Kenan berdiri merapikan dasinya sambil melihat kearah cermin sementara disampingnya Jesica sedang sibuk dengan dandanya.
"Udah cantik sayang..." Kenan membungkukkan sedikit dengan wajah yang menempel dibahu Jesica.
"Mas kebiasaan deh dari dulu kalo cium seneng ke leher suka ada tandanya Mas.." Jesica protes saat Kenan menciumnya.
"Iya supaya orang tahu kamu udah ada yang punya." Kenan mencium lagi istrinya dan tidak lama dia mengambil kursi dan duduk di samping Jesica.
"Sayang, Mas mau kasih hadiah buat kelulusan Ara, kira-kira apa?"
"Hm..Apa ya?bingung, segala pernah Mas kasih."
"Kalo Mas kasih tiket liburan apa dia mau?."
"Liburan kemana?"
"Nah itu yang Mas ga tahu."
"Kenapa ga nanya anaknya aja Mas pingin apa."
"Ya udah nanti Mas tanya tapi kamu setuju Mas kasih hadiah ke Ara?"
"Aku setuju-setuju aja."
"Jam berapa sih acaranya dimulai?"
"Jam 9 Mas.." Jesica membuat Kenan langsung melirik ke arah jam dinding.
"Masih ada waktu 1 jam."
"Buat apa?"
"Hm...Mas..." Kenan mengusap-ngusap lengan Jesica.
"Mas kan udah rapi, aku udah dandan juga tanggung Mas." Jesica mengerti keinginan suaminya.
"Mas kalo liat kamu gini aja suka nafsu.."
"Mas tuh kalo udah dikamar udah pasti mikirnya gitu."
"Mau ga?"
"Mas...nanti telat sayang." Jesica menyentuh pipi suaminya.
"Bentar aja ka..."
"Ga mungkin bentar Mas, harusnya daritadi Mas.." Jesica mulai berdiri dan mencari bajunya.
"Sayang..Mas pingin punya anak lagi.."
"Hah?Jay udah segede gitu masa mau dikasih adik."
"Mas pingin ada yang kecil dirumah."
"Mas..umur aku udah segini.."
"Kamu tuh masih muda masih bisa hamil. Terakhir aja sayang.."
"Bilang sama anak-anak dulu deh."
"Anak-anak pasti setuju, Kita ke dokter lepasin alatnya."
"Mas..."
"Satu aja sayang.." Bujuk Kenan.
"Aku setuju kalo anak-anak bilang iya."
"Ya udah nanti Mas tanya anak-anak."
"Ya udah Mas kebawah aja duluan bentar lagi aku selesai kok."
"Iya Mas kebawah, tapi cium dulu."
"Kaya anak kecil aja." Jesica sambil tertawa kecil sambil menghampiri Kenan yang masih duduk dan menciumnya.
"Jangan cantik-cantik nanti orang-orang pada liatin kamu." Kenan merengek seperti takut ada pria lain yang akan menggoda istrinya.
"Iya Mas.." Jesica mengiyakan sementara Kenan mulai menemui anaknya dibawah. Dia menuruni anak tangga dan melihat Kay dan Jay masih santai tiduran di sofa.
"Nanti jangan lupa kalian nyusul ya."
"Iya Dad.."
"Pokoknya pas acara selesai kita keluar kalian udah ada."
"Iya Daddy..." Kay menjawab sambil memainkan game di ponselnya.
"Dad..aku pingin ikutan boxing boleh ga?"
"Boxing?kenapa?"
"Ya supaya bisa bela diri aja, kalau ada kejadian kaya kemarin kan aku bisa lawan dad."
"Kamu ikutan kaya gitu bukan untuk berantem Jay, jangan disalah gunain."
"Engga Dad, buat bela diri aja, jaga-jaga."
"Ya udah boleh cari tempat yang bagus."
"Ada angin apa sih Jay?"
"Tiara bilang, aku harus belajar bela diri jadi seengaknya kalo ada yang ganggu Tiara aku bisa lawan, ga perlu minta bantuan Kay lagi."
"Jadi karena Tiara .." Kay menyindir.
"Ya udah tapi bilang mommy juga." Kenan yang tak lama melihat Jessica turun dengan Ara.
"Mommy cantik." Puji Kay saat melihat ibunya mendekat ke arahnya.
"Makasih sayang." Jesica kemudian membetulkan lagi dasi Kenan.
"Mommy doang yang cantik?" Protes Ara.
"Emang mommy cantik." Kay memanasi.
"Iya mommy cantik ga kaya biasanya." Jay menambahkan.
"Ara cantik juga kok sayang." Kenan memuji anak perempuannya.
"Nanti jangan lupa kuncinya titip Pak Sae.."
"Iya mom.."
"Ya udah berangkat yuk nanti telat lagi." Kenan langsung bergegas menuju mobilnya. Mereka bertiga pun kini pergi ke acara wisuda Arabella.
