Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 230 - Hutang ice cream

Chapter 230 - Hutang ice cream

Kay dibuat kesal bukan main. Baru juga dia membuka medsosnya. Terlihat akun Kiran mengupload foto kebersamaannya dengan Bayu. Banyak komentar yang mendukung hubungan mereka membuat Kay semakin dibuat panas. Dia menyimpan Handphonenya kasar diatas meja. Dia cemburu atau tepatnya marah, sangat marah. Kini Kay meraih Handphonenya lagi dan mencoba menghubungi Kiran namun tak diangkat oleh wanita itu. Jelas saja Kay semakin dibuat tak karuan oleh sikap Kiran. Dia berdiri sekarang, memegang dengan kuat pagar balkonnya bahkan sepertinya jika dia seorang superhero, dia yakin pagar itu akan runtuh oleh kepalan tangannya sendiri. Belum reda marahnya kini mata Kay tertuju pada balkon seberang melihat Alyssa keluar dengan gelas ditangannya.

"Ada anak itu..." Kay berguman sendiri merasa segar ketika melihat wajah Alyssa. Awalnya Kay hanya memandang wajah Alyssa hingga dia kepikiran sesuatu. Kini dia melangkah kakinya menuruni anak tangga. Dia segera meraih kunci motornya, menjalankannya dengan cepat tak peduli dengan tampilannya saat ini yang hanya menggunakan celana pendek dengan kaos polos warna hitam. Begitu sampai ditempat yang dituju dia segera memakirkan motornya. Matanya langsung mencari kearah rak freezer yang menampakkan deretan ice cream yang sepertinya enak jika dinikmati di hari yang cukup panas ini. Kay mengambil beberapa ice cream lalu membayarnya di meja kasir. Tak ingin ice cream itu mencair Kay kembali melaju kencang dengan motornya. Dia memarkirkan terlebih dahulu motornya digarasi rumah setelah itu dia berjalan keluar menuju rumah tetanggannya. Tangannya menekan bel dan tak lama seseorang keluar. Itu adalah satpam yang sama saat menyambut Jay waktu itu.

"Alyssanya ada?"

"Ada Mas, temennya non Alyssa ya?" Ucap satpam yang sudah tak asing dengan wajah Kay yang dia kira adalah Jay.

"Iya.."

"Masuk Mas…" Satpam itu ramah lalu mengarahkan Kay menuju ruang tamunya. Sang Satpam memberitahu pembantu rumah jika ada tamu yang mencari majikannya. Kay duduk diruang tamu sambil sesekali melihat kantong plastik yang terasa dingin.

"Tumben…" Sambut Alyssa dengan senyuman mengembang di bibirnya. Dia tak percaya seorang Kay main kerumahnya.

"Nih…hutang gw." Kay menyodorkan kantong plastik.

"Apaan?" Alyssa membuka lebar kantong plastik itu yang langsung memperlihatkan bungkusan ice cream.

"Banyak bener."

"Soalnya udah kepending dari 2 hari lalu jadi gw kasih beserta dendanya." Perkataan Kay membuat Alyssa tertawa kecil sekarang.

"Lu ada syuting ga?"

"Ada tapi nanti sore, kenapa?"

"Temenin gw ngobrol." Ucap Kay membuat Alyssa tertawa ngakak seolah meledek.

"Ini Kay kan?Kay yang suka marah-marah itu?kepal lu kemarin ada kejedot atau apa gitu?"

"Bukan. Gw Jay."

"Aneh banget."

"Ya udah kalau sibuk, gw balik."

"Eh…gitu aja pundung." Alyssa segera menahan langkah kaki Kay.

"Ya udah ayo diatas aja…"

"Emang gapapa?"

"Ga papa. Ayo.." Alyssa membimbing Kay untuk lebih masuk kedalam rumahnya. Dilihatnya Tangga yang melingkar. Kay menaikinya perlahan seakan mempersilahkan sang punya rumah untuk berjalan terlebih dahulu. Alyssa membawa Kay ke tempat dimana dia duduk tadi. Atas balkon yang langsung menghadap kearah rumah Kay.

"Duduk, mau minum apa?"

"Air putih." Kay menyeret kursi besi warna gelap sementara Alyssa segera memberitahu pembantunya untuk mengambil air beserta cemilan.

"Engga ke café?"

"Nanti mungkin sorean."

"Kenapa?"

"Panas diluar, makannya gw beliin ice cream juga."

"Ini mau ga?gw ga mungkin habisin sebanyak ini kan?"

"Buat lu aja." Ucap Kay tanpa ragu. Dia tak enak jika harus memakan kembali makanan yang diberikannya. Pembantu Alyssa datang dan meletakkan minuman serta makanan yang diminta Alyssa.

"Bi…simpenin dikulkas ya, tolong.."

"Iya non.."

"Syuting apa sore-sore?"

"Jadi bintang tamu, tonton dong."

"Sore gw ke café mana ada waktu tontonin lu."

"Ya dicafelah.."

"Males banget, mending gw layanin pelanggan gw."

"Gw juga termasuk pelanggan lu kan?"

"Ya tapi lu ga disana."

"Nanti gw main lagi."

"Jangan. Nanti lu ngomel lagi."

"Bukan ngomel hey, itu masukan."

