Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 73 - Suprise date

Chapter 73 - Suprise date

WARNING!!!dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijaksanaan pembaca.

Kenan mencari bajunya yang akan dipakai hari ini sementara Jesica masih terlihat berbaring di tempat tidur.

"Mas..." Panggil Jesica yang mengetahui tak ada siapapun disampingnya.

"Iya sayang.."

"Mas dimana?"

"Kenapa?" Kenan menghampiri dan duduk disamping Jesica yang mulai menggeliat meregangkan kaki dan tangannya.

"Udah mandi?" Jesica melihat handuk yang masih membelit dipinggang Kenan.

"Udah, ini baru selesai."

"Mau kemana sih?pagi banget."

"Sarapan sayang, kamu bangun yuk nanti Jay nungguin."

"Males..pingin rebahan aja." Jesica menarik selimutnya.

"Hari ini ada meeting kan sama Fahri, masa males.."

"Mas jangan bangun dulu dong, sini..." Jesica menggeser sedikit agar ada ruang untuk Kenan berbaring.

"Mas pake baju dulu bentar."

"Udah sini aja.." Jesica menarik lengan Kenan. Dia pun menurut.

"Kenapa sih?"

"Ga papa, kali-kali aku dong yang manja.."

"Tenggorokannya masih sakit ga sayang?"

"Engga terlalu kok, aku udah bilang mungkin kurang minum."

"Mas ambilin minum ya.." Kenan bangkit lagi dan mengambil gelas berisikan air putih lalu memberikannya pada Jesica.

"Mau lagi?"

"Engga, udah cukup nanti aku kembung. Sini tidur lagi."

"Ini Masa Mas pake handuk sayang. Mas cari baju dulu ya."

"Ya udah lepas aja handuknya."

"Kamu lagi pingin?" Kenan aneh dengan sikap Jesica pagi ini.

"Sini dulu deh.." Jesica tak menjawab.

"Ya udah iya.." Kenan kembali berbaring tapi masih membiarkan handuknya menempel. Mereka saling memiringkan badannya agar bisa saling berhadapan.

"Kamu pingin apa?coba bilang sama Mas."

"Aku cuman pingin manja-manja aja."

"Mandi ya, keburu siang sayang."

"Sama Mas.."

"Mas kan udah Mandi."

"Kalo gitu Mandi lagi."

"Ada apa sih sama kamu?aneh banget."

"Nah gitu perasaan aku kemarin, aneh sama sikap Mas."

"Iya maaf sayang.." Kenan membelai halus pipi istrinya. Jesica meraih tangan Kenan yang ada di pipinya lalu. mengarahkan kepinggangnya sementara wajahnya ia dekatkan untuk mencium bibir suaminya. Karena masih dirasa jauh Kenan semakin merapat dan mencium dengan panas kali ini. Lidah mereka saling bertautan di dalam sana sampai terdengar bunyi saat mereka berciuman.

"Ehm...Mas mau ngomong sesuatu dulu."

"Apa?"

"Mas tahu kenapa kamu kaya gini."

"Kenapa?"

"Happy anniversary sayang."

"Akhirnya nyadar juga, Lupakan?"

"Mana bisa Mas lupa, enggalah."

"Bohong.."

"Makan malam berdua yuk, Mas cariin tempatnya."

"Ada Jay Mas.."

"Jay juga sibuk sama Tiara pasti."

"Tapi tetep aja ga enak sama Dinda sama James."

"Mereka pasti ngerti, Mas nanti yang bilang sama mereka. Masa ga mau?Mas pingin minta maaf, pingin romantis-romantis-an.."

"Mas ga perlu minta maaf lagi."

"Gara-gara Mas badan kamu pasti ga enak, kamu bohong sama Mas waktu kamu bilang ga papa."

"Engga aku ga bohong."

"Pundak kamu agak biru dikit, mungkin kemarin Mas pegangnya kekencengan." Kenan mengelus bagian yang sedikit memar.

"Aku ga ngerasa sakit kok Mas."

"Mas yang sakit liat kamu gitu."

"Ini bukan salah Mas.." Jesica meyakinkan.

"Mas sayang kamu, Mas bener-bener ga suka sayang Rendi pegang-pegang kamu."

"Udah jangan dibahas lagi, Aku cuman milik Mas." Jesica dengan senyuman khas miliknya membuat Kenan semakin jatuh cinta.

"Mas..."

"Hm..."

"Kali ini lakuin yang bener ya, yang kaya biasa Mas lakuin, yang lembut." Jesica meraih handuk Kenan Dan melepaskan lilitannya.

"Iya sayang, Mas ga akan nyakitin kamu."

