"Aku ..." Robert menjadi ragu-ragu.
Pada saat ini, alis acuh tak acuh Jean ditutupi dengan lapisan tipis es. Mata gelapnya tergulung dalam pupil hitam yang tak berdasar. "Jadi tujuan sebenarmu datang malam hari ini adalah menyalahkanku atas hancurnya finansial keluargamu itu?"
Robert tersengat oleh tatapannya. Dia lalu berkedip sedikit, dan berkata dengan nada terbata-bata. "Aku… Maksudku bukan itu! Jean, bukankah kerja sama kita baru saja dimulai? Semua proyek berjalan dengan mantap dan pemutusan kerja sama yang tiba-tiba ini membuat semua proyek tersebut terhambat. Jika proyek ini dibiarkan berhenti di tengah jalan, bagaimana keluarga Pangestu bisa mendapatkan pijakan di Surabaya di masa depan?"
"Terus?" Jean membalas, "Tuan Robert mungkin lupa, jika keluarga Widjaya tidak mengambil inisiatif untuk membicarakan kerja sama, keluarga Pangestu sudah lama tidak ada."
Robert itu tertegun sesaat dan tidak bisa berkata-kata.