Sejujurnya sudah satu tahun belakangan ini Kay dan Kiran tak bertemu. Kay sibuk dengan jadwal kuliahnya sementara Kiran sibuk menyusun Skripsinya. Gara-gara kemarin dia pindah jurusan otomatis kuliahnya sedikit molor. Meskipun keduanya sibuk bukan berarti hubungan mereka menjadi renggang mereka masih sering berkomunikasi bahkan hampir setiap hari Kiran menyempatkan diri untuk membangunkan Kay yang sulit sekali bangun pagi. Kiran rela bangun lebih awal karena perbedaan waktu di Australia yang lebih cepat 4 jam.
- Ayo dong bangun sayang...
- Iya-iya ini aku udah bangun.
- Bohong. Udah aku tutup teleponnya paling kamu tidur lagi.
- Ini aku duduk nih..
Kay mengarahkan kameranya pada badannya. Dia hanya mengenakan celana pendek dengan tubuh yang polos tanpa baju. Tampak ototnya dan dada bidangnya yang seakan menunjukkan kedewasaan.
- Jalan ke kamar mandi, cuci muka dulu.
- Aku sekalian mandi aja sayang, kamu tidur sekarang.
- Bohong.
- Nanti aku kirim foto kalo udah mandi deh.
- Ya udah beneran ya, jangan tidur lagi. Awas loh bolos cuman perkara tidur.
- Engga. Kamu kapan sih kesini?kan sidangnya udah selesai tinggal nunggu jadwal wisuda aja.
- Kalo kamu rajin bangun pagi aku kesitu.
- Ya ampun segitunya, 2 tahun aku disini ga pernah kamu main. Paling ngandelin aku pulang, ga kangen apa?setahun ini kita ga ketemu.
- Kamu kesini pun sibuk banget sama bisnis kamu.
- Enggalah, aku kesana buat kamu, buat keluarga aku. Jangan ngomong gitu dong. Aku sayang kamu.
- Iya nanti aku kesana.
- Kapan?
- Rahasia.
- Kok rahasia?.
- Biar kamu ga nunggu-nunggu.
- Aku beliin tiketnya ya, aku cariin hotel deket sini. Mau sayang?.
- Hm....aku liat jadwal aku ya. Kalo oke aku kasih tahu.
- Ya udah bener ya, aku nunggu nih.
- Iya-iya sayang.
- Ya udah kamu tidur lagi, good night. I Love you.
- Good morning, I Love you too.
Kiran menutup teleponnya sementara Kay dengan malas berjalan menuju kamar mandinya seperti perkataannya tadi pada Kiran. Sudah 2 tahun ini Kay tinggal disebuah penthouse di kota Sydney. Dari dalam Kay dapat menikmati pemandangan Pelabuhan Sydney yang spektakuler. Ini adalah penthouse menakjubkan yang menawarkan gaya hidup resor perkotaan yang mewah dan nyaman. Hunian setinggi 20 lantai ini memiliki 242 unit apartemen. Dilantai dasar tersedia gerai retail, gym di lantai atas, dan kolam renang infinity di atap menara dengan pemandangan yang sangat indah. Penthouse mewah Kay itu memiliki tiga kamar tidur dengan dua lantai dan menangkap pemandangan Sydney Harbour, dari setiap kamar. Tangga yang melengkung menghubungkan ruang keluarga dengan atap pribadi yang telah dilengkapi dengan barbeque terintegrasi. Penthouse ini juga menyediakan sarana parkir untuk dua mobil, serta ruang penyimpanan yang sempurna untuk ruang penyimpanan wine, peralatan olahraga. Dari fasilitas itu tersirat jelas jika Kenan ingin hunian yang terbaik untuk anaknya disana. Meskipun Kay tak pernah meminta tapi orang tuanya itu bersikeras untuk membelikan segalanya disana padahal itu mungkin hanya berlangsung dalam beberapa tahun saja. Kenan berdalih sebagai investasi. Kay tentu bersyukur memiliki orang tua seperti Kenan dan Jesica. Dia bertekad ingin lulus tepat waktu dengan hasil yang terbaik.
***
Kiran sibuk mengecek kembali barang bawaanya. Apakah sudah semua atau masih ada yang tertinggal. Dia berencana pergi ke Sydney malam ini tanpa sepengatahuan Kay padahal baru tadi pagi dia bilang akan melihat jadwalnya. Rupanya Kiran ingin memberikan kejutan pada kekasihnya itu. Ijin Marsha dan Arby pun sudah Kiran kantongi.
