Chapter 300 - MBA 1

"Ran hamil dad.." Ucapan Kay membuat Kenan dan Jesica terkejut bukan main.

"Hah?!!!" Kenan dengan mata yang langsung melotot sementara Jesica dibuat lemas hanya dengan 3 kata itu. Kris masih terlihat bermain-main tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kris, main di kamar boleh?nanti mommy nyusul."

"Kamar?"

"Iya kamar bermain.."

"Oke. Ngeng....." Kris langsung menyetirkan mobil mainannya ke ruang bermainnya.

"Coba bilang sekali lagi Kay.." Jesica mencoba mendengarkan dengan seksama kali ini.

"A..aku hamilin Ran mom.."

"Kurang ajar kamu!!" Kenan langsung menampar anaknya itu dengan keras. Itu adalah hukuman pertamanya.

"Ya ampun Kay, mommy ga salah denger ini?hah?" Jesica tampak sedih kali ini, dia hanya terduduk dengan lemas.

"Bisa-bisanya ya kamu berbuat kaya gitu Kay?!apa Daddy ngajarin gitu?!!mau ditaro dimana wajah Daddy sekarang?!!wajah opa?!!hah?!!jawab!!!" Teriak Kenan.

"Ampun dad..." Kay memohon.

"Mommy salah apa sih sama kamu Kay?kok berani-beraninya kamu gini?"

"Mom..maafin Kay.." Kay beranjak kearah ibunya lalu bersujud diatas kakinya.

"Sujud-sujud sekarang kamu!!Udah kejadian kaya gini nyesel!!Pikiran kamu dimana waktu kamu lakuin kaya gitu?!!"

"Aku khilaf dad.." Kay sudah menangis kali ini.

"Udah berapa bulan?"

"Aku ga tahu dad.."

"Bisa-bisanya ya kamu hamilin!!!mau ngasih makan Ran apa kamu?hidup aja masih sama orang tua, pake uang warisan hah??!!!ngandelin usaha kamu?!!!Pikir dong Kay!!"

Kenan segera mengambil handphonenya. Dia menghubungi seseorang yang diharapkan dapat membantu.

- Halo yah.

- Kenapa Ken?.

- Ayah bisa ke rumah ga?ini penting Ken perlu ngomong.

- Kapan?

- Hari ini yah.

- Ada apa sih?.

- Pokoknya ayah kerumah, Ken butuh bantuan ayah sekarang.

- Ya udah, ayah siap-siap dulu.

Sang ayah mengiyakan dengan penuh tanda tanya. Mata Kenan kembali melihat kearah anaknya.

"Puas kamu bikin malu opa?!!!" Kenan meletakkan kembali handphonenya.

"Mom...maafin Kay mom..." Kay tak tega melihat ibunya menangis sementara Kenan bingung harus berkata apa nanti pada keluarganya apalagi keluarga Marsha.

"Jadi ini yang bikin kamu ngebet nikahin Ran?!!Gila ya kamu Kay!!Duduk kamu yang bener!!!tungguin opa." Kenan masih dengan nada kesalnya. Selagi menunggu orang tua Kenan datang Jesica masuk ke kamar anaknya.

"Kris, diem disini ya sayang, mainnya disini."

"Mom..mommy nangis?" Kris tahu ada air mata di pipi ibunya.

"Engga, mommy kelilipan aja."

"Klis mau main sama Abang mommy."

"Nanti ya sayang, Abangnya cape."

"Klis mau nonton kartun mommy."

"Iya, dikamar aja yuk mommy bikinin susu ya." Jesica pergi kedapur terlebih dahulu. Dia menyiapkan sebotol susu untuk anaknya kemudian mengantarnya ke kamar untuk menonton kartun kesukaan Kris.

"Nanti kalo ada apa-apa panggil mommy ya..."

"Mommy disini.."

"Iya ntar mommy kesitu. Mommy ke air dulu.."

"Jangan lama-lama..."

"Iya sayang..." Jesica menenangkan anaknya. Menjelang malam orang tua Kenan datang. Mereka melihat anak dan cucunya itu sedang duduk saling berhadapan.

"Ada apa sih Ken?kenapa nih?tegang gini?"

"Sini mah.." Jesica sudah menyiapkan kursi kosong untuk mertuanya.

"Kay kenapa sayang?kok wajahnya sedih gitu?"

"Dia udah bikin ulah mah.." Ken dengan nada kesal.

"Kenapa-kenapa?coba ceritain sampe ayah sama mamah harus datang malem-malem gini."

"Ceritain Kay..."

"Opa..Oma aku minta maaf, aku bikin malu keluarga. Aku..aku hamilin Kiran anaknya Tante Marsha."

