Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 119 - Tak ada yang lain

Chapter 119 - Tak ada yang lain

- Halo

- Kak, aku....

- Ra, kamu kemana aja sih?aku coba hubungin kamu tapi ga pernah angkat, ada apa?

Dirga langsung memotong kalimat Ara tadi.

- Kita ga usah deket lagi kak.

- Loh?kenapa?soal Jay?kakak ga papa kok.

- Bukan, bukan cuman soal Jay. Ini salah Kak, aku ga mau gini, hubungan ini tuh udah terlalu jauh. Aku ga enak sama Tiara begitupun sama pacar aku. Aku sayang sama pacar aku. Aku ga mau dia ninggalin aku. Dia tahu aku sama Kak Dirga waktu itu ciuman.

- Pasti dari Jay.

- Iya, Jay yang kasih fotonya sama pacar aku.

- Ya udah terus gimana?udah terlanjur ini.

- Kak, tolong ya jangan salah paham, aku tuh ga pernah suka sama kak Dirga.

- Terus kenapa kamu ga tolak ciuman aku?

- Aku cuman kebawa suasana aja, itu ga pake perasaan apapun. Please kak, kakak juga harus hargai perasaan Tiara. Gimana kalo dia tahu?Jay bisa aja kan kasih tahu Tiara sekarang? Kasian dia kak.

- Aku juga ga mau ninggalin kamu, lagian Tiara udah tahu dan aku udah jelasin salah paham aja.

Dirga berbohong padahal jelas-jelas Tiara bercerita pada Jay jika Ara dan Jay menjebaknya.

- Kak maaf aku cuman sayang sama pacar aku. Kita tetep temenan tapi ga bisa sedeket dulu. Aku pingin jaga jarak aja lagian kasian Tante Lala atau tante dena kalo tahu. Ini aja mommy pusing karena udah tahu tentang kita.

- Tapi Ra...

- Please kak ngertiin posisi aku sekarang, ini bukan hanya baik buat kita tapi buat hubungan orang tua kita. Aku bener-bener ga enak sama mommy...

- Aku mau putusin Tiara demi kamu

- Aku ga pernah minta kaya gitu lagian aku ga mau juga. Aku sayang sama pacar aku.

- Tapi dia ga bisa ngasih yang kamu mau.

- Tapi dia selalu ngajarin aku banyak hal, dia ngertiin aku, dia juga baik sama adik aku terutama Jay. Aku ga bisa ninggalin dia.

- Ra...

- Udah dulu ya kak, bye..

Ara menutup teleponnya dan segera pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Kali ini dia akan pergi menemui Dariel.

***

Dariel sedang berkumpul dengan teman-temannya dirumah. Ada Gio, Chandra, Sandi, Farah,Mia dan Sonya. mereka asyik bermain uno sambil ditemani cemilan diatas meja. Sebenarnya Dariel tak terlalu menikmati permainan ini karena pikirannya masih memikirkan Ara. Kenapa Ara tidak masuk 3 hari ini?apa Ara sakit?apa dia terlalu kejam kepada Ara?Dariel terus berpikir. Kalo dibilang marah, tentu saja Dariel marah saat ini, dia juga kecewa dengan Ara, dia tak mengerti sampai hati Ara tega mengkhianatinya padahal dia sangat memikirkan Ara selama di Pekanbaru, dia berusaha lebih keras agar pulang lebih cepat tapi sesampainya disini kabar buruk malah dia dapatkan.

"Bu Ara ga masuk loh belakangan ini, kemana Can biasanya lu tahu." Tanya Sandi disela-sela permainan mereka.

"Siapa gw?emang gw bokapnya, mana tahu gw.."

"Udahlah biarin namanya juga anak owner bisa masuk kapan aja."

"Ya tapi mi gw perlu tanda tangannya, ini dokumen udah numpuk dimeja ." Protes Chandra.

"Sibuk pacaran kali sama cowok yang waktu itu." Sandi membuat Dariel melihat kearahnya.

