- Udah ga sakit emang?
- Beneran, aku udah sembuh kemarin-kemarin aku udah jalan ke kampus kakak.
- Syukur deh..
- Eh aku video call ya aku pingin liat wajah kamu.
Jay langsung mengubah pengaturan panggilannya dan tidak lama wajah Tiara terlihat jelas di layar kacanya.
- Dilayar aja udah keliatan cantik apalagi aslinya.
- Ah Gombal.
- Lagi ngapain sih?
- Nonton Drakor. Kamu tahu ga drakor apa?
- Drama Korea.
- Kamu suka nonton?
- Engga tapi mommy suka.
- Cowok-cowoknya cakep semua mana perutnya kotak-kotak lagi.
- Kamu suka?.
- Seneng aja liat cowok gitu. Visualnya tuh cakep bikin adem mata.
- Jangan sampe lupa tidur nonton yang gitu, temen aku saking penasaran sama ceritanya maraton nonton sampe ga tidur.
- Temen kamu cowok suka Drakor?.
- Bukan, temen aku yang cewek.
- Cewek?siapa?kok aku ga pernah tahu.
- Ayu namanya dia temen kampus.
- Temen kampus?Iya dia yang suka nemenin aku ke perpus.
- Nemenin?
- Iya kadang kan ada tugas, ya kita kerjain bareng.
- Berdua doang?
- Ga juga, kadang Ramean. Dia juga baik suka bawain hadiah yang dikasih cewek-cewek ke aku.
- Hadiah?dari cewek mana lagi?
Tiara kali ini dengan nada kesal.
- Jadi kadang aku dikampus suka dapet hadiah ga tau deh dari siapa namanya ga jelas, kalo temen aku bilangnya dari Fans. Tuh hadiahnya udah numpuk dikamar.
Jay tanpa sadar menceritakan semua yang terjadi padanya di kampus sambil menunjukkan hadiah yang menumpuk di kamarnya.
- Oh...Fans, seneng dong.
- Engga soalnya bikin ribet.
- Hm...
- Kamu kenapa?kok jawab singkat gitu.
- Ga papa.
- Engga, pasti ada sesuatu. Aku salah ngomong?
- Engga.
- Aku pasti salah ngomong. Maaf..
- Aku ke bawah dulu.
Tiara langsung menutup teleponnya. Jay terkejut tidak biasanya Tiara seperti ini dia mencoba menelpon Tiara lagi namun tak ada tanda-tanda suara Tiara. Dia kali ini mengirimkan pesan WA namun Tiara hanya membacanya.
"Momm....mom..." Jay memanggil ibunya yang berada di ruang tengah dengan ayah dan kakaknya.
"Kenapa?kenapa Jay?" Ara yang terkejut langsung terperanjat berdiri padahal dia sedang bersantai di karpet.
"Mom...Kayanya Tiara marah. Aku ga tahu kenapa." Jay sambil membawa-bawa hp nya.
"Ishh.. kirain ada apaan." Ara kesal dan tiduran kembali disamping Kay yang kini tertawa.
"Sini duduk dulu, ceritain kenapa." Jesica sambil menepuk kursi yang ada disamping.
"Aku tadi video call sama dia, semuanya baik-baik aja, kita ngobrol kaya biasa aja mom.."
"Ngobrolin apa?"
"Aku ceritain tentang ayu sama cewek-cewek yang suka ngasih hadiah."
"Deuh...ampun deh Jay, iyalah Tiara marah. Lagi teleponan sama pacar sendiri malah bahas cewek lain." Ara kini menjawab penyebab Tiara marah.
"Aku salah mom?aku harus gimana?aku ga tau itu bisa bikin marah." Jay terlihat panik sementara Kenan hanya memperhatikan tingkah anak bungsunya.
"Kamu ga salah, emang harus jujur kalo sama pasangan tapi mungkin caranya aja yang Tiara rasa kurang tepat."
"Tiara ga angkat telepon aku, ga bales WA aku dia cuman read aja. Apa aku harus kesana?
"Jay...Jay...Lebay amat." Kay tak kuat meledek kalinya.
"Udah coba minta maaf?bilang aja ga maksud gitu." Kenan kali ini memberi saran.
"Udah dad aku udah 10x WA maaf ke dia. "
"Ya udah biarin aja dulu ntar dia juga bales, dia mungkin butuh waktu buat sendiri."
"Udah Jay ga papa sayang, ntar juga Tiara pasti bales."
"Aku ga mau putus mom." Jay terus memperhatikan layar ponselnya.
"Engga, engga akan putus.." Jesica mengusap halus rambut Jay.
"Kak, Daddy mau nanya.."
"Nanya apa?"
"Kakak pingin hadiah apa dari Daddy sama mommy?"
"Hadiah?"
"Hadiah kelulusan, mau liburan?Daddy beliin tiketnya." Kenan membuat Ara bangkit lagi lalu duduk dan menghadap Kenan dan kini meraih tangan ayahnya itu
"Dad...aku ga perlu hadiah kok. Daddy udah ngijinin aku kerja aja itu hadiah buat aku. Aku ga akan minta apa-apa."
