Sementara itu dirumah Kenan yang masih kepikiran dengan kehamilan Jesica dibuat tak tak tenang. Kini dia duduk santai disofa kamarnya memperhatikan badan Jesica yang sedang mengayunkan anaknya. Dia mencoba mencari perbedaan fisik pada tubuh istrinya itu.
"Mas..Mas kenapa sih?kok liatnya gitu?"
"Ehm...engga, ga papa kok sayang.."
"Mas lagi pingin?"
"Eng..engga.." Kenan tertuduh sedang bernafsu. Matanya kini dia alihkan ke remote tv dan menyalakannya. Kenan berdiri mencari celana pendeknya dalam lemari namun pandangannya teralihkan lagi saat melihat Jesica menidurkan anaknya diatas ranjang dengan sedikit menungging.
"Mas apaan sih?kenapa?" Jesica menangkap basah lagi suaminya.
"Engga, ini Mas lagi cari celana pendek Mas. Mana ya?"
"Mana sini aku cariin." Jesica segera menghampiri suaminya lagi dan mencari celana pendek Jesica. Kenan mundur selangkah dan memperhatikan pinggul istrinya.
"Nih Mas.."
"Makasih.." Kenan dengan segera mengambil celananya sebelum dituduh yang lain lagi. Kini Kenan merangkak pelan ke arah ranjangnya, tidur disamping Kris. Tangan Kenan mulai meraih handphone dan mencari artikel mengenai kehamilan diusia 40-an. Meskipun ini bukan yang pertama tapi Kenan benar-benar dibuat gelisah jika itu benar-benar terjadi.
"Mas udah lama ga main kerumah ayah, kapan kita kesana?" Jesica bertanya namun tak dijawab Kenan.
"Mas.." Panggil Jesica lagi namun Kenan belum menjawab.
"Mas Kenan.."
"Eh iya sayang, kenapa?"
"Mas lagi ngapain sih?aku tanya kok ga jawab."
"Ini...HPnya bagus banget sayang, Mas lagi liat-liat aja.."
"Liat-liat HP sampe cuekin aku."
"Iya maaf, tadi kamu tanya apa?"
"Kapan mau kerumah ayah?"
"Lusa depan juga ketemu bahas pernikahan kakak."
"Oh...aku kira Minggu depan.." Jesica membenarkan rambutnya.
"Mau kemana sih yang?pake make up segala."
"Bukan make up, pake krim malem aja sama lip gloss."
"Ngapain pake lip Gloss segala?mau tidur juga."
"Supaya bibirnya ga kering aja. Cantik ga Mas?" Jesica memalingkan wajahnya ke arah Kenan.
"Cantik.." Kenan dengan wajah heran.
"Duh..aku lemes.." Jesica kini membaringkan badannya di sisi yang lain.
"Ya udah tidur sayang, cape.."
"Engga ah, masih pagi.."
"Terus mau apa?"
"Perut aku kenceng banget, kekenyangan kayanya.."
"Kenyang gimana?kamu cuman makan ice cream aja.."
"Aku ga ada nafsu makan banyak Mas.."
"Kenapa sih?sakit?besok kedokter aja yuk.."
"Aku butuh istirahat aja Mas.."
"Masa sih?udah 3 hari ini kamu kaya gitu sayang.."
"Mas, aku baik-baik aja"
"Sayang...Mas sedikit khawatir."
"Udah deh Mas, aku tuh ga nyaman kalo ke rumah sakit."
"Sayang.. anak-anak curiga sama kamu.
"Curiga apa?"
"Kamu hamil lagi." Perkataan Kenan disambut tawa oleh Jesica.
"Ngarang nih anak-anak."
"Mas jadi ikut-ikutan curiga yang, kamu aneh 3 hari ini, mana ada acara mual-mual. Sayang...seurius Mas ga suka kamu hamil lagi."
"Mas!!..." Jesica kini bangkit dari tidurnya membuat Kris sedikit bergerak karena terkejut.
"Kenapa?"
"Sejak ngelahirin Kris aku belum pasang KB loh Mas, duh aku lupa."
"Hah?!!kok bisa?Mas kira waktu itu kamu sekalian pasang. Jangan bercanda loh.."
"Emang aku keliatan bercanda?"
"Ya udah coba deh test.."
"Test apa?"
"Tes kehamilan.."
"Aku ga hamil Mas.."