"Lu kenapa Riel ? diem mulu.."

"Ga papa kok.."

"Masih Jet lag dari Pekanbaru?"

"Apaan sih udah lama juga "

"Ya udah giliran lu nih."

"Iya-iya." Dariel lalu memikirkan Block mana yang akan dia tarik.

"Kalau jatuh cuci piring ya.."

"Ya ampun udah gw tuan rumah kalian nyuruh gw cuci piring, dasar biadab." Gerutu Dariel dan siapa sangka hal itu benar terjadi. Semua Block plastik itu jatuh dan membuat Dariel harus mencuci piringnya.

"Sini gw bantuin.." Farah membawakan piring bersama Dariel.

"Udah rah ga usah dibantuin si mbo.." Canda Gio senang sementara Dariel hanya tertawa kecil.

"Ya udah kalian main lagi aja yang kalah ngepel ya." Tantang Dariel.

"Ayo kita cari bibi yang lain." Sandi semangat dan mulai menyusun Block tadi. Tidak lama suara bel terdengar.

"Lu bukain pintu sana."

"Apaan sih Can nyuruh gw, males ah, Lu san bukain sono.." Gio menolak.

"Apaan gw, cape ah.."

"Ya ampun pintu deket juga, udah gw aja." Sonya berdiri dan berjalan kearah pintu seketika Sonya terkejut karena melihat sosok Ara disana.

"I..ibu.." Sonya terbata.

"Darielnya ada?" Ara menghiraukan keterkejutan Sonya.

"A..ada, masuk bu." Sonya segera berlari menuju Dapur sementara Ara berjalan santai kedalam. Ini bukan pertama kalinya Ara bertamu dirumah Dariel.

"Riel, ada Bu Ara di depan." Sonya membuat yang lain terkejut sementara Dariel dengan tenang menghampiri Ara di depan.

"Kenapa?"

"Kita harus ngomong, Aku pingin jelasin Riel.."

"Udah ga papa, ga usah."

"Please Riel, dengerin dulu.."

"Ya udah, diatas aja ada temen-temen aku." Dariel lalu mengajak Ara berjalan kearah tangga sementara Ara mengikuti Dariel membuat teman-temannya yang melihat kejadian itu masih bertanya-tanya dan tak percaya jika Ara ada dirumah Dariel sekarang.

"Jelasin apa?" Dariel melihat kearah jendela luar yang menampakkan pohon dan dedaunan yang bergoyang akibat angin.

"Iya aku salah, aku salah deket sama kak Dirga. Aku emang ciuman sama dia, aku khilaf Riel maafin aku, Aku ga selingkuh sayang, aku ga pernah pacaran sama dia dibelakang kamu, cuman malem itu doang kita gitu dan lagian selama ini aku selalu bilang dan jujur kalo aku pergi sama dia, dijemput dia, main sama dia, aku ga pernah bohong kalo soal itu."

"Ga pacaran aja kalian berani berbuat kaya gitu..."

"Iya aku salah Riel, karena keinginan aku yang pingin bebas pacaran aku sampe kaya gitu. Aku tuh ngerasa kamu ga pernah seurius sama aku."

"Seurius?seurius yang kamu maksud tuh kaya apa?aku selama ini coba ngertiin kamu Ra.."

"Riel aku kan udah pernah bilang aku tuh ga nyaman pacaran diem-diem, aku tuh pingin kaya pasangan lain yang bebas, ga kaku kalo dikantor atau yang ga usah sembunyi-sembunyi kalo pergi kemana pun."

"Dan aku juga udah pernah bilang pacaran aja sana sama Dirga!" Dariel dengan keras.

"Riel Maaf..."

"Maaf?aku tuh udah peringatin kamu ya dari jauh-jauh hari Ra, harusnya kamu tahu dong maksud aku apa?jadi kejadian kan kaya gini?"

"Iya aku salah Riel, aku salah ga nurut sama kamu."

"Ra...salah aku ke kamu apa sih?Tega kamu ya Ra sama aku.."

**To be continue