"Makan ice cream gimana sih?belepotan." Kay mengambil tisu dan dengan refleks mengusap mulut Alyssa yang duduk disampingnya. Alyssa terkejut dengan tindakan Kay sementara lelaki itu masih saja santai sampai matanya menatap mata Alyssa. Tubuh Kay seperti membeku layaknya ice cream yang dia beli tadi. Terik matahari tak mampu mencairkan suasana romantis yang terjadi diantara mereka hingga dering ponsel Kay membuatnya tersadar untuk segera menjauhkan badannya. Itu Kiran.

- Halo

- Kamu tadi telepon ya?maaf aku tadi lagi sama Bayu.

- Hem.

- Ada apa?

- Ga ada apa-apa.

Kay kini mulai berdiri dan berjalan menjau dari tempat Alyssa duduk.

- Bohong.

- Kamu ngapain sih mesra-mesraan terus sama Bayu, bukanya mau diputusin?

- Engga, aku ga mesra.

- Jangan coba-coba bohong ya. Aku liat di IG kamu.

- Oh…itu, itu Bayu yang upload pake HP aku.

- Ya tetep aja sebelum di upload pasti foto dulu.

- Foto lama kok.

- Lagi rayain anniversary ya? Selamat.

Kay mengucapkan caption dalam foto itu dengan nada sindiriannya.

- Hm…Kay maaf.

- Jangan-jangan ini lagi alesan kamu ga putusin dia. Mau rayain dulu?

- Engga. Aku ga nyadar malah. Kamu kan tahu aku bukan tipe yang ngerayain hal yang begituan. Ulang tahun aku aja kadang aku lupa.

- Udalah Ran ga usah temuin aku lagi.

- Maksud kamu?

Jangan temuin aku dulu sampai kamu bener-bener putus dari Bayu.

- Kay…jangan gitu dong sayang.

- Sayang?kamu tuh ga sayang sama aku.

- Bentar lagi…..aja, Kamu bilang kamu mau sabar nungguin aku.

- Sabar aku sampai akhir bulan tapi nyatanya kamu yang ga nepatin janji kamu.

- Aku kan udah jelasin kenapa.

- Pokoknya kamu boleh ketemu aku sampai hubungan kamu sama Bayu bener-bener selesai.

Perkataan Kay disambut diam oleh Kiran dibalik telepon.

- Ran….kalaupun sampe kamu ga nemuin aku lagi. Aku ga pernah nyesel tentang kejujuran aku sama kamu. Aku cuman pingin yang terbaik buat kamu. Aku sayang kamu Ran. Makasih.

Kay langsung menutup teleponnya tanpa menunggu Kiran berbicara lagi. Dia kembali duduk disamping Alyssa yang memandangnya aneh. Ada raut kesedihan diwajah Kay yang terlihat jelas oleh Alyssa

"Kenapa?"

"Ga papa." Kay berbohong. Dilihatnya lagi layar handpone yang menunjukkan nama Kiran. Ya…dia menelpon lagi.

"Kenapa ga diangkat?"

"Nanti aja."

"Pacar?"

"Ga jelas."

"Oh…TTMan ya…"

"Bukan."

"Kenapa sih?cerita dong."

"Comlicated pokoknya."

"Mumpung masih ada waktu nih sampe sore. Gw terpercaya kok ga akan gw sebar-sebarin ke orang lain."

"Dih kepo."

"Bukan kepo, sebagai teman yang baik apa salahnya gw tahu, siapa tahu gw punya solusi."

"Jangan sampai tidur kalo gw cerita."

"Iya engga." Alyssa penasaran. Kay mulai menceritakan kisah cintanya bersama Kiran. Dia bercerita dari awal mereka bertemu, mereka pacaran, mereka putus, dan akhirnya kembali bersama. Ada 2 bagian yang membuat Alyssa terkejut. Pertama, dia kaget jika Kiran adalah anak dari mantan pacar ayah Kay dan kedua, dia tak menyangka Kay rela menjadi yang kedua hanya demi mendapatkan kembali cinta sang mantan kekasih. Suara dering Handphone Kay kembali mengganggu. Mata Alysa langsung tertuju pada HP kay yang ia simpan diatas meja.

"Jangan diangkat…" Alyssa sambil memegang tangan Kay yang akan mengambil Handponenya.

"Biarin aja kaya gitu. Kamu udah bener kok ngambil sikap gitu. Biar kamu juga tahu sebenernya Ran itu lebih sayang kamu atau Bayu…" Alyssa berbicara dengan penuh keyakinan seakan dia pernah mengalami hal itu. Kay kini hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Alyssa dan menyetujui saran Alyssa tadi. Jauh diluar sana dua pasang mata sedang memperhatikan kejadian itu. Jay. Ya…dia yang baru saja pulang dari kuliahnya sempat melihat ke arah luar balkon yang menampakkan kebersamaan Kay dan Alyssa bahkan tak peduli jarak yang begitu jauh dia dapat melihat jelas tangan Alyssa dan Kay saling bersentuhan dengan mata yang juga saling memandang dengan seurius.

"Siapa sih cewek yang suka cowok kaya anak kecil..." Jay bergumam dalam dirinya sendiri lalu berjalan lesu menuju kamarnya. Dia patah hati.

***To be continue