"Ya makannya coba dulu, supaya yakin gitu loh. Kita kemarin-kemarin banyak ngelakuin hubungan itu, gimana kalo sampe jadi?"
"Ga mungkin Mas, umur aku udah segini..."
"Sayang, itu aja ada cewek umur 50an bisa hamil, apalagi kamu.."
"Mas..ini cuman karena aku kecapean, asam lambung naik aja.."
"Mas ga suka kamu hamil lagi ya.."
"Iya Mas, kita udah bahas ini."
"Ya udah mending tes atau Mas seret kamu ke dokter?"
"Aku belum beli test packnya.."
"Mas udah beli.." Kenan segera mengambil test pack yang tadi sempat dibeli oleh Kay.
"Nih coba cepet .."
"Mas sampe segininya?kapan beli ini coba?"
"Tadi, udah deh yang, cepetan ke kamar mandi sana."
"Orang aku ga mau pipis, apa yang mau di tes?"
"Kalo gitu minum yang banyak." Kenan segera mengambilkan air untuk istrinya.
"Mas..mas...rileks oke.." Jesica segera menghentikan aksi Kenan yang sedang mengisi gelas.
"Gimana Mas bisa rileks, kalo kamu hamil gimana?"
"Mas...kenapa sih emang?kalo aku hamil kenapa?segitu ga maunya Mas aku hamil lagi?"
"Bukan gitu sayang, Mas tuh..."
"Kalo pun aku hamil, ini anak Mas loh." Jesica memotong pembicaraan Kenan dengan nada kesalnya.
"Sayang, Mas masih kepikiran aja waktu kamu ngelahirin Kris. Mas ga mau kehilangan kamu."
"Aku bisa hamilkan karena Mas pingin gitu terus, masa aku tolak?"
"Karena Mas pikir kamu udah pasang alatnya."
"Jadi salah aku?"
"Engga, Mas ga nyalahin.."
"Tega banget ya Mas, kalo emang aku hamil dan Mas keberatan, aku yang bakalan urus anak aku sendiri." Jesica mengambil test packnya dan pergi ke kamar mandi sampai terdengar bantingan pintu. Selang beberapa menit Jesica keluar lagi.
"Nih liat aja sendiri." Jesica meletakkan test pack itu diatas meja riasnya lalu dengan cepat menggendong Kris dan berpindah ke kamar lain.
"Sayang..." Kenan mengejar Jesica namun istrinya itu tak peduli dan terus berjalan menggendong Kris yang terbangun dari tidurnya lalu menangis.
"Maksud Mas tuh bukan gitu.."
"Ada apa sih?" Kay membuka pintu kamarnya dan melihat pertengkaran orang tuanya begitupun Jay yang terganggu dengan suara tangisan Kris.
"Hamil tuh salahnya dimana sih mas!!!"
"Sayang kecilin suaranya, Kris nangis tuh."
"Aku kok yang bakalan urus Kris, urusin anak-anak.."
"Sini sayang.." Kenan mengambil Kris dalam gendongan Jesica.
"Lepasin!!"
"Dad...dad..." Kay segera berjalan ke arah ibunya.
"Kasian Kris sayang..."
"Mas ga usah tidur sama aku lagi, kalau ga mau aku hamil..!" Jesica kini masuk ke kamar tamu dan menguncinya disana.
"Kenapa sih dad?"
"Ga papa Kay, kalian masuk kamar lagi aja."
"Daddy apain mommy?mommy ga pernah marah kaya gitu." Jay kini mendekati ayahnya.
"Kenapa?kamu mau marah juga sama Daddy?"
"Aku kan nanya dad, mommy sampe sedih gitu kenapa?"
"Ini tuh urusan orang tua, kalian ga usah ikut campur."
"Dad kalo udah urusannya menyangkut mommy, aku perlu tahu.." Jay yang merupakan anak mami jelas membela Jesica.
"Oh aku tahu, Daddy ga suka mommy hamil?" Kay mencoba menebak dari perkataan yang tadi dia dengar.
"Dad..mommy kan ga salah kalo hamil.."
"Udah deh kalian diem, Daddy pusing." Kenan meninggalkan kedua anak kembarnya. Dilihatnya test pack yang masih terletak dimeja rias istrinya itu namun belum juga melihat hasilnya Kenan malah melempar alat itu ke arah tempat sampah.
"Test pack sialan!!" Maki Kenan sambil duduk dengan kesal.
***To be continue