"Ran...ayo. Ayah udah siap tuh.."
"Iya Bun aku kebawah.." Kiran mengambil kopernya dan segera bergegas menemui orang tuanya yang sudah siap mengantarnya ke bandara. Arby langsung membantu Kiran saat anaknya merasa kesusahan membawa koper.
"Makasih yah.."
"Udah ga ada ketinggal?"
"Udah yah.."
"Ya udah, yuk..." Arby masuk kedalam mobilnya diikuti Marsha dan Kiran.
"Nanti sampe sana jangan lupa kabarin ya Ran.."
"Iya bunda, aku pasti kabarin."
"Salam buat Kay."
"Iya Bun.."
"Udah berapa lama dia disana ya sayang?"
"Baru 2 tahun yah.."
"Ga kerasa ya, kamu mau lulus dia masih sekolah aja."
"Dia kan ngulang sama kaya aku yah..."
"Kemarin ayah main golf bareng sama bapaknya, katanya mereka juga baru darisana."
"Iya, Kay juga cerita. Tahu gitu bisa bareng sama om Kenan dan Tante Sica."
"Nanti kalo kesana lagi janjian aja sama mereka jadi ada temen."
"Ayah sama bunda juga kesana sekali-kali. Liburan gitu.."
"Bunda pinginnya ke Jepang Ran..."
"Bunda sukanya yang dingin-dingin."
"Iya modus sama ayah." Canda Arby membuat Marsha menatap suaminya.
"Udah lulus rencana kamu apa Ran?mau sekolah lagi?"
"Aku mau kerja yah, temen aku ada kenalan gitu disebuah perusahan majalah fashion gitu yah..."
"Wah bagus tuh, ayah gimana Ran aja maunya gimana."
"Iya makasih ayah..." Ucap Kiran yang sudah tak sabar untuk segera sampai di Australia. Dia belum bisa membayangkan bagaimana ekspresi kekasihnya nanti ketika dia sampai. Jelas-jelas ini adalah hal yang paling diinginkannya sejak kemarin-kemarin. Dilain tempat Kenan sedang menemani Kris yang belum juga mau tertidur padahal dia sudah meminum dua botol susu.
"Sayang, kemarin waktu main golf bareng Arby dia cerita Kiran mau ke Australia."
"Kapan?"
"Hari ini kayanya sayang, Mas tadinya mau bilang sama Kay cuman untungnya Arby bilang mau ngasih kejutan."
"Kenapa ya, anak-anak kok tahan pacaran LDR. Kalo aku ga bisa." Jesica mulai naik keatas ranjangnya dan melihat Kris masih sibuk menonton.
"Kangen terus ya sama Mas.."
"Bukan masalah kangennya, takut aja di bohongin. Ngakunya disini punya pacar disana engga."
"Emang Kay ada modelan begitu?"
"Mudah-mudahan udah taubat sih soalnya rajanya udah taubatkan?" Jesica melirik Kenan.
"Gimana?" Kenan senyum-senyum.
"Asli loh Mas Kay tuh emang mirip banget bapaknya. Dari bentukan wajahnya, sifatnya, nakalnya, cara ngomongnya sekarang-sekarang udah keliatan mirip Mas, ga salah deh waktu itu kita milih nama dia pake huruf nama Mas.."
"Jangan-jangan nih bocil juga bibit Mas ..." Kenan melihat kearah Kris dan mencubit pipinya.
"Daddy.." Protes Kris tak suka ayahnya mengganggu.
"Jadi kangen Kay..."
"Baru aja ketemu kemarin-kemarin.."
"Anak aku udah jadi bujang sekarang."
"Sedih lagi..."
"Bukan sedih, kayanya baru kemarin aku lahirin tuh anak kembar sekarang udah gede, udah punya pasangan masing-masing, tahu-tahu nanti nikah lagi."
"Untung masih punya si kecil nih." Kenan lagi-lagi mencubit gemas pipi Kris.
"Daddy..." Protes Kris lagi.
"Pipinya embul banget sih anak Daddy."
"Daddy perutnya embul."
"Enak aja. Udah ah tidur-tidur, jangan nonton tv aja." Kenan meraih remote tv dan mematikannya.
"Mommy..." Kris segera beranjak mendekati ibunya.
"Sini sayang, tidur..." Jesica segera mendekap Kris.
"Daddy juga mau dong dipeluk tidurnya.." Kenan ikut mendekat membuat Kris sebal karena terus diganggu.
***To Be Continue