Chereads / I am No King / Chapter 148 - Arc 4-3 Ch 11 - Masih Berlanjut

Chapter 148 - Arc 4-3 Ch 11 - Masih Berlanjut

"Selamat ... pagi?

"Ugh, sial!"

Rina tidak membalas salamku. Dia hanya membenamkan wajah ke dadaku.

"Jadi, apakah aku masih histeris?"

Langsung to the point? Ya, tipikal Rina.

Mungkin dia ingin mengatakan hal lain tapi berusaha mengalihkan pikirannya. Ya, hanya mungkin. Meski bisa menebak jalan pikir Rina, karena kami mirip, aku tidak tahu pasti, kan? Aku bisa mengetahui jika orang berbohong tapi apa yang ada di pikiran? Itu adalah hal lain.

"Well, percobaan berhasil, kamu tidak histeris. Bahkan, dari yang kulihat tidurmu tadi malam adalah yang paling nyenyak sejak kita bersama."

"Aku justru akan terkejut kalau masih histeris. Kita melakukannya hampir selama dua jam. Atau lebih? Aku bahkan tidak menghitung berapa kali ..." Rina berhenti, tidak melanjutkan ucapannya. "Intinya, kita melakukannya terlalu lama dan banyak. Tidak heran kalau aku kecapekan dan bisa tidur pulas tanpa histeris."

Rina yang terhenti memberi kesan kalau dia malu. Hehe, perempuan ini punya sisi lucu juga ya ternyata.

Saat melakukannya dengan Emir dan Inanna, mungkin kami juga menghabiskan waktu yang sama. Namun, yang berbeda adalah, sebelumnya dua jam untuk dua perempuan. Kali ini, dua jam hanya untuk satu perempuan. Stamina kami sebagai inkompeten benar-benar memberi perbedaan signifikan.

Di lain pihak, mungkin karena efek penyembuhan yang terlalu cepat, sebenarnya, aku masih bisa melakukannya lebih lama. Namun, aku tidak mungkin melakukannya terus menerus pada perempuan yang sudah kecapekan. Rina bisa pingsan. Hal ini juga lah yang kulakukan pada Emir dan Inanna. Aku harus menahan diri atau mereka bisa pingsan di tengah-tengah.

"Dan aku minta maaf kalau dadaku tidak sebesar Emir atau Inanna."

"..."

Enaknya merespons apa ya? Kalau menjawab aku juga menyukai ukuran kecil, Rina pasti akan menganggapku hanya berbaik hati. Hal tersebut bisa melukainya. Namun, kalau aku bilang menyukai yang besar, dia akan marah. Tidak ada respons yang benar. Jadi, aku akan memberi jawaban setengah jujur.

"Jangan khawatir. Meski dadamu inferior, aku bisa bilang pinggangmu superior."

"Sial!"

Rina langsung berdiri dan berbalik. Namun, belum sempat melangkah, dia sudah ambruk.

Aku tidak membiarkan Rina ambruk ke lantai begitu saja. Aku bangkit dan menahan tubuhnya.

"Kakiku ... mati rasa?"

"Ketika melakukannya pertama kali dengan Emir dan Inanna, mereka bahkan tidak bisa bangkit dari kasur setelahnya. Aku cukup terkejut ketika kamu, yang bisa tahan dua kali lebih lama, masih bisa bangkit."

"Tapi kamu sendiri masih bisa bangkit dan bahkan menangkapku. Kamu benar-benar sudah menjadi monster."

"Ya, aku tidak bisa mengelaknya."

"Untung kamu pasif. Kalau kamu tipe yang haus, bisa-bisa kami, istrimu, mati gara-gara terlalu lama dan sering berhubungan."

"..."

Aku tidak bisa memberi respons atas pernyataan Rina. Apa yang dikatakannya adalah benar.

"Sudahlah." Aku mendudukkan Rina di kasur, di sebelahku. "Intinya, percobaan berhasil. Kalau kelelahan, kamu tidak histeris. Ini juga menjelaskan kenapa pada beberapa malam pertama kamu tidak histeris, karena kecapekan."

Cklek

Pintu tidak lagi terkunci, terbuka. Di balik pintu, terlihat sosok Emir dan Inanna yang berdiri, menyilangkan tangan, dengan senyum lebar di wajah.

"Kalian, jangan bilang."

Emir masuk. "Kami mendengar semuanya. Kelihatannya, kamu masih ada stamina, gin."