"Yakin sayang?Daddy sama mommy ga papa, mungkin kamu butuh istirahat sebelum kerja."
"Beneran. Makasih ya dad, mom. Maaf aku bikin kacau kemarin-kemarin."
"Akhirnya sadar juga." Kenan mencium pipi anaknya.
"Mommy ga cium aku?"
"Iya-iya, sini.."
"Jay awas, emang kamu doang yang pingin dipeluk mommy."
"Ih..kakak ga mau ngalah."
"Bentar doang.." Ara mengusir Jay dan berhasil.
"Dad..aku pingin nge Gym bareng Daddy."
"Nge gym?ada angin apa Jay?kemarin minta ikutan boxing sekarang nge gym."
"Aku pingin....pingin badan aku kaya Daddy."
"Badan kamu bagus kok Jay ga kurus."
"Aku pingin Kaya Kay sama Daddy yang ada kotak-kotaknya." Jay membuat Ara yang berada dalam pelukan Jesica tertawa.
"Sixpack Jay."
"Iya itu maksud aku kak.."
"Ya udah nanti bareng Daddy aja.."
"Daddy padahal ga sixpack juga gapapa."
"Ga bisa gitu kak, soalnya ada yang request.." Kenan sambil melirik ke arah Jesica.
"Pasti mommy. Kenapa sih mom?"
"Hm...supaya enak diliat aja." Jesica mencari alasan.
"Kan ga akan keliatan juga orang Daddy pake baju "
"Ya pokoknya supaya Daddy hidup sehat aja." Jesica mencari alasan lain dan mencubit pinggang Kenan karena terus senyum-senyum.
"Dad..nanti malem aku boleh ga ijin keluar jam 11an."
"Mau kemana?"
"Mau jemput Kiran.."
"Siapa Kiran?"
"Pacar baru Kay Dad, dia pernah nolongin Jay waktu itu." Ara menjawab.
"Kok Daddy ga ketemu?"
"Waktu itu keburu dianter pulang."
"Pacar kamu ganti-ganti mulu, ga kapok?"
"Mom..ini beda. Aku ga akan ganti-ganti lagi cuman sama dia doang."
"Alah cowok ngomong doang." Ara menimpal.
"Engga, aku ga asal ngomong kak."
"Ya udah pulangnya hati-hati."
"Iya Dad.."
"Ini gimana aku sama Tiara Mom?dia belum bales terus."
"Coba aja telepon lagi." Ara memberi saran.
"Ga diangkat kak, Mom kapan aku boleh ke Jogja?"
"Nanti kalo udah tengah semester."
"Aku pingin ikut kesana mom."
"Ga boleh Jay, kamu ada kuis kan."
"Tapi mom.."
"Jay udah janji loh sama mommy pacaran ga akan ganggu belajar lagian kamu udah bolos waktu itu 3 hari."
"Mom..aku tuh kangen sama dia."
"Cie...." Kay meledek.
"Dasar ga tau malu, hal kaya gitu ga usah diomongin Jay." Ara melakukan pukulan kecil di kepala adiknya sementara Kenan dan Jesica hanya senyum-senyum.
"Aw...sakit kak."
"Lagian suruh siapa LDR, jadi begini."
"Kakak, Kay sama Jay kalo punya adik lagi mau ga?"
"Adik?mommy hamil?" Ara kaget, Kay langsung duduk sementara Jay yang semula melihat layar ponselnya langsung melihat ke arah Ibunya.
"Belum, makannya Daddy nanya mau ga?boleh ga?"
"Aku gimana mommy." Kay cuek dan kembali tidur.
"Kalo cewek lucu mom." Ara setuju-setuju saja.
"Kalo Jay?"
"Hm...." Jay ragu.
"Nanti mommy lebih sayang adik baru dibanding aku."
"Alah bilang aja takut kesaingin, dulunya bungsu nanti engga."
"Kakak ga boleh gitu."
"Mommy mau punya anak lagi tetep sayanglah sama anak-anak mommy."
"Lagian rame nanti ada yang kecil dirumah." Kenan yang sudah ngebet punya anak lagi.
"Nah...nah...Tiara nelpon.." Jay mengalihkan pembicaraan dan segera menjauh untuk mengangkat telepon dari Tiara.
"Jay..lagi ditanya juga malah pergi." Ara berteriak.
"Tuh Mas, Jay ga mau kayanya."
"Kay sama kakak kan oke jadi 2 lawan 1."
"Eh Mas jangan gitu, nunggu Jay setuju."
"Udah ada juga dia pasti mau Mom, tapi bener kata Daddy kayanya lucu deh ada anak kecil disini." Ara mendukung.
"Kakak ikut ngurus loh.."
"Oke, kakak mau. Biar kelakukannya ga kaya Kay.."
"Apaan bawa-bawa nama aku daritadi aku diem juga."
"Kaya kelakuan kamu udah bagus aja." Sindir Kenan.
"Daddy ga akan kakak dukung nih."
"Iya-iya maaf.." Kenan segera menarik ucapannya.
****To be continue