"Jay.." Panggil Tiara membuat Jay menoleh ke arahnya.
"Eh Tiara.." Jay tak percaya dengan sosok yang ada dihadapannya ini. Sosok yang membuat dia patah hati beberapa bulan lalu sekaligus sosok yang dia cintai sampai sekarang. Jay berdiri dan meninggalkan segala peralatan menanamnya disana.
"Kamu ada disini?"
"Iya, nemenin mamah ke acara 7 bulanannya mommy kamu."
"Eh bentar, tangan aku kotor." Jay segera mencari keran air dan mencuci tangannya.
"Seru banget kayanya."
"Iya, ini hobi baru aku. Kenapa ga di dalem aja?"
"Bingung mau ngobrol apa semuanya ibu-ibu aku ga ada temen, Muel ga ada."
"Oh..ya udah kita ngobrol disana yuk.." Jay kini berjalan ke arah kolam renangnya dimana pada halaman sekitar kolam terdapat tempat duduk dan meja yang bisa mereka gunakan untuk bersantai.
"Eh disini aja.." Tiara malah memilih duduk dipinggir kolam dan dengan cepat menggulung celananya lalu menenggelamkan kakinya disana. Jay pun mengikuti apa yang dia lakukan.
"Kenapa sih makin kurus?" Jay membuka pembicaraan.
"Masa sih?padahal aku ga diet."
"Iya terakhir kali ketemu perasaan ga sekurus ini deh."
"Mungkin udah lama ga ketemu kali jadi ngerasa aku kurus atau mungkin karena badan kamu gemukan."
"Eh ini bukan gemuk ini badan atletis." Jay membuat Tiara tertawa kecil dengan gayanya yang mencoba menunjukkan otot-ototnya.
"Loh kenapa ketawa?"
"Lucu aja inget dulu kamu pingin punya perut sixpack sampai ikutan olahraga."
"Nah ini hasil dari aku ikutan yang begitu."
"Eh aku seneng kalo rambut kamu habis cukuran gini." Tiara menyentuh rambut pendek Jay sementara Jay tampak salah tingkah.
"Iya kan mau ada acara jadi semuanya disuruh cukuran termasuk daddy sama Kay juga."
"Tambah ganteng.."
"Makasih." Jay tersenyum malu.
"Aku coba hubungin kamu tapi kamu ga pernah aktif atau ga bales, kenapa?"
"Hm..aku ga terlalu fokus sama itu Ra, aku lagi...lagi..sibuk belajar aja."
"Tapi kenapa sama Muel bisa?"
"Kita kan satu kampus."
"Kamu ngehindar dari aku?"
"Engga, kalo ngehindar aku mungkin ga mau ketemu kamu sekarang."
"Atau jangan-jangan udah punya pacar baru ya?"
"Engga. Aku ga pacaran." Jay dengan tegas mengatakannya.
"Masa iya cuman sibuk belajar?"
"Sibuk rawat tanaman aku." Jay mencari alasan lain.
"Hm..iya.." Tiara mengalah dan percaya saja dengan apa yang dikatakan Jay.
"Jay..aku mau ngomong tapi kamu jangan marah."
"Kenapa harus marah?aku ga papa."
"Aku pacaran sama Kak Dirga." Perkataan Tiara membuat Jay terdiam sejenak. Dirga. Dirga anaknya Lala yang dulu sempat Tiara taksir.
"Bagus dong, kamu kan suka sama Kak Dirga, dia juga lebih dewasa." Jay tak merasa keberatan meskipun dia merasa patah hati untuk kedua kalinya.
"Iya, aku cuman ga enak aja bilang ini ke kamu tapi kalo diem-diem pun lebih ga enak."
"Ga usah ga enak kan kita udah sepakat bakalan baik-baik aja." Jay memberikan senyumannya. Rupanya alasan Dirga datang ke acara ini karena ada Tiara disana padahal sudah jelas-jelas ini diluar kebiasaan Dirga untuk ikut bersama orang tuanya.
"Kak Dirga ada disini..."
"Dia ikut?"
"Kebetulan Tante Lala juga kan kesini jadi sekalian aja."
"Oh iya pantes ada rame-rame." Jay melihat ke arah kakinya yang ada di dalam air.
"Kenapa kamu ga jujur kalo kamu sakit?"
