"Nih handuknya.." Kay memberikan handuk untuk mengeringkan badan Kiran yang basah akibat hujan diluar. Maklum Hari ini Kay membawa motor jadi mau tak mau Kiran kebasahan saat perjalanan menuju rumahnya.
"Maaf Ran, ga maksud gitu. Jangan marah dong." Kay meletakkan minum dimeja lalu duduk disamping Kiran.
"Aku kan udah pernah bilang jangan disengajain deh kamu bikin cemburu."
"Aku ga tau kalo Dara bakal gitu segala, aku kan cuman ngobrol biasa aja."
"Seneng dicium mantan lagi?"
"Ih apaan sih engga." Kay menyeka pipinya dengan handuk akibat Dara menciumnya tadi seolah mencoba menghapus bekasnya tadi.
"Ada siapa nih? basah-basahan lagi.." Jesica yang baru datang bersama Kenan melihat kebersamaan anaknya.
"Eh Tante, Om.." Kiran segera berdiri dan menyalami orang tua Kay.
"Oh ini yang namanya Ran.." Kenan akhirnya bertemu dengan sosok yang selalu dibicarakan Jesica.
"Kasih air anget kek Kay jadi ga dingin, tangan Ran dingin gini."
"Iya mom ini udah.."
"Air putih lagi, kasih apa kek, teh atau susu gitu Kay.." Kenan meledek.
"Duh dad...kondisinya lagi urgent.."
"Ya udah tunggu Ran, biar Tante bikinin."
"Ga usah Tante ini aja.."
"Eh jangan supaya badan kamu ga dingin.."
"Kay..Kay malu-maluin Daddy aja.." Canda Kenan sambil berjalan mengikuti Jesica.
"Susulin kek ibu kamu, ga usah.."
"Udah ga papa, mommy aku maksa orangnya jadi kalo kamu nolak pasti dia tetep bikinin."
"Kamunya aja males."
"Tuh kamu marah lagi belum juga selesai yang tadi."
"Ya kamu bikin emosi orang mulu."
"Nih Ran, jangan sungkan ya kalo masih kurang ke dapur aja.." Jesica datang lagi dengan secangkir teh.
"Iya Tante makasih.." Ran lalu meminum sedikit teh hangatnya sementara Jesica pergi meninggalkan mereka.
"Ran..."
"Apa.."
"Jangan marah terus dong, aku ajakin kesini kan bukan buat berantem."
"Ya udah mau apa ?"
"Mesra-mesraan kek atau apa gitu."
"Ih ga jelas.." Kiran membuka HP nya.
"Ran..kamu kan belakangan ini sibuk sama BEM kamu itu, ga kangen apa main sama aku atau apa.." Kay meletakkan dagunya di pundak Kiran.
"Ya udah besok kamu ikut ke acara ulang tahunnya adik aku Rafi."
"Besok?kok mendadak banget."
"Ga mendadak emang ulang tahunnya besok."
"Aku kan belum beli kado masa kesana bawa tangan kosong sih."
"Ya udah ga papa aku udah beli diwakilin aja."
"Beda dong kalo kamu yang beli sama aku yang beli."
"Ih ngomongnya jangan keras-keras mulut kamu Deket telinga aku nih."
"Iya maaf, ampun deh bener nih kamu lagi PMS."
"Jadi gimana?mau ikut ga?"
"Ya udah anter aku beli kado dulu.."
"Besok aja lagi hujan diluar udah mau malem lagi."
"Besok mana keburu sayang.."
"Acaranya malem kok jadi siangnya bisa pergi. Pikirin aja apa yang mau dibeli."
"Aku beliin jam tangan aja ya atau sepatu?"
"Terserah kamu.."
"Kamu kan kakaknya pasti tahu apa yang dibutuhin Rafi."
"Aku ga tahu, dia kan cowok kamu harusnya lebih tahu cowok sukanya apa."
"Ulang tahun ke berapa?"
"17 Tahun.."
"Oh sweet seventeen, ya udah aku kasih sepatu aja deh, Nanti kamu pilihin ya kan tahu ukuran sepatunya."
"Iya, gimana kamu aja."
"Kalo kakaknya pingin apa?" Kay mulai menggoda lagi.
"Aku ga pingin apa-apa."
"Kalo lagi sama aku jangan main HP terus dong."
