2 Tahun kemudian....
Dirumah tampak sepi tak ada kedua anak kembarnya yang sudah melanjutkan kuliahnya di tempat yang mereka inginkan. Kini keseharian Kenan dan Jesica selain bekerja dan mengurus Kris adalah mengganggu Ara dan Dariel yang masih belum juga dikarunia momongan. Mereka terkadang pergi kerumahnya atau sebaliknya Ara dan Dariel yang berkunjung kerumah mertuanya. Mereka tahu Kenan dan Jesica kesepian.
"Ngeng....ngeng.." Kris memainkan mobil-mobilannya dengan penuh semangat, membelokkan setirnya ke kiri dan ke kanan.
"Kris jangan main disitu sayang ini Daddy lagi nonton.." Kenan protes tapi seolah sengaja Kris sekarang turun dari mobil dan melompat-lompat didepan tv.
"Jump... jump... jump..." Kris sambil tertawa.
"Eh sengaja ya..." Kenan segera berlari menghampiri Kris mengangkat anaknya itu.
"Pesawat siap mendarat..." Kenan mengayunkan Kris kearah Jesica dan menidurkannya disana.
"Geli...dad..geli.." Kris tertawa sambil memegang tangan ayahnya mencoba menghentikan apa yang dilakukan Kenan.
"Daddy lagi nonton diganggu ya..." Kenan terus menggelitik anaknya.
"Udah Mas, cape dia.." Jesica menarik anaknya dan membenarkan bajunya yang sudah tak karuan.
"Klis pingin naik pesawat mom.."
"Pesawat?mau kemana?"
"Awan."
"Awan?sini Daddy kirim ke awan." Kenan mengendong anaknya dan melempar kecil keatas membuat Kris berteriak senang.
"Gemes...Daddy..." Kenan duduk lagi dan memangku Kris dipahanya.
"Coba Daddy tanya ini siapa.." Kenan menunjukkan ke arah dada Kris.
"Klis.."
"Nama lengkapnya siapa ya?"
"Klisan...pamungkas....Adelald....izon...." Kris dengan pelan melafalkan namanya sendiri.
"Seazon sayang...kalo mommy namanya siapa ya?"
"Jesica...Malik....Adelald"
"Kalo Daddy siapa?"
"Mas..." Jawaban Kris membuat Kenan tertawa. Mungkin karena dia sering mendengar istrinya itu memanggil Mas sehingga pikiran Kris menangkap nama ayahnya adalah Mas.
"Mas?masa Daddy namanya Mas.."
"Nama Daddy Kenan Seazon sayang..." Jesica sambil mengusap keringat disekitar wajah anaknya.
"Mas Kenan izon." Kris mengulanginya lagi membuat Jesica senyum-senyum. Dia senang setiap kali anaknya mengobrol. Selalu ada hal lucu terselip disana.
"Ih lucu kamu ya..."
"Halo Kris..."Ara yang baru saja datang langsung berlari kecil menuju adiknya.
"Kalo ini siapa?"
"Kakak Ala.."
"Ara Kris.."
"Al...la.." Kris mengulanginya lagi dengan susah payah.
"Kok tumben ga bilang dulu mau mampir sayang.."
"Dariel mau main futsal diajak temen kantor jadi aku suruh transit dulu disini."
"Klis mau main futsal.."
"Emang tahu futsal apa?"
"Engga..."
"Dasar anak kecil, Futsal itu main bola.."
"Klis mau main bola.." Kris kini turun dari pangkuan ayahnya dan berlari mencari bola.
"Duh rumah berantakan gini sama mainan Kris.." Jesica sedikit mengomel melihat di depannya sudah penuh dengan mainan Kris yang dia bawa sementara Kris kini mulai menendang-nendang.
"Pelan-pelan nendangnya.."
"Daddy, daddy tangkap bolanya..."
"Mana sini, mana daddy tangkap..." Kenan segera meragakan gaya ala kiper lalu menangkap bola tendangan Kris yang lemah.
"Nginep ga sayang?"
"Engga mom nanti Dariel jemput lagi. Aku bosen dirumah sendiri. Kay gimana mom disana?"
"Ya gitu deh kak, udah ngerasa mandiri sekarang. Apa-apa ga mau dibantuin mommy. Mommy suruh duduk aja disana sampe masak pun mommy ga boleh."
"Baguslah, mommy ga boleh cape-cape, biarin aja dia."
"Kakak tengokin dong adiknya."
"Kalo harus ke Australia nanti deh mom cari waktu yang pas. Kebetulan aku ada dinas ke Jogja nanti sekalian deh aku tengokin Jay."