"Sekarang giliran aku yang horny liat Mas gini." Jesica beranjak naik ke badan telanjang Kenan. Menciuminya dari atas sampai ke lehernya. Memberikan tanda disana.

"Sayang jadikan ke dokter?" Kenan tiba-tiba teringat sesuatu.

"Ngapain? tenggorokan aku..."

"Bukan itu..."

"Yang dibawah.."

"Udah aku lepas.."

"Hah?kapan?"

"Katanya Mas pingin anak lagi, udah dari waktu itu aku lepas setelah aku ke dokter konsultasi."

"Kok ga sama Mas?"

"Mas, lagi kaya gini kok malah ngobrol sih nanti aku kehilangan mood nya."

"Iya-iya sayang, maaf. Mas bakalan semangat nih supaya cepet jadi." Kenan kembali menyatukan bibir mereka.

****

Jay melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah rumah. Sebelumnya dia disambut oleh satpam rumah yang belum mengenali sosoknya. Kali ini dia menekan bel dan munculah seseorang.

"Jay.."

"Sore Tante..."

"Bukannya kamu ga ikut?"

"Saya nyusul, baru sampe kemarin malem."

"Sama siapa kamu kesini?"

"Sendiri aja Tante.."

"Ya udah ayo masuk.." Dena dengan ramah mempersilahkan Jay masuk dan memperhatikan sesuatu yang Jay bawa di tangannya.

"Eh tadi belum salam sama Tante Dena." Jay lalu mencium tangan teman mommy nya itu.

"Pasti mau nyari Tiara."

"Iya, ada dirumah ga?"

"Ada-ada baru pulang tadi. Ya udah Tante panggilin sekalian ambil minum."

"Iya Tante.." Jay lalu duduk dan menungggu Tiara keluar. Tak butuh waktu lama terdengar suara orang berjalan dengan cepat.

"Jay..." Tiara tampak terkejut.

"Aku ga ganggu kan?"

"Kata Tante Sica kamu.." Tiara kini menghampiri Kekasihnya.

"Aku pingin kasih kejutan, nih buat kamu." Jay memberikan bucket Bunga yang sedaritadi mengalihkan pandangan Dena. Dengan senyuman Tiara menerima bunga itu.

"Makasih.." Tiara kini memeluknya.

"Akhirnya bisa ketemu juga, maaf bikin kamu nunggu lama."

"Badan kamu kaya beda gini." Tiara melepaskan pelukannya.

"Beda gimana?"

"Aneh aja..."

"Aku ikutan bela diri sesuai saran kamu terus aku nge gym bentuk badan aku."

"Kamu seurius ngelakuin itu?"

"Iya supaya kamu suka."

"Aku kan ga bilang pingin kamu gitu."

"Tapi kamu bilang suka sama cowok gitu, ya udah aku ikutan aja daripada kamu nanti lirik cowok lain."

"Apaan sih, cuman drama doang."

"Kamu ga suka ya?"

"Engga, aku suka kok."

"Kamu darimana?"

"Tadi habis nganter temen."

"Siapa?"

"Yuki bareng Denia sama Caca, cewek semua." Tiara menyebutkan semua temannya sementara Jay hanya mengangguk tak jelas.

"Kenapa sih?cemburu?" Tiara menggoda.

"Engga, nanya aja. Cape dong."

"Engga juga."

"Aku pingin ngajak kamu kencan."

"Modus udah bawain bunga ternyata mau ngajak jalan."

"Udah ketunda 6 bulan nih masa engga jadi lagi."

"Iya-iya, bentar-bentar aku ganti baju dulu." Tiara segera bergegas ke kamarnya. Tak butuh waktu lama Tiara pun kembali dan mereka langsung pergi setelah berpamitan dengan Dena.

"Emang beda, lengannya aja sekarang berotot." Tiara memperhatikan saat Jay menyetir.

"Aku malu kalo kamu perhatiin gitu terus."

"Tapi tambah cakep kok.." Puji Tiara habis-habisan melihat perubahan Jay. Tiara merasakan ada yang berbeda saat Jay menghentikan mobilnya karena lampu merah menyala. Tangan Jay yang semula di kemudi kini menggenggam tangan Tiara.

"Aku kangen banget sama kamu.." Jay mencium punggung tangan Tiara.

"Bohong, bukannya seneng karena bisa bareng Ayu.."

"Aku sama dia ga ada apa-apa Ra."

"Masa udah temenan lama ga ada apa-apa."

"Iya beneran.."

"Lampu hijau tuh.." Tiara melepaskan tangannya. Hari itu mereka berdua kencan setelah sekian lama tertunda. Meskipun kurang hafal dengan daerah Jogja Jay berusaha mencari tempat yang bagus untuk kencannya melalui internet.

****To be continue