"Tidak adil kalau hanya Rina yang mendapatkannya. Kamu tidak tahu betapa sulitnya kami menahan diri semalaman."

Sebelum aku bangkit dan kabur, Inanna sudah mengunci pintu, lagi.

Perlahan, Emir dan Inanna mendekat. Sambil jalan, mereka melepaskan pakaian, helai demi helai.

"... sial."

***

"Seperti perintahmu, seluruh harta Fafniari sedang dalam proses konversi menjadi uang dan akan ditransfer ke rekening anggota keluarga yang dikucilkan. Saat ini, pemerintahan wilayah Duke Sein masih lancar karena Count dan Baron di wilayah tersebut belum tahu mengenai pembersihan ini. Namun, dalam waktu dekat, aku bisa memastikan pembersihan keluarga Fafniari akan mencapai telinga mereka."

"Dan, saat itu terjadi, pilihannya antara Duke wilayah lain mengambil alih atau salah satu Count naik menjadi Duke."

Saat ini aku berduaan dengan Yuan di ruang kerja, sama-sama memegang dokumen. Emir dan Inanna ada urusan lain. Dan, tentu saja, Yuan dan aku tidak duduk bersebelahan. Yuan duduk di sofa sedangkan aku di kursi kerja. Jadi, kami tidak selingkuh.

"Aku sama sekali tidak mengira wilayah pertama yang merasakan rencana Emir adalah wilayah keluarga Fafniari."

"Hah? tidak mungkin!" Yuan menolak. "Aku saja sudah bisa menduga hal ini sejak tahu mereka mengumpulkan kekuatan untuk melawanmu. Maksudku, kalau dipikir menggunakan Logika, seharusnya semua orang yang terlibat sudah bisa memperkirakan ini."

"Tidak. Kamu tidak paham. 'Akan mengalami' dan 'yang pertama' adalah dua hal yang berbeda. Meski tahu kalau wilayah Fafniari juga pasti akan terdampak rencana Emir, tapi aku tidak menduga wilayah ini menjadi yang pertama. Pengumuman pernikahanku dengan Rina, tampaknya, mempercepat segalanya."

"Ya, kamu benar soal itu. Pengumuman pernikahan kalian mempercepat segalanya. Dan, ngomong-ngomong, kamu sudah mempertimbangkan saran Mulisu?"

Aku meletakkan dokumen di tangan ke atas meja. "Aku masih memikirkannya."

Tadi, sebelum ke kantor, aku mampir ke rumah sakit dulu untuk menemui Mulisu. Setelah melewati operasi dan akhirnya sadar, beberapa hari kemudian, Mulisu mengajukan suatu ide. Ide Mulisu tentu saja tidak muncul secara tiba-tiba. Dia memikirkannya baik-baik.

Awalnya, aku berencana menyuruh Mulisu untuk istirahat saja. Namun, Yuan, tanpa sepengetahuanku, membeberkan semua informasi dan kondisi terkini pada Mulisu. Aku tidak bisa menegur Yuan karena yang memintanya adalah Mulisu.

"Apa yang kamu pikirkan? Kalau melihat situasi dan kondisi saat ini, saran Mulisu adalah yang paling menjanjikan. Dengan keluarga kerajaan hilang, saran Mulisu menjadi sangat mungkin dilakukan."

"Bukan itu yang aku maksud," aku menyanggah. "Aku masih harus mengkomunikasikannya dengan Anggota Agade. Dan lagi, Mulisu masih belum memiliki pengganti di Agade. Aku belum bisa memercayakan Agade ke Ibla."

Terakhir kali aku memercayakan Ibla dengan Agade, Yarmuti hampir terbunuh. Aku khawatir memberi Ibla kursi Mulisu bisa membuatnya teledor atau bahkan arogan.

"Aku dan Mulisu sudah membicarakannya baik-baik dengan anggota Agade. Dan, jangan khawatir, meski Mulisu pensiun, dia akan tetap memiliki kendali penuh dari bayangan. Dengan ide ini, Mulisu akan menjadi sosok paling kuat di Bana'an."

"... Yuan, kamu sudah mengatur intelijen, lalu mengurus syarat dan kontrak ke organisasi pasar gelap, dan kamu juga sudah mulai mengatur Agade. Bahkan, kamu juga meletakkan Mulisu pada kursi paling berpengaruh di Bana'an. Secara tidak langsung, entah sadar atau tidak, kamu adalah orang paling berpengaruh di kerajaan ini. Kamu adalah dalang di balik semua kejadian di Bana'an."

