap Tiara.
"Kenapa?aku bikin kamu sakit?"
"Pelan-pelan bang. Mau kemana sih?" Tiara sama mengusap halus rambut Jay.
"Gini?" Jay mulai bergerak perlahan. Tiara hanya mengangguk dan memejamkan matanya. Dia mulai menikmati percintaan mereka kali ini. Dan setelah sekian menit untuk pertama kalinya mereka berani mengganti gaya. Tiara tampak menggantikan posisi Jay kali ini. Dia bergerak dengan perlahan dan menggoda dari atasnya sementara Jay dibuat tak berdaya akibat sensasi pertamanya. Dia tak mengira jika berganti gaya itu rasanya begini. Tangannya dia letakkan di salah satu payudara milik istrinya. Mengenggamnya disana seakan tak boleh lepas. Matanya dengan penasaran melihat peraduan mereka. Ah...ini nikmat. Tiara membungkuk mencium bibir suaminya. Melilit lidahnya dari dalam sana sampai ciuman mereka terasa begitu basah.
"Tiara ayo gerak lagi.." Pinta Jay membuat Tiara menggoyangkan pinggulnya. Mereka sama-sana sudah berkeringat namun belum ada yang mau menyerah. Ini lebih heboh dari malam pertama mereka. Kini Tiara berbaring miring sementara Jay dibelakangnya tampak seurius melakukan penetrasi.
"hhhmm...banghhh.." Tiara meraih kepala Jay yang ada dibelakangnya meminta sebuah ciuman. Badannya melemas beberapa saat kemudian saat merasakan sesuatu keluar dari dalam dirinya. Itu hasil kenikmatan ini begitupun Jay yang ikut saat mengeluarkan miliknya di dalam. Dia menarik Tiara dalam dekapannya, mengumpulkan bulatan payudara Tiara dalam genggamannya sementara Jeje masih memuntahkan cairannya.
"Ahh....." Jay masih mendesah saja saat melepaskan Jeje dari lubang kenikmatan itu. Dia langsung tidur telentang dengan nafas tersengal akibat aktivitas fisiknya tadi begitupun Tiara yang mulai menarik selimut pelan dan terbaring dalam dekapan Jay. Tangannya bahkan kini bermain indah diperut sixpack Jay yang seidit basah sementara Jay mengecup puncak kepala Tiara sebentar sebelum akhirnya mengelus rambut indah hitamnya.
"Aku suka kamu diatas. Aku suka kamu goyang-goyang." Puji Jay sambil mengingat kejadian tadi.
"Abang pasti rusuh ga bisa nyantai. Tenang gitu loh bang."
"Aku liat di video cowoknya selalu gerak cepat supaya ceweknya desah-desah."
"Abang liat video porno?" Tiara langsung menatap tajam."
"Hm...cuman 3..."
"Bang...ga mau ah. Aku ga suka."
"Iya..aku juga ga mau liat lagi. Maaf..."
"Iya ga papa.."
"Tapi...aku juga belajar dari yang lain."
"Apa?"
"Bentar." Jay bangkit dan berjalan dengan pede menuju meja belajarnya dulu.
***To be continue