"Apa?" orang tua Kenan serempak.

"Denger kan yah?gimana Ken ga marah, gimana Ken ga kesel. Dia ga kira-kira hamilin anak orang."

"Kiran itu cucunya Dani?"

"Iya yah, makannya aku suruh ayah kesini, ken bingung harus ngomongnya gimana nanti."

"Ya ampun, cucu Oma." Ibunda Kenan justru bersikap sebaliknya dia menghampiri Kay dan memeluk cucunya.

"Maafin aku Oma.." Kay sedikit merasa tenang.

"Kok bisa sih?"

"Ken juga ga ngerti yah, pasti nih kejadiannya waktu mereka berduaan di Australia. Ken ga tahu harus gimana sekarang, om Dani kan temen ayah."

"Udah berapa bulan?"

"Aku belum tahu opa."

"Kamu yakin itu anak kamu Kay?"

"I..iya opa.."

"Kiran ga ada punya pacar lagi?"

"Engga, aku yang pertama ngelakuin itu sama dia."

"Ampun ya kamu!!"

"Mas..udah Mas.." Jesica menahan Kenan yang akan melemparkan sandalnya.

"Kamu ngelakuin itu sekali dan dia langsung hamil?" Ayah Kenan terus bertanya seolah memastikan ini perbuatan Kay.

"Aku sama dia udah ngelakuin itu 4 kali, terakhir kita gitu aku ngeluarin di dalem.." Kay tanpa malu mengakui dosanya.

"Kay!!!" Kenan dibuat semakin tak karuan dengan pengakuan Kay.

"Mas..tenang Mas, dengerin ayah dulu." Jesica lagi-lagi menahan Kenan yang akan menghampiri anaknya.

"Ga ada jalan lain Ken, Udah kejadian ini ya udah tanggung jawab aja." Ayah Kenan dengan santai sambil menatap Kay.

"Aku ga enak sama om Dani belum lagi sama keluarga Marsha Yah.."

"Dani biar ayah yang urus kalian ngobrol sama keluarganya Marsha dan ini harus cepet diomongin sebelum perut Kiran makin gede."

"Aku telepon Marsha dulu." Kenan segera meraih handphonenya lagi dan tak disangka Arbi dan Marsha sudah menelponnya berkali-kali. Ken menjauh dari ruang keluarganya dan menghubungi Marsha.

- Halo Ken.

- Sha..maaf tadi ga keangkat.

- Ken, Ran ham...

- Aku tahu, maaf kayanya Kay bikin ulah. Kita pasti tanggung jawab sha. Aku boleh ngobrol sama Arbi?

- Iya bentar.

- Halo Ken.

- Halo bi, Ran udah cerita?

- Iya udah

- Maaf bi, Kay pasti tanggung jawab dan buat masalah ini boleh besok kita janjian ketemu supaya enak ngobrolnya?.

- Ga bisa, malam ini juga saya minta Kay kerumah.

- Oke-oke kita kesana.

- Kok bisa gini sih Ken?

- Iya bi, saya juga ga habis pikir kenapa bisa. Maaf...

- Ya udah cepet kesini

- Boleh sekalian ajakin mertua Arbi?ayah saya kebetulan temennya pingin ngobrol juga.

- Oke, saya tunggu.

- Iya bi makasih.

Kenan menutup teleponnya dan segera menghampiri keluarganya lagi.

"Aku udah ngomong sama Arbi malam ini juga dia minta kita kerumahnya."

"Ya udah kita kesana."

"Kamu denger ga Kay?!!"

"Denger Dad.."

"Tuh Kay denger kita kerumah Ran, opa ga akan marah sama kamu. Kalo kamu bener nyesel cukup tanggung jawab, Nikahin Ran, jadi bapak yang bener. Tanggung jawab sama semua perbuatan kamu. Udah kejadian kaya gini mau gimana lagi."

"Iya opa."

"Kalian juga, kok bisa kecolongan sih?punya anak cewek atau cowok tuh sama aja harus dijaga dari hal yang begini. Perhatiin dong jangan dikasih kebebasan gitu aja, boleh bebas tapi pantau dong sesekali, ini anak keluar jalur atau engga."

"Iya yah.." Kenan dan Jesica serempak.

"Kamu Ken jadi kepala keluarga harusnya lebih hati-hati dong, emang punya anak cuman sekedar ramenya aja? tanggung jawabnya juga harus kamu pikirin. Kamu masih ada 2 anak awas ya sampe kejadian gini lagi."

"Iya yah maaf.." Kenan kali ini tak mendebat perkataan orang tuanya.

***To Be Continue