"Tidak juga. Kamu tidak bisa lupa kalau aku bisa melakukan semua ini dengan menggunakan namamu, Gin. Dan, yang jelas, aku tidak mau membuat masalah denganmu. Kamu adalah laki-laki yang membersihkan keluarga Cleinhad seorang diri di masa remaja dan murid mercenary ternama.

"Kalau membuat masalah denganmu, aku tidak yakin bisa keluar hidup-hidup. Belum lagi, kamu memiliki 3 calon istri yang semuanya adalah monster. Rina, hanya dengan melihat bisa menghilangkan pengendalian. Emir, bisa mengendalikan tank dan artileri. Inanna, bisa meluncurkan anak panah dengan peledak. Hanya orang gila yang akan menjadikanmu musuh. Dan lagi, berada di pihakmu memberi banyak keuntungan."

"..."

Kalau mencerna ucapan Yuan baik-baik, dua orang paling berbahaya dan berpengaruh di Bana'an berada di satu ruangan, bahu membahu. Untungnya, atau sebagian orang bilang sayangnya, kami berdua tidak memiliki ambisi besar. Aku hanya ingin hidup damai tidak diganggu. Yuan juga ingin hidup tenang. Dia menggunakan namaku secara terus menerus adalah bukti ingin hidup tenang. Jadi, kalau ada masalah, aku lah yang menjadi kambing hitam.

Apa aku marah? Saat ini, tidak! Yuan melakukan pekerjaannya dengan baik. Bahkan, dia benar-benar membuat hidupku berjalan lebih mudah dan lancar. Kalau pekerjaannya buruk, atau terlihat tanda-tanda dia akan berkhianat, mungkin aku akan waspada. Namun, hingga saat ini, belum ada. Mungkin dia takut aku akan memperlakukannya sama seperti Shu En.

"Kembali ke bahasan utama. Kalau Mulisu sudah yakin dengan keputusannya, apa ini berarti Rahayu masih bersikeras?"

"Bersikeras? Tekanannya pada kepolisian sudah semakin parah. Bahkan, ada indikasi dia akan mengganti petinggi kepolisian kalau tidak ada progres dalam 3 hari ke depan."

Aku penasaran apakah Rahayu benar-benar ingin menjadikanku suami atau dia hanya tertarik pada sosok kuat. Ah, sudahlah. Tidak penting.

"Kalau begitu, kapan aku bisa bergerak?"

"Malam ini."

***

"Nina bobo ... oh ... nina bobo ... kalau tidak bobo digigit nyamuk."

Dengan peti arsenal di punggung dan tombak tiga mata di tangan, aku bernyanyi lantang, membiarkan suaraku terdengar di seluruh penjuru istana.

Meski bernyanyi lantang, hanya beberapa orang yang akan mendengarnya. Sama seperti saat aku membersihkan keluarga Fafniari, Yuan sudah mengirim tawaran dan ancaman kepada seluruh karyawan dan pekerja di istana. Bahkan, jumlah penjaga yang masih ada di istana jauh lebih sedikit dibanding kediaman Fafniari. Gara-gara hal ini, aku cukup bosan.

"Akhirnya kamu datang, pengkhianat!"

Laki-laki tua tanpa rambut, Eliot, menyambutku.

Aku tiba di aula yang dulu digunakan untuk inaugurasi kemenangan battle royale. Namun, di dalam aula ini tidak ada raja, permaisuri, atau keluarga kerajaan. Hanya ada regal knight di ruangan ini. Dan, bukan hanya generasi ini, tapi juga regal knight sebelumnya. Jumlahnya hampir 80 orang.

"Boleh aku tahu apa yang kalian lakukan di sini?"

Seharusnya, kebenaran mengenai aku membunuh keluarga kerajaan adalah hal yang sangat rahasia. Hanya intelijen yang melayaniku, Agade, dan keluarga Emir yang tahu. Di luar itu? Tidak ada! Mungkin beberapa orang yang melakukan kontak dengan Fahren tahu. Namun, tidak ada informasi yang menyatakan Fahren melakukan komunikasi dengan Regal Knight.

Menggunakan proses eliminasi, hanya satu orang yang mungkin menjadi pengkhianat, Rahayu.

"Kami mendengar semuanya dari permaisuri Rahayu. Kau memanipulasi Emir. Setelah membunuh permaisuri Rahayu, Emir, sebagