Jantung Ara berdegup saat kakinya mulai memasuki area rumah sakit. Aroma khasnya pun kini tercium seakan menyambut kedatangannya. Dariel yang berada disampingnya mencoba bersikap tenang dan menyemangati Ara meskipun sejujurnya dia juga gugup. Setelah pemikiran yang cukup panjang akhirnya Dariel memutuskan untuk menerima ide Ara melakukan program bayi tabung. Awalnya dia memang ragu tapi untung saja berkat bantuan katerina yang merupakan seorang dokter dia sedikit banyaknya dapat mengetahui gambaran proses bayi tabung namun memang dia tak tahu apa yang akan dihadapi saat program nanti. Dariel dan dan Ara mengikuti short protocol yang biasanya memakan waktu sekitar 1 bulan. Proses pertama yang mereka lalui disebut proses screening atau seleksi pasien. Tujuan dari proses ini adalah untuk melihat apakah mereka layak untuk mengikuti program bayi tabung atau tidak. Hal ini Ara lakukan di hari kedua haid. Dariel dengan sabar menjalani seleksi ini. Berbagai macam tes mulai dia ikuti termasuk mengetes kualitas spermanya. Selain itu mereka melakukan tes HIV AIDS, Hepatitis, Torch untuk Ara dan lain sebagainya dan hasilnya keluar pada hari itu juga. Mereka sendiri dinyatakan sehat dan bisa masuk ketahap selanjutnya. Sang dokter yang bernama dokter Wira membuat jadwal terapi harian sampai saat pengambilan sel telur dan transfer embrio. Jadwal ini masih bisa berubah tergantung kondisi pasien, tapi paling tidak ada gambaran tentang program yang dijalankan. Selesai dengan semua pemeriksaan dan lainnya mereka masuk ketahap stimulasi indung telur. Cara menstimulasi indung telur adalah dengan menyuntikan hormon dengan dosis tertentu setiap hari. Perlakuan ini biasanya dilakukan antara 8-12 kali, tergantung perkembangan sel telurnya. Sebenarnya penyuntikkan ini bisa dilakukan sendiri dirumah dan caranya pun relatif mudah karena sebelumnya Ara diajarkan oleh sang suster. Dia cukup menyuntikkan di perut bagian bawah, 2 jari dibawah pusar. Untuk pertama kali Ara dan Dariel sama-sama tak berani oleh karena itu mereka memilih untuk meminta suster datang kerumah mereka namun hal itu hanya berlaku selama 3 hari saja karena selanjutnya Dariel sudah mulai berani untuk menyuntikkannya pada sang istri.
"Sabar ya sayang..." Begitulah ucapan Dariel setiap kali dia selesai menyuntikkan Ara. Dia juga menambah kecupan kecil di kening Ara sebagai penyemangat agar Ara tak merasa lelah. Sejak mengikuti program ini, Ara memang melonggarkan jadwal kerjanya bahkan dalam seminggu dia bisa 3 atau 4 kali pergi ke kantor itu pun kadang hanya setengah hari. Dia benar-benar menunjukkan keseuriusannya ingin memiliki anak begitupun Dariel yang siap hadir saat Ara memintanya menemani ke dokter untuk pemantauan pertumbuhan folikel atau cairan yang berisi sel telur di indung telur. Tujuannya untuk melihat jumlah sel telur yang terbentuk dan perkembangannya, sudah matang atau belum. Itu sebabnya selama program, tiap 4 hari Ara dan Dariel harus konsultasi dokter untuk melihat pertumbuhan folikel. Dari hasil tersebut diketahui pertumbuhan folikel cukup bagus dan jumlah sel telur yang ukurannya besar cukup banyak sehingga suntikan Ara ditambah 1 lagi untuk mencegah sel telurnya pecah secara alami. Jadi 2 kali suntik tiap malam.
****
Setelah banyak serangkaian proses yang dilakukan Ara akhirnya hari itu tiba. Hari pengambilan sel telur (ovum pick up/OPU). Saat OPU ini Ara dibius total. Tindakan OPU-nya sendiri berlangsung sekitar 35 menit. Pengambilan sel telur dilakukan dari vagina. Pada hari yang sama, diambil juga sperma milik Dariel. Saat dirumah sakit Dariel tidak sendirian ada Jesica dan Kenan yang datang untuk melihat putri kesayangan mereka. Keluarganya itu menunggu sampai Ara tersadar. Kenan dengan sigap langsung mengambil air putih untuk anaknya sementara suster mulai memeriksa keadaan Ara.
