Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 320 - Tawaran Baskara

Chapter 320 - Tawaran Baskara

Disisi lain perut Kiran semakin lama terlihat semakin besar terlebih lagi bayi yang ada didalam kandungannya ada dua. Meskipun begitu Kiran tampak aktif bekerja dan cuek dengan omongan orang tentang dirinya. Rasanya dia sudah terbiasa dengan setiap ucapan beberapa teman yang menanyakan kehamilannya. Entah itu dia sirik karena karirnya atau memang ingin tahu tentang kehidupannya, yang jelas Kiran sudah kebal.

"Iya masuk..." Jawab Kiran saat seseorang mengetuk pintunya.

"Udah mau jam 7 belum juga pulang?bumil harusnya banyak istirahat.." Baskara sambil membawakan sesuatu di tangannya.

"Kirain udah pulang."

"Belum. Nih...tadi denger-denger pingin mie kocok. Aku bawain.." Baskara membuat Kiran ngiler dengan aromanya.

"Loh kok?padahal ga usah repot-repot.."

"Ga papa, reward buat karyawan lembur. Aku juga tadi sekalian beli. Kita makan sama-sama aja."

"Oke. Makasih.." Kiran senang lalu mereka beralih ke meja lain yang ada dirumah Kiran. Baskara sempat pergi ke pantry untuk membawakan Kiran mangkok kemudian tak butuh waktu lama mereka pun melahap mie kocok itu."

"Kayanya bobot aku naik banget deh.."

"Wajar namanya juga ibu hamil. Eh penjualan majalah edisi bulan kemarin laku banget bahkan temen aku sampai kehabisan mau beli katanya.."

"Wah...bagus dong.."

"Iya berkat tulisan kamu."

"Engga kok, berkat yang lain juga."

"Suami kamu ga pulang?"

"Nanti kalo mau 4 bulanan dia pulang."

"Emang kalo setiap bulan ga pernah pulang apa?"

"Dia sih pingin tapi kadang jadwalnya mepet jadi daripada cape bulak balik aku bilang ga usah."

"Waktu kamu kasih undangan aku baru ngeh suami kamu itu keluarga Seazon ya?"

"Iya, opanya yang punya SC."

"Generasi ketiga dong."

"Ya gitulah."

"Enak dong, padahal kamu ga usah kerja pun hidup kamu terjamin."

"Iya sih tapi aku kerja tuh bukan sekedar nyari uang. Aku suka aja, ini dunia aku."

"Aku kira kamu bakalan resign udah nikah."

"Aku bakalan selesain tanggung jawab aku disini. Ya...minimal sampe kontrak setahun aku abis."

"Maksud kamu?"

"Suami nyuruh aku ikut dia. Dia pingin aku lahiran disana aja. Ya... sebenernya berat sih tapi ya gimana dia pingin nyaksiin aku lahiran."

"Kalo gitu dia dong yang kesini."

"Dia pingin cuman dia punya ketakutan waktunya nanti ga pas. Kan tahu sendiri orang lahiran bisa kapan aja meskipun dokter bilang HPL nya tapi tetep aja yang berkehendakkan Allah."

"Jadi kamu mau ikut suami aja?"

"Iya kayanya Bas. Aku harus ngalah dulu."

"Padahal ini impian kamu." Baskara tahu sekali tentang impian Kiran karena saat interview dengannya Baskara banyak menanyakan beberapa hal tentang mimpi-mimpi Kiran di dunia fashion. Kiran terdiam. Mulutnya tetap mengunyah walaupun pikirannya masih memikirkan perkataan Bosnya tadi.

"Atau...gini aja Ran. Aku punya ide.."

"Apa?"

"Kamu kerja buat aku meskipun kamu kerja di Australia kaya WFH gitu. Kamu tetep bisa nulis.." Baskara memberikan sebuah harapan pada Kiran.

"Apa bisa?"

"Bisa. Teknologi sekarangkan canggih. Kali aja disana kamu dapet ide dan belajar terus bisa majuin perusahaan kita."

"Aku ga enak sama karyawan lain nanti disangkanya kamu pilih kasih."

"Kata siapa. Dulu juga aku pernah bantu temen yang butuh kerja tapi bingung karena dia juga harus stay di rumah ngejaga ibunya yang stroke. Dia kerja ga ke kantor meskipun ya sekali-sekali emang harus tatap muka."

"Tuhkan.."

"Emang kamu ga akan pulang ke Indonesia lagi?"

"Aku pulang. Kay bilang kita bakalan menetap disana sampe dia lulus ya dua tahunanlah."