"Hm...aku waktu itu mau kasih tahu tapi...udahlah aku udah ga papa sekarang." Jay ragu untuk mengatakannya padahal di hari dia akan jujur Tiara memutuskannya.
"Udah baikan?"
"Udah, aku ke dokter."
"Jadi sekolah ke Jogja?"
"Jadi..aku udah ijin ke Daddy dan Daddy setuju."
"Nanti aku bantuin kalo kamu disana."
"Iya mudah-mudahan aja aku nanti lulus ujiannya kemarin-kemarin nilai aku sempet jelek."
"Kenapa?"
"Hm...karena aku kurang belajar aja." Jay berbohong lagi. Jelas-jelas dia tak masuk gara-gara permasalahannya dengan Tiara. Dilain tempat Ara sedikit terkejut melihat banyak orang diatas apalagi ruangan tengah di atas itu dekat dengan kamarnya.
"Kak sapa dulu dong temen Daddy." Kenan membuat Ara menyalami semua teman ayahnya itu termasuk Dirga.
"Ini nih anak yang lagi diomongin terus di kantor." Alex yang sehari-hari melihat Ara di kantor berkomentar.
"Apaan sih om, itu lebay ajak anak kantor."
"Kak ada Dirga tuh ajak ngobrol ke sana."
"Kok sama aku sih dad? suruh Kay kalo engga Jay." Bisik Ara.
"Mereka lagi sibuk.."
"Dirga kan dulu waktu kecil mainnya sama Ara karena sama-sama anak pertama seangkatan sama Muel juga cuman kalo Muel lebih deket sama Jay soalnya ngulang mulu dikampus." Alex bernostalgia lagi.
"Ya udah Kak, kita ngobrol deket balkon aja.." Ara mau tak mau menuruti keinginan ayahnya lalu berjalan bersama Dirga.
"Kayanya sengaja tuh bapak-bapak nyuruh kita keluar." Dirga membuka pembicaraan.
"Iya kak tapi tumben kak Dirga ikut?"
"Iya nemenin mamah bawa Dean padahal papah juga ikut, ga taulah diajakin aja."
"Kamu ga lanjut kuliah?tadi denger udah di kantor."
"Iya kak, aku milih kerja di tempat Daddy udah cape kuliah itu juga negonya susah minta ampun sama Daddy."
"Oh..iya sih, kakak juga pinginnya kerja tapi kata papah laki-laki kan tulang punggung keluarga jadi jangan main-main soal kerja dan kerja jaman sekarang lulusan S1 aja susah."
"Nanti aku bantuin kalo susah cari kerja."
"Aku lagi pingin usaha sendiri Ra.."
"Usaha apa?"
"Aku pingin punya produk sendiri sama kaya Daddy kamu."
"Produk apa?fashion?makanan?atau apa?"
"Aku pingin usaha bikin sepatu."
"Oh sepatu Oma aku pengusaha sepatu."
"Oh iya?"
"Iya jadi keluarga mommy aku tuh punya 2 usaha kalo opa senengnya dimasak kaya mommy kalo Oma punya usaha bikin sepatu."
"Aku mau dong belajar liat bikinnya gimana."
"Boleh, nanti kapan-kapan kita main kesana."
"Kamu kenapa ga lanjutin?"
"Hm...iya juga sih, ga tau deh kayanya kalo usaha mommy bakalan turun ke Jay deh. Kalo aku sama Kay disuruhnya fokus sama usaha daddy."
"Jadi udah bagi-bagi warisan?" Canda Dirga.
"Kenapa tertarik ke usaha sepatu?"
"Aku hobi aja koleksi sepatu jadi kadang-kadang pingin bikin sendiri siapa tahu bagus dan laku kalo di jual."
"Wah jadi penasaran pingin liat design nya."
"Kapan-kapan aku liatin kalo kamu suka aku bikinin sekalian."
"Bener ya?"
"Iya beneran, tapi fashion aku lebih ke sepatu casual bukan high heels atau sepatu wanita lainnya."
"Iya ga papa aku juga ga sering pake yang begituan kalo pake tuh pas mommy ngajakin ke acara penting dan resmi."
"Ya udah sini mana nomer kamu nanti bisa kontakan kan?" Dirga mengeluarkan HP nya dan dengan cepat Ara mengetikkan nomernya.
***To be continue