****
Acara berlangsung cukup tenang dan lancar. Kenan yang duduk di kursi orang tua bersama Jesica sedikit terharu saat nama anaknya dipanggil ke depan. Ara tampak cantik dan anggun berjalan menuju para senator yang akan memberikan ijazah dan meresmikan dia menjadi seorang Sarjana Ekonomi. Selesai acara Kenan dan Jesica masih menunggu Ara yang masih mengobrol bersama teman-temannya.
"Mana Kakak?" Kay dan Jay yang baru datang langsung mencari Ara.
"Tuh masih ngobrol." Kenan menujukkan dimana Ara berada.
"Anak mommy cakep-cakep kalo pake jas begini." Puji Jesica saat melihat kedua anak kembarnya berdandan rapi.
"Aku beliin ini buat kakak.." Jay memperlihatkan boneka beruang lengkap dengan toga dan bunga.
"Emang sweet banget sih kamu."
"Dad...itu yang namanya David." Kay menunjuk ke arah David yang sedang berjalan ke arah Ara. Kenan hanya memandang tajam lelaki itu. Dia langsung berjalan menuju ke arah anaknya ketika melihat David mulai menarik tangan Ara.
"Lepasin." Suara Kenan langsung membuat Ara melihat ke arahnya.
"Om.."
"Kalo Anak saya bilang engga ya engga.."
"Saya cuman mau ngejelasin aja om."
"Ga perlu ada yang dijelasin, mending kamu pergi atau perlu saya langsung bilang sama orang tua kamu?" Kenan dengan nada cukup tegas.
"Masih untung ya kamu ga saya laporin polisi, Ga cuman Ara tapi adiknya pun kamu sakitin. Mulai dari sekarang jangan ganggu anak saya lagi apalagi usil sama Kay. Anak saya bukan mainan." Kenan membuat orang disekitar kini mulai memperhatikan mereka.
"Dad...," Ara mengingatkan
"Udah kak, kita pergi aja ya. Kakak udah selesai kan?" Jesica segera menarik tangan Kenan. .
"Jangan macem-macem ya, kamu tuh ga tau lagi berhadapan sama siapa. Saya tau orang tua kamu.",
"Mas, tenang...." Jesica yang mulai menyadari Kenan sudah terbawa emosinya.
"Iya om maaf.."
"Udah yuk Mas.."
"Denger ya kalo sampe saya ada urusan lagi sama kamu saya ga akan diem lagi." Kenan menatap tajam David seolah memberikan ancaman untuk terakhir kalinya. Kini dia berjalan bersama Jesica dan anak-anaknya.
"Udah Mas, ga enak diliatin orang."
"Baguslah supaya orang-orang tau kelakuan anak itu. Siapa juga cewek yang mau deket sama cowok kasar." Kenan masih dengan nada kekesalannya.
"Iya-iya. Udah ini mau foto keluarga loh masa nanti masang wajah kesel gitu."
"Ya habis nekat tuh orang, udah bikin anak orang lain susah masih berani nampakin muka." Kenan kini melonggarkan dasinya sementara Ara, Kay, dan Jay hanya mengikuti mereka dari belakang. Kenan kini membuka pintunya dengan kesal.
"Kakak ikut Kay aja deh.." Ara yang semula ikut di mobil ayahnya memilih pindah.
"Ya udah sampe ketemu disana."
"Mom..Daddy gimana?" Tanya Jay.
"Gapapa, Daddy ga akan marah kok tenang aja. Udah kalian duluan aja." Jesica kemudian menyusul Kenan.
"Kakak katanya ikut mobil Kay Mas.."
"Hm.." Kenan memutar setirnya perlahan dan pergi.
"Mas...udah dong..." Jesica membujuk sementara Kenan terlihat masih kesal.
"Mas dari awal denger ceritanya udah pingin datangin orangnya, sekarang udah ada orangnya Mas harus nahan-nahan. Kalo bukan karena Ara udah Mas hajar anaknya."
"Sabar Mas, coba deh pikirin Ara. Ini tuh hari kelulusannya masa Mas malah jadi kesel-kesel gini." Jesica terus bersikap lembut sementara Kenan masih diam sampai mereka sampai studio.
"Mas tunggu.." Jesica menarik tangan Kenan yang akan membuka pintunya.
"Dasinya benerin dulu."
"Oh iya.." Kenan pasrah dan membiarkan istrinya membenarkan dasinya namun setelah selesai Jesica justru menarik dasinya hingga bibir mereka bersentuhan. Jesica menciumnya lembut berusaha merubah mood Kenan saat ini sementara Kenan meletakkan tangannya dipaha Jesica yang terbuka
"Curang...kamu selalu pake cara ini."
"Udah ya Mas, kasian Ara."
"Iya-iya." Kenan mencium Jesica sekali lagi.
"Kenapa sih sampingnya harus kebuka gini sayang?"
"Udah modelnya Mas.."
"Ya udah, kita masuk."
"Bentar Mas.." Jesica merapikan lipstiknya.
****To be continue