Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 213 - Kepulangan Tiara

Chapter 213 - Kepulangan Tiara

Seminggu ini Jay disibukkan dengan Tiara. Dia benar-benar menemani Tiara dari hari pertama di berkunjung sampai sekarang, saat dimana Jay mengantarnya ke Bandara.

"Orang tua kamu dimana?kenapa ga sekalian aja tadi?"

Jay berdiri bersama Tiara di pintu keberangkatan.

"Katanya dianterin om makannya ga bareng."

"Ya udah aku tungguin sampe mereka datang."

"Jay..."

"Hm..."

"Makasih ya udah nemenin aku selama disini."

"Iya sama-sama. Lain kali kalo kesini bilang jadi aku bisa jemput. Tante Denakan keluarganya mommy juga."

"Iya nanti aku bilang. Udah dapet keputusan mau ke Jogja atau engga?"

"Belum. Aku nanya mommy sama Daddy malah makin bikin bingung."

"Kenapa?"

"Kalo mommy jawabannya tuh gantung antara ikhlas ga ikhlas biarin aku sekolah di Jogja. Kalo Daddy dukung aku buat pergi."

"Ya berarti kamunya yang bener-bener harus mutusin."

"Aku pusing nanti aja deh aku pikirin lagi. Eh..barang-barang kamu udah ga ada yang ketinggalan di mobil akukan?"

"Udah ga ada kok. Kayanya udah semua."

"Oleh-oleh?"

"Udah semua." Jawab Tiara yang dalam detik selanjutnya langsung mencium pipi Jay.

"Oleh-oleh buat kamu." Tiara dengan malu-malu sementara Jay masih diam menatap Tiara.

"Kamu harusnya bilang dulu. Ini depan banyak orang."

"Aku kan udah bilang kalo hal yang kaya gitu tuh dilakuin bukan diomongin lagian cuman satu kecupan aja. Bentar."

"Aku malu." Jay senyum sekarang. Tidak lama keluarga Tiara datang.

"Eh Jay masih disini?"

"Masih om.."

"Udah mepet ya sayang?"

"Iya, papah lama banget sama yang lain."

"Iya maaf tadi mamah pingin beli kue dulu."

"Ya udah Jay makasih ya udah anterin Tiara. Titip salam buat papah sama mamah."

"Iya om. Hati-hati dijalan ya om, Tante..."

"Iya Jay.."

"Bye Jay..." Tiara melambaikan tangannya begitupun Jay yang berdiam diri sampai keluar Dena dan Fahri menjauh dan hilang. Jay meninggalkan bandara seorang diri. Dia kini melajukan mobilnya menemui Jesica di restorannya. Sesampainya disana dia melihat ibunya sedang memasak dengan chef jacket warna hitamnya sementara Kris duduk disalah satu kursi bersama Katerina.

"Siang Tante..."

"Eh Jay. Katanya nganter Tiara tadi."

"Iya Tante. Kris sini sama Abang." Jay langsung menggendong Kris dengan mulut yang tampak belepotan.

"Tante sengaja kesini?"

"Iya tadi sekalian kumpul bareng Tante Dena sekarang lagi nunggu Tante Lala."

"Mommy masak daritadi?"

"Iya, kayanya mau bantuin bentar."

"Bang Je... num..." Kris dengan perlahan berbicara membuat Jay segera mengambilkan minuman.

"Abang kok ga bilang mommy mau datang sayang." Jesica datang dengan semangkuk makanan ditangannya.

"Tiba-tiba aja pingin kesini."

"Kris...makannya pelan-pelan." Jesica menghapus sedikit noda yang ada dalam mulut Kris.

"Mommy...." Kris memberikan sendok berisikan nasi padanya.

"Buat Kris aja, mommy kenyang." Jesica duduk disamping Katerina.

"Lala mana sih lama banget, jadi aja ga ketemu Dena kan."

"Masih dijalan kali.."

"Daritadi dijalan mulu ka.."

"Macet mungkin Kat..." Jesica yang setelah berbicara langsung melahap makanannya.

"Abang mau makan apa?"

"Aku pingin cemilan aja."

"Coba liat menunya sana terus pesen." Jesica lalu memanggil stafnya untuk mencatat pesanan yang diinginkan anaknya.

"Sekarang manggilnya Abang?"

"Iya Kat, katanya supaya Kris juga ngomong Abang. Pingin kaya Ara.."

"Eh gimana kabar Ara?udah isi belum?"

"Gw belum dapet kabar sih, malam ini baru mau ketemu."

"Bentar lagi lu jadi nenek dong."

"Iya, ga kerasa. Dulu jadi istri, jadi ibu, eh jadi nenek sekarang."

"Nenek modis. Ga ada nenek yang modelan begini. Orang nyangkannya lu ibunya lagi." Komentar katerina membuat Jesica senyum.

"Nanti mommy pulangnya bareng Abang aja ya jadi Daddy ga usah jemput."

"Iya mom..."

"Suami lu juga ikut kerja ya gw denger dari Alex."