"Kapan?"
"Lusa Mom.."
"Ka, kakak ke Jogja naik pesawat ya?"
"Iya Kris..."
"Klis ikut Klis ikut...., Mom Klis ikut..." Kris melompat-lompat sambil mendekati ibunya
"Engga.."
"Ikut...Klis ikut naik pesawat mom..."
"Lain kali aja ya sayang, kemarinkan udah naik pesawat ketemu Abang Kay.."
"Klis sama kakak aja mom.."
"Kakak nanti kerja, Kris siapa yang urus?"
"Klis sendiri aja..."
"Eh...engga pokoknya."
"Klis Ikut..." Kris sudah menampakkan wajah sedihnya dan tak lama dia menangis.
"I...kut...Klis....i...kut....." Kris menangis.
"Nanti sayang..." Jesica segera menggendong anaknya namun Kris segera menjauh dan menangis.
"Sini sama daddy...." Kenan langsung memangku anaknya.
"Daddy tanya, Kris tahu ga artinya sendiri?" Kenan dengan lembut sementara Kris masih menangis.
"Sendiri itu artinya ga ada mommy ga ada daddy, udah bisa Kris tidur sendiri?ga ada Abang?ga ada mommy, ga ada Daddy?"
"Eng..ga, mom...mommy ikut....Klis...ikut..." Kris di sela-sela tangisannya.
"Tadi katanya mau sendiri?sekarang suruh mommy ikut, mommy cape sayang baru pulangkan kemarin dari Australia terus sekarang pergi lagi. Kasian mommy suruh istirahat dulu ya."
"Dad..Daddy i...kut..."
"Udah-udah berhenti nangisnya, cape.." Kenan menghapus air mata Kris.
"Nanti lagi ya ikut kakaknya, besok Daddy beliin mainan baru tapi berhenti nangisnya. Kita jalan-jalan cari pesawat baru.."
"Mas udah banyak ini mainannya.."
"Biarin aja daripada anaknya nangis."
"Klis pingin beli segini..." Kris menunjukkan 3 jarinya dan mulai mereda.
"Iya..Daddy beliin segini, udah ya jangan nangis..."
"Mommy...." Kris sekarang berpindah kepangkuan Jesica.
"Apaan nih?"
"Susu...."
"Tadi aja ga mau mommy gendong giliran mau susu nyamperin.." Jesica membenarkan posisi anaknya lalu meraih dot yang ada disampingnya.
"Ih...udah gede masih ngempeng aja pake gelas sana." Ledek Ara.
"Bialin.."
"Mommynya buat Daddy ...." Kenan segera merapat pada Jesica dan merangkulnya membuat Krisan menendang-nendang Kenan.
"Eh ga boleh nendang-nendang sama Daddy.." Jesica segera menghentikan kaki Krisan dengan tangannya.
"Dadddy sana...."
"Habis tadi marah sama mommy jadi mommynya sama Daddy aja.." Kenan semakin merapatkan diri membuat anaknya panas.
"Mommy punya Klis..."
"Engga, mommy punya daddy..."
"Sana...Daddy sana...." Kris kini bangkit dan mendorong Kenan.
"Mas..nanti nangis lagi loh."
"Kris bobo sendiri ya, mau?kamarnya kan udah ada tuh.."
"Engga, ga mau.."
"Nanti Daddy cariin tempat tidur mobil atau mau yang kaya pesawat?"
"Engga mau, ga ada mommy."
"Ih susah nih Kris, suruh berhenti Mimi susah, tidur sendiri susah..." Kenan gemas.
"Daddy tidul sendili aja..." Perkataan Krisan membuat tawa Jesica.
"Nyuruh-nyuruh ya..." Kenan menggelitik lagi badan Kris dan kali ini dia segera berlari menuju pangkuan Ara.
"Kakak...kakak...." Kris bersembunyi dibalik punggung Ara membuat Kenan susah menggapainya.
"Cium kakak dong kan udah ditolongin.." Pinta Ara dan tak lama bibir kecil Krisan mendarat di pipinya.
"Kakak lambutnya panjang..halum..." Kris mengusap pelan rambut Ara.
"Iyalah, kakak cantik ga?"
"Cantik, Klis cantik ga?"
"Kalo cowok bukan cantik Kris, tapi ganteng.."
"Klis gan....teng?" Kris mencoba mengingat dan mengulangi perkataan Ara.
"Ganteng dong..."
"Klis sayang kakak..." Kris menciumi kakaknya lagi membuat Ara tersentuh dengan ucapannya. Seandainya saja dia sudah punya anak mungkin anaknya bisa dia manja seperti Kris.
***To be continue