Jesica belum bicara lagi dengan Kenan sejak semalam bahkan pagi ini dia tampak cuek dengan Kenan walaupun untuk sarapan Jesica masih melayani suaminya itu. Dia kini tampak duduk disamping suaminya tapi enggan untuk menoleh ke arahnya. Jesica hanya memperhatikan anak-anaknya.
"Dad...hari ini aku aku bareng Daddy ya..."
"Kenapa tumben?"
"Iya, aku mau bareng kak Dirga.." Ara membuat Jay menatapnya.
"Udah mulai deket ka?"
"Engga, dia minta tolong aja.."
"Kakak jangan deket-deket sama dia." Jay Protes kali ini karena dia tahu Dirga sudah punya pacar belum lagi waktu itu Ara sudah memperkenalkan Dariel padanya.
"Kakak kan udah...." Jay langsung mengerem mulutnya sementara Ara memberikan tatapan tajam.
"Udah apa Jay?" Jesica penasaran.
"Udah janji ga akan mainin cowok, Kak Dirga kan anak temennya mommy."
"Siapa yang mau mainin cowok, orang temenan doang."
"Kay kemarin pulang jam berapa?"
"Jam setengah 12 Dad.."
"Masih bisa kuliah apa pulang malem gitu?"
"Masih dad, aku ga mau bolos."
"Huh..tumben. Bukan ga mau bolos tapi pingin liat Dan kali.." Ara meledek.
"Apaan sih Kakak orang Ran hari ini ga ada kelas juga. So tahu.."
"Cie...kemarin malem update status segala foto sama keluarga Ran."
"Sirik aja nih kakak, sana cari pacar terus foto sama keluarganya." Kay melawan dan mengingatkannya kalau Dariel tak akan pernah bisa seperti itu. Ara terdiam sejenak.
"Jadi kemarin itu yang foto bareng sama kamu keluarga Ran?" Kenan mulai mencari tahu kebenaran tentang Marsha.
"Iya Dad, itu orang tuanya sama saudaranya yang lain."
"Nama ibu nya Ran Marsha bukan?" Jesica yang sudah tak tahan langsung mengarahkan pertanyaan utama pada Kay.
"Iya. kok mommy tahu?mommy kenal." Kay malah tersenyum ketika ibunya tahu tentang Marsha.
"Bukan mommy yang kenal tapi Daddy kamu." Jesica dengan nada kesal lalu keluar dari kursi makannya berusaha tenang dengan membereskan piring atau apapun yang sudah kosong di atas meja lalu pergi ke dapur. Ara dan Jay saling menatap menyadari ada yang tak beres dengan orang tuanya.
"Daddy kenal?" Kay masih belum peka dengan kekesalan ibunya.
"Iya, temen Daddy." Kenan dengan suara pelannya karena saat itu Jesica kembali datang.
"Oh temen Daddy coba nanti aku tanya sama Tante Marsha."
"Tanya aja, pasti dia tahu banget soal daddy." Jesica berkomentar pedas lagi di depan anak-anaknya.
"Sini Mas bantuin." Kenan mengambil sebagian peralatan makan kosong lainnya dan membawanya ke dapur.
"Udah dong yang, malu di depan anak-anak."
"Aku cuman wakilin Mas aja, Mas penasarankan sama kabar tentang Marsha?"
"Kok kamu mikirnya gitu?Mas kan cuman pingin tahu hubungan dia sama Ran tuh apa."
"Sekarang udah tahu terus mau apa? silahturahmi aja sana kerumahnya minta anter Kay."
"Ka..kok jadi kemana-mana sih mikirnya?"
"Mom...ini piring aku.." Jay melihat pertengkaran orang tuanya itu.
"Iya sayang, makasih." Jesica meraih piring itu membuat Jay kembali lagi ke meja makannya.
"Dad..ayo ntar telat lagi." Ara menyusul kali ini tampak wajah-wajah tegang kedua orang tuanya.
"Mas pergi dulu, hati-hati dirumah." Kenan mencium kening Jesica sebentar namun Jesica masih mematung disana.
"Mom..aku pergi ya.." Ara ragu tapi dia tetap mencium pipi ibunya.
"Hati-hati sayang." Jesica memeluk sebentar anaknya.
***
Sore ini Kay berkunjung lagi kerumah Kiran karena kebetulan Kiran meminta diantar untuk membeli peralatan make up nya jadi setelah selesai berbelanja Kay sengaja berdiam dulu dirumah Kiran dan penasaran apakah orang tua Kiran mengenal ayahnya.
"Mana Bunda kamu? panggilin dong."
"Panggilin?tumben mau ngapain?"
"Udah panggilin dulu."
"Ya udah Bentar." Kiran segera mencari ibunya dan tak lama Marsha pun datang dengan Kiran.
"Kenapa Kay?"
"Tante..Tante kenal sama yang namanya Kenan ga?" Pertanyaan Kay sontak membuat Marsha terkejut. Darimana anak itu tahu tentang mantan pacarnya itu.
"Kenan Seazon?"
"Iya bener tante.."
"Iya kenal, kenapa?kok Kay tahu?"
"Itu nama Daddy." Kay dengan tegas.
"Daddy?maksud kamu orang tua kamu?" Marsha tak percaya bahkan dia mempertanyakan kembali.
"Iya Tante, Kenan orang tua Kay, katanya Daddy temen Tante. Aku juga baru tahu tadi pagi.."
"Bun bener?"
"I..iya, Ken temen bunda.." Marsha masih dilanda rasa terkejutnya.
"Wih..ga nyangka bunda temenan sama daddynya Kay."
"Dulu satu SMA bareng.."
"Oh... pantes, kenal mommy dong Tante.."
"Jesica?"
"Iya bener tante.."
"Ya udah salamin aja ya buat Daddy kamu."
"Iya tante, kapan-kapan main aja ke restorannya mommy, Ran tahu kok nanti Kay ajakin Daddy sama mommy."
"I..iya Kay.."
"Ya udah Tante cuman itu aja kok yang pingin Kay tanyain."
"Tante masuk lagi ya.."
"Iya tante.." Kay senyum-senyum karena senang ternyata orang tua mereka saling mengenal tanpa tahu hubungan seperti apa dulu yang pernah terjalin antara kedua orang tua itu.
"Aku beneran kaget loh Daddy kamu sama bunda temenan."
"Apalagi aku, pas mommy nyebut nama bunda kamu aku ga nyangka. Jalan makin kebuka lebar nih."
"Jalan apaan?"
"Ya jalan ...apa gitu..." Kay senyum-senyum sendiri.
"Jalan apa sih Kay?"
"Jalan seuriusin kamu.."
"Duh lulus aja belum udah main seuriusin."
"Kalo aku udah lulus emang boleh?"
"Lulus S3 dulu baru boleh.."
"Kok harus S3?"
"Iya, pas S3 umur kamukan udah dewasa."
"Dewasa itu ga dilihat dari umur juga Ran."
"Emang ngerasa udah dewasa?"
"Ya belum tapi seengaknya aku kan udah usaha terus buat ngertiin kamu."
"Iya, kamu tuh emang penyabar....banget."
"Besok kamu ke kampus kan?aku jemput ya.."
"Iya besok aku ada kelas pagi terus pulangnya aku kumpul BEM dulu ya jadi kamu jemput sore aja.."
"BEM?duh udah males kalo denger kata itu."
"Kenapa sih?orang cuman kumpul aja sayang.." Kiran menoleh sebentar ke arah Kay lalu menyentuh tangannya yang ada di kursi.
"Takut ada yang rebut kamu." Kay mengangkat tangan Kiran lalu menciumnya.
"Masa sih masih cemburu aja sama Zaki?aku kumpul banyakan kok."
"Iya aku percaya."
"Nah..gitu dong kan udah dewasa." Kiran memalingkan lagi wajahnya kedepan memeriksa peralatan make up yang dia beli apa sudah lengkap atau ada yang tertinggal.
"Aku pulang ya.." Kay siap-siap dan mencari tas nya.
"Tumben cepet banget.."
"Aku harus kerjain tugas dulu, materinya ada dirumah."
"Besok jangan telat loh Kay kamu suka kesiangan kalo gitu aku pergi sendiri."
"Iya engga, kamu bangunin dong telepon."
"Aku telepon ga pernah angkat, dasar kebo.."
"Iya-iya ntar aku pasang alarm keras banget jadi ga cuman aku yang kebangun seisi rumah juga kebangun." Canda Kay membuat Kiran ketawa.
"Sampein ke orang tua kamu aku pulangnya, bye.." Kay lalu pergi meninggalkan kediaman Kiran sementara dari atas diam-diam Marsha memperhatikan Kay yang sedang berjalan menuju mobilnya.
#Ken...kita perlu ketemu.
Marsha mengetikkan kalimat itu lalu dia kirim ke nomer Kenan yang sudah lama tak dia hubungi berharap nomer itu masih aktif.
****To be continue