"Iya Kat, ngurusin usaha peninggalan alm. papah sama mamah."

"Mom..aku pingin ke toilet.."

"Kris duduk sini samping mommy sayang..." Jesica menyeret kursi lalu membantu Kris duduk disana. Jay segera masuk ke dalam toilet untuk membuang urine yang sudah dia tahan sejak tadi.

"Jay?" Seseorang memanggil Jay yang baru keluar toilet. Jay memandangnya heran.

"Alyssa..."

"Oh kamu...." Jay santai meskipun sebenarnya dia sudah menunggu telepon dari Alyssa sejak kemarin-kemarin.

"Lagi ngapain?"

"Mau makan disini. Kamu?"

"Aku juga lagi makan disini. Ga nyangka ketemu disini."

"Ini restorannya mommy."

"Tante Sica?"

"Iya. Itu mommy..." Jay menunjuk ke arah Jesica yang sedang duduk.

"Komen kamu aneh banget."

"Udah baca?aku kira ga ketemu."

"Kamukan suruh aku pecahin teka-tekinya."

"Sampe sebulan?"

"Aku ada syuting jadi belum sempet ngasih tahu kamu kalo aku udah tahu."

"Berarti tugas aku udah selesaikan?"

"Belum."

"Apalagi?aku ga mau nonton flim kamu lagi."

"Kenapa?"

"Ya ga papa."

"Aku nelpon kamu nanti boleh?"

"Buat apa?"

"Pingin ngobrol aja."

"Ini lagi ngobrol."

"Ga seru banget di depan toilet."

"Ya udah kita tinggal duduk di meja aku. Bisa sambil makan, sambil ngobrol."

"Aku ga bisa."

"Kenapa?"

"Ada manajer aku."

"Terus?"

"Ya harus hati-hati aja. Takut ada kamera fotoin kita."

"Oh iya kamu artis." Jay menyinggungagi soal status Alyssa.

"Ya udah aku takut kamu mau makan. Kamu balik lagi aja ke meja kamu."

"Al..." Jay memanggil Alyssa lagi sebelum dia pergi.

"Iya.."

"Jangan lupa istirahat, kamu keliatan cape." Jay perhatian lalu segera pergi ke mejanya lagi dengan wajah malu-malu.

***

Dariel dan Ara baru saja sampai di kediaman Kenan. Kini keduanya mulai berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kris....." Teriak Ara saya melihat adik kecilnya bermain bersama Jay dan Kay namun dia hanya diam dan segera naik kepangkuan Kay.

"Kok gitu?ini kakak sayang..." Ara mendekat sementara Dariel menyalami Kenan dan Jesica.

"Kris itu kak Ara.." Kay memberitahu.

"Kaget kali, rambut kakak beda jadi ga tahu siapa."

"Rambut cuman dipotong dikit dad..." Ara kini menghampiri Kenan dan memeluknya.

"Kakak Gimana kabarnya?" Kenan dengan hangat menyambut kedatangan anak perempuan.

"Baik-baik aja. Daddy sama mommy?"

"Baik-baik juga. Daddy Kangen." Kenan mencium Ara sebelum akhirnya melepaskan pelukannya.

"Mommy...." Ara berganti memeluk ibunya.

"Gimana jadi istri? seru?"

"Susah.."

"Kok susah?"

"Harus bangun lebih pagi terus."

"Belum nanti kalo punya anak gimana? ga akan bisa tidur." Jesica ikut mencium Ara seperti yang dilakukan Kenan lalu melepaskan pelukannya. Belum juga duduk Jay langsung merentangkan tangannya.

"Kamu ngapain?"

"Aku juga pingin dipeluk." Pinta Jay membuat Ara cengegesan namun dia segera melakukan permintaan Jay.

"Aku kangen kakak, kakak jahat ga kesini-kesini."

"Iya maaf, suara kamu makin gede aja...puber lagi kamu?"

"Engga, biasa aja." Jay langsung berdehem. Ara melepaskan pelukannya lalu melihat ke arah Kay di Kris.

"Kamu ga mau minta dipeluk juga?"

"Engga."

"Abang Kay padahal yang nanyain kakak..." Sindir Kenan.

"Iya dad?Udah ngerasa sepi ya ga ada kakak?"

"Ya udah sini kalo mau peluk ga usah ngeledek."

"Dasar gengsian." Ara memeluk Kay pelan karena tahu ada Kris dalam gendongannya sementara Kay membalas pelukan itu dengan satu tangannya.

"Apa kak Dariel bikin kakak sedih?" bisik Kay pelan.

"Engga, kak Dariel bikin kakak seneng."

"Pantes kakak ga pernah pulang."

"Kamu nginep kesana, jangan nunggu kakak datang."

"Hm.." Kay melepaskan pelukannya.

"Ka....kak..." Kris berbicara sambil menunjuk ke arah Ara.

"Kris udah bisa ngomong mom?"

"Udah sedikit-sedikit."

"Sini kakak gendong." Ara segera meraih Kris dari gendongan Kay dan kali ini Kris mau.

***To be continue