"Tuh cuman dua tahun Ran. Sisanya kamu udah dikantor lagi. Lagian aku yakin kamu punya tim yang solid sekarang kalo kamu resign mereka harus beradaptasi lagi sama yang lain dan belum tentu juga langsung klop."

"Hm...aku pingin tapi...aku bilang suami aku dulu ya Bas. Aku hargai tawaran kamu dan itu bener-bener bikin aku tertarik cuman...sekarangkan aku harus mikirin suami dan anak aku."

"Iya, aku ngerti. Coba aja dulu diskusiin. Aku cuman...pingin bantu kamu."

"Iya makasih Bas. Dari awal aku disini kamu selalu bantu aku bahkan kamu masih bersikap tenang waktu tahu aku hamil, waktu aku nikah sampai aku ngidam-ngidam kaya begini."

"Iya sama-sama..." Baskara tersenyum lalu menyeruput kuah mie kocoknya yang pedas. Kiran merasa beruntung dipertemukan dengan Baskara. Bos yang baik hati dan tentu saja dengan Baskara dia bisa mewujudkan mimpinya

****

Seseorang mengirimkan sesuatu ke handphone Kay sejak tadi sore namun Kay benar-benar baru bisa membukanya menjelang malam. Dia melihat foto bagaimana dengan manisnya Baskara membukakan pintu untuk Kiran padahal jelas Kiran bisa melakukannya sendiri. Baskara juga tak lupa melambaikan tangannya saat Kiran perlahan pergi menjauh. Dalam beberapa keterangan pun Kay membaca jika Baskara sempat membelikan makanan untuk Kiran dan mereka terlibat makan bersama diruang kerja Kiran. Sungguh informasi yang mendetail.

- Thanks Erick.

Tulis Kay dengan cepat. Sejak pertama melihat Baskara Kay memang tak memiliki perasaan apapun tapi lama kelamaan dari cerita Kiran dia merasakan sesuatu yang berbeda dari perhatian yang diberikan baskara bahkan pada saat pernikahannya Baskara seperti bisu dan enggan menyapa dirinya. Memangnya Kay punya salah apa?. Belum juga selesai membaca semua informasi itu panggilan masuk berdering dan ada nama 'Ibu negara' di layar ponselnya. Kay tersenyum.

- Halo baby...

- Tumben belum telepon aku.

- Maaf, aku baru selesai beres-beres dulu sayang.

- Habis ngapain?.

- Habis praktek masak aja sama temen-temen. Kamu sehat?.

- Sehat. Tumben banget nanyanya gitu?.

- Kan sekarang kemana-mana bawa anak. Kali aja cape. Eh perut kamu udah gede belum?

- Udah lumayanlah keliatan ibu-ibu hamilnya.

- Masih oke kok.

- Masa?

- Iya bener.

- Eh iya sayang, kamu inget kan waktu bulan kemarin kita sempet cerita soal rencana kerjaan aku, rencana kamu bawa aku kesana, rencana lahiran aku.

- Iya terus?.

- Baskara nawarin aku WFH kalo aku ikut kamu.

- WFH gimana?.

- Aku ga perlu resign, dia ngijinin aku kerja online gitu di Australia.

- Masa sih?emang ga ribet?kamu juga harus ketemu dong sama orang-orang penting nanti.

- Kan aku punya tim.

- 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar.

- Gapapa, lagian kita balik lagikan?.

- Kenapa dia baik banget sama kamu?.

- Ya mungkin karena kita punya misi dan visi yang sama belum lagi mungkin....kerja aku kepake.."

- Apa ga cape, ngurus anak sambil kerja?

- Kita bakalan sewa nanny kan disana?

- Iya tapi...

- Aku seneng kerja disini Kay, tempat ini tuh kaya hobi aku semuanya kumpul. Saking enjoy-nya aku ga pernah ngerasa lagi kerja setiap hari. Kerjanya juga ga berat-berat kok aman buat ibu hamil kaya aku.

Perkataan Kiran membuat Kay terdiam. Kalo dipikir-pikir gara-gara dia membuat Kiran hamil karir Kiran jadi hancur dan jelas karir itu adalah impiannya tapi.....dengan semua foto dan informasi dari Erick, Kay punya ketakutan tersendiri tentang Baskara terlebih Kay tak pernah ada disana.

- Kay...

Panggil Kiran lagi.

- Iya boleh.

Kay dengan senyumannya meskipun dalam hatinya ada beribu kata tidak tentang ide itu. Ini jelas bukan hal yang baik tapi...jika Kiran marah tentu itu akan berpengaruh pada kehamilannya jadi...Kay putuskan untuk menjawab Jay.

****To be continue