"Iya bentar ini Bunda nanyain aku dimana." Kiran memperlihatkan HP nya pada Kay.
***
Kay baru selesai membelikan Rafi sepatu sementara Kiran disampingnya hanya menurut kemana Kay menuntunnya.
"Kamu udah bawa kemejanya kan?"
"Udah, ada di mobil habis kalo dipake nanti takut jadi bau atau ga enak gitukan mau jalan-jalan dulu."
"Warna apa?"
"Warna pink."
"Ih kok pink?"
"Warna biru kan?aku inget kok sayang."
"Jangan lama-lama jalan-jalannya kan aku belum dandan."
"Iya princess sekarang kita pulang, udah sore juga." Kay dan Kiran kini berjalan menuju parkiran lalu pergi menuju kediaman Kiran.
"Kamu kenapa sih repot-repot beli sepatu segala mana mahal lagi."
"Ga papa, kan aku pingin ngasih."
"Ya tapi yang biasa aja."
"Masa buat yang spesial biasa aja. Dia kan adiknya pacar aku."
"Makasih sayang, kamu baik banget."
"Nah gitu dong di puji-puji kek jangan marah terus."
"Apa ke semua cewek kamu dulu baik?"
"Kenapa sih harus bahas itu?"
"Aku kan pingin tahu."
"Ya aku baik makannya bisa ketipu juga tapi ga sebaik aku ke kamu maksud aku, aku ga pernah tahu keluarga mereka jadi ga pernah kaya gini."
"Tapi kalo kamu tahu kamu bakal kaya gini?"
"Enggalah, uang aku mungkin bakalan habis. Mereka tuh cuman ngincer uang aku aja dan aku juga cuman main-main aja."
"Emang apa yang kamu incer?"
"Supaya keliatan aja sama temen-temen, mereka suka bilang bisa ga dapetin si itu atau siapa gitu."
"Itu yang kamu incer dari aku juga?"
"Kok kamu ngomongnya gitu sih?aku bilang aku udah berubah. Kamu masih ga percaya ya?"
"Engga, aku cuman nanya aja."
"Ya udah gimana kamu aja nilai aku." Kay sedikit kesal dan kecewa juga dengan sikap Kiran padanya. Dia kini fokus menyetir wajahnya yang semula ceria tak menampakkan senyum sedikit pun. Sesampainya di kediaman Kiran, Kay mengambil kemejanya dan ikut untuk mengganti bajunya disana sementara orang tua Marsha sudah ke tempat acara duluan. Selesai berganti baju Kay menunggu Kiran di ruang tamu. Kepalanya dia sandarkan di belakang kursi memikirkan bagaimana selama ini Kiran selalu bertanya tentang masa lalunya dulu padahal Kay selalu berusaha untuk berubah.
"Dia belum bener-bener percaya." Kay dalam hatinya.
"Ayo pergi." Kiran sudah tampil cantik kali ini dengan dress warna birunya.
"Cantik." Kay memuji sambil tersenyum kecil lalu mengambil tas dan berjalan menuju mobil. Sepanjang perjalananan Kiran sudah aneh dengan sikap Kay karena biasanya Kay begitu cerewet tapi kali ini dia hanya diam.
"Kamu kenapa?" Kiran menyentuh lengan Kay.
"Ga papa, udah sampe nih." Kay membuka safety belt nya lalu mencari hadiahnya di kursi belakang.
"Kay, maaf aku nyinggung kamu ya?"
"Engga, ga papa. Ayo nanti telat." Kay membuka pintu mobilnya dan masuk ke tempat dimana acara ulang tahun adik Kiran diselenggarakan. Acara begitu meriah dan banyak teman-teman Rafi berdatangan. Kay tidak lupa ikut berfoto bersama keluarga Kiran lalu mempostingnya di status WhatsApp yang tak disangka dilihat oleh ibunya Jesica.
"Mas...kayanya aku kenal deh orang di foto ini."
"Foto apa sih sayang?" Kenan masih berbaring sambil menonton tv.
"Itu loh coba liat statusnya Kay.."
"HP Mas jauh, coba liat dari HP kamu aja.."
"Nih, Mas pasti kenal banget..." Jesica memberikan HPnya dan membuat Kenan kini duduk untuk memastikan apa yang diliatnya benar.
****To be continue