"Ini langsung pulang atau gimana sus?" Tanya Kenan.
"Coba Bu Ara bisa duduk?" Tanya suster membuat Ara perlahan bangkit.
"Coba bisa berdiri Bu?" Tanya suster lagi dan kali ini Ara berusaha berdiri namun terlihat dia sedikit kehilangan keseimbangan membuat Dariel segera menangkapnya takut-takut Ara malah jatuh.
"Ada yang dirasakan Bu?"
"Sedikit pusing.." Keluh Ara yang membuat Kenan menyarankan untuk menunggu atau bahkan menginap saja sehari sampai kondisi Ara sedikit membaik. Dia tak mau jika sekarang Ara pulang dan terjadi sesuatu dirumah. Ara berbaring lagi dengan kondisi yang masih lemas mungkin efek obat biusnya. Dariel dengan setia duduk disana sambil mengusap pelan rambut Ara.
"Apa ada yang sakit?" Tanya Dariel dan dijawab gelengan.
"Ya udah kamu istirahat.." Perintah Dariel disambut anggukan. Sebenernya Ara merasa mual-mual sekarang bahkan tidak ada nafsu makan padahal makan siang sudah tersedia. Kenan, Jesica dan si kecil Kris hanya bisa menatap pemandangan itu. Rasanya tak tega jika melihat anak perempuan mereka lemas seperti itu. Ini adalah perjuangan Ara dan Dariel untuk memiliki momongan. Kelak anak mereka harus tahu dan punya rasa hormat pada mereka.
"Riel mau istirahat?makan dulu sana biar Daddy yang jagain."
"Nanti aja dad..." Dariel dengan senyumannya. Kenan mengerti dalam keadaan seperti ini tak mungkin Dariel bisa meninggalkan Ara apalagi makan dengan tenang. Yang ingin dia lakukan pasti mendampingi Ara.
"Udah kasih tahu bapak hari ini Ara ada operasi?"
"Udah mom tapi bapak sama Ibu lagi di Surabaya ketemu kerabatnya."
"Oh..ya udah nanti kabarin lagi takutnya mereka juga cemas."
"Iya mom.."
"Mom...makan mom..."
"Iya-iya ayo makan..."
"Pingin itu..." Tunjuk Kris pada tempat makan Ara.
"Itu punya kakak, ga boleh. Kita kedepan aja yuk cari makan. Kalo ga salah ada chicken loh kesukaan Kris."
"Mau..."
"Ya udah Riel, Daddy sama mommy kedepan dulu ya. Kalo ada apa-apa kabarin."
"Iya Dad..." Dariel masih mengusap pelan rambut Ara berharap Ara bisa beristirahat dengan nyaman.
"Kakak sakit mom?"
"Engga, kakak cuman lemes.."
"Mudah-mudahan aja langsung berhasil. Ga tega Mas kalo harus liat kakak berbaring ditempat tidur kaya gitu."
"Jangan khawatir Mas. Itu cuman efek obat biusnya aja."
"Liat kakak lemes aja Mas ga tega apalagi liat kakak sakit."
"Sabar Mas, supaya kakak ga penasaran. Dia pingin coba ini itu. Kali aja yang sekarang berhasil." Jesica mengelus punggung suaminya sementara Kris yang ada dalam gendongannya hanya bisa memainkan pesawat kecil yang ada ditangan sementara itu dari hasil OPU Ara, diketahui dia memiliki 9 sel telur namun hanya 4 yang bagus. Mereka memutuskan untuk melakukan pembuahan dengan cara ICSI (Intra Cytoplamic Sperm Injection) kemudian mereka memutuskan untuk melakukan transfer 3 embrio dengan kualitas excellent. Tapi tentu saja hal itu tak langsung dilakukan. Transfer Embrio baru dilakukan setelah 4 hari pasca OPU. ET berlangsung cepat dan saat itu Ara dalam kondisi sadar. Dari proses ini Ara dan Dariel tinggal menunggu selama 14 hari untuk mengetahui apakah janin yang ditanam itu berkembang atau tidak. Ya...semoga saja ini adalah jalan mereka untuk memiliki anak.
****To be continue