Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 105 - Tak Percaya

Chapter 105 - Tak Percaya

"Kak makasih sepatunya aku suka.." Rafi mengobrol dengan Kay setelah acara usai.

"Iya sama-sama. Kalo suka jangan lupa dipake terus ya Fi."

"Kay makasih udah datang ya.."

"Iya om.."

"Repot-repot lagi kasih kado segala."

"Namanya juga ulang tahun om kurang lengkap kalo ga ada kado."

"Udah makan belum?"

"Udah kok om tadi."

"Ran pulangnya biar sama om aja kasian kamu udah malem harus nganterin."

"Padahal ga papa kok om."

"Udah kamu istirahat aja ya."

"Iya om, kalo gitu Ran sama Tante mana?Kay pamit sekalian."

"Tuh disana ga tau lagi ngobrol apa padahal mau pulang."

"Ya udah Kay pamit ya om, Fi kakak duluan.." Kay menyalami Arbi ayahnya Kiran lalu pergi menghampiri Kiran dan ibunya.

"Ran..aku pulang ya tadi ayah kamu bilang pulangnya bareng dia aja."

"Oh ya udah aku anterin sampe depan."

"Ga papa ga usah, Tante aku pulang ya.."

"Makasih Kay.."

"Sama-sama Tante." Kay menyalami Marsha lalu pergi disusul Kiran yang berjalan disampingnya.

"Aku bilangkan ga usah.."

"Ga papa, aku pingin anterin." Kiran tetap berjalan disamping Kay lalu tangannya bergelayut manja di lengan kekasihnya itu.

"Nih aku udah sampe, kamu masuk lagi .." Kay berdiri tepat di depan pintu mobilnya.

"Aku tahu kamu lagi marah, maaf.." Kiran menyadari kesalahannya.

"Iya, ya udah aku pulang.."

"Jangan cuek gini dong, ayo ngomong dulu Kay.."

"Kenapa sih harus banding-bandingin diri kamu sama cewek-cewek yang aku deketin dulu?aku kan ga pernah kaya gitu lagi, apa iya karena cuman pingin tahu?atau kamu ga percaya sama aku?"

"Iya maaf, aku ga maksud gitu. Aku emang belum percaya 100 persen sama kamu tapi sekarang udah percaya kok."

"Tuh kan, emang ada sifat aku yang bikin kamu ragu?aku udah nyoba buktiin ke kamu apapun loh."

"Iya-iya Maaf Kay." Kiran menggenggam kedua tangan Kay namun lelaki itu hanya diam lalu melihat ke arah lain.

"Kay..."

"Hm.."

"Maafin engga?" Kiran membuat Kay masih diam.

"Kay..."

"Iya."

"Ga ikhlas nih, Jangan marah Kay .."

"Mana bisa sih aku marah sama kamu."

"Meskipun kamu marah tadi kamu tetep bersikap baik sama siapapun, aku suka."

"Jangan kaya gitu lagi ya Ran, aku kesel kamu gituin terus. Usaha aku tuh kaya ga dihargain tahu ga sama kamu."

"Iya maaf sayang..."

"Ya udah aku pulang ya.."

"Sini aku kasih hadiah.." Kiran lalu mencium bibir Kay sebentar.

"Jangan gini dong, aku ga mau pulang nih."

"Ih buruan pulang sana." Kiran senyum-senyum.

"Aku anterin kamu aja ya.."

"Mana boleh, udah nurut aja sama ayah."

"Bentar banget sih, yang lama kek."

"Apanya?"

"Ah udah kamu ga tau kode."

"Lain kali.." Kiran menjawab membuat Kay memeluknya kali ini.

"Aku sayang kamu, ga ada cewek lain." Kay sesekali mengusap lembut punggung Kiran.

"Iya aku percaya. Sampe rumah kabarin aku ya."

"Iya sayang, aku pulang ya.." Kay melepaskan pelukannya kali ini dan mencium pipi Kiran sebentar sebelum benar-benar masuk ke dalam mobilnya dan pulang.

****

Kenan dan Jesica asyik menonton tv dikamar mereka. Jesica berbaring dipelukan suaminya sementara Kenan sesekali mengelus lembut perut besar Jesica yang katanya sedikit gatal.

"Jangan di garuk kasar gitu yang..." Tegur Kenan.

"Mas tangannya masuk jadi kerasa ngelusnya.."

"Pake selimut dulu.." Kenan mengambil selimutnya lalu menyingkap daster Jesica sampai ke dadanya lalu mengusap lagj perutnya.

"Kay udah pulang belum ya, dimana sih dia?" Jesica meraih HPnya lalu mencoba mencari kontak Kay.

"Kemarin kan dia bilang mau ke ulang tahun adiknya Ran, dia udah ijin kok sama Mas pulangnya malam." Kenan mengingatkan namun kali ini Jesica malah terkejut dan langsung duduk.

"Mas...kayanya aku kenal deh orang di foto ini."

"Foto apa sih sayang?" Kenan masih berbaring sambil menonton tv.

"Itu loh coba liat statusnya Kay.."

"Hp Mas jauh, coba liat dari HP kamu aja.."

"Nih, Mas pasti kenal banget..." Jesica memberikan HPnya dan membuat Kenan kini ikut duduk untuk memastikan apa yang diliatnya benar.

"Biasa aja kali liatnya, udah lama ga liat ya?" Sindir Jesica.

"Engga, bukan gitu mastiin aja."

"Makin cantik?"

"Bukan itu yang, ini bener Kay foto bareng dia?"

"Tanya aja sama anaknya." Jesica berbaring lagi dengan kesal sambil memunggungi suaminya. Kenapa disaat hidupnya tentram mantan terindah Kenan itu kembali sementara Kenan masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Mana sini HP aku, liat aja sendiri dari HP mas.." Jesica merentangkan tangannya namun Kenan tak memberikannya dia langsung membungkukan badannya untuk melihat wajah Jesica.

"Kamu kenapa sih jadi kesel gitu?"

"Engga.."

"Sini Mas usapin lagi perutnya.."

"Engga, ga usah, udah ga gatel.."

"Mas kan ga tahu sayang Ran ada hubungan sama Marsha.."

"Mas kaya seneng banget liat dia.."

"Engga sayang, Mas kaget aja. Marsha itu siapanya Ran?Mas penasaran aja kan di foto tadi banyak juga keluarga Ran yang lain." Kenan memberikan penjelasan sementara Jesica masih berpikir.

"Duh Mas pegel nahannya, kamu baringnya liat Mas dong.."

"Mas aja liat aku.." Jesica menolak lalu dengan segera Kenan berbaring disamping Jesica.

"Mas udah ga ada perasaan apapun sama dia yang. Dia udah jadi masa lalu Mas."

"Inget loh dia mantan 8 tahunnya Mas."

"Iya terus kenapa?Dia udah kalah jauh sama kamu. Kamu jadi istri Mas udah belasan tahu dia cuman 8 tahun." Kenan membuat Jesica senyum-senyum sendiri kali ini.

"Kamu udah menang banyak dari dia. " Canda Kenan.

"Kalo Marsha orangtuanya Ran gimana Mas?"

"Mas ngikut kamu aja gimana, Kamunya setuju ga?ini mumpung anaknya baru pacaran jadi kalo dikasih tahu mungkin masih bisa pisah baik-baik. Coba kamu pikirin baik-baik deh sayang, kamu kan pernah cerita kalo Kay bilang sama Ran itu beda ya takutnya Kay udah ga kaya dulu lagi.."

"Tapi aku ga bisa nerima Marsha.." Jesica dengan tegas.

"Kenapa?"

"Dia dulu mau ngerebut suami aku."

"Tapikan engga sayang."

"Mas ngebet pingin ketemu dia lagi ya?"

"Engga-engga bukan gitu maksud Mas sayang.."

"Ya udah terserah Mas aja mau nerima dia kek mau engga kek yang penting Mas seneng." Jesica kini malah marah dan kembali memunggungi Kenan.

"Sayang...maksud Mas bukan gitu.."

"Udah aku cape mau tidur.." Jesica menolak lagi untuk berbicara dan Kenan membiarkannya beristirahat. Dia jadi bingung sendiri harus bagaimana untuk bersikap kali ini. Di sisi lain Kay sangat senang dengan Ran tapi jika dia mengikuti anaknya Jesica mungkin akan kesal tapi jika dia mengikuti keinginan Jesica mungkin Kay yang akan bersedih nanti. Untuk saat ini Kenan harus tahu dulu Ran dan Marsha punya hubungan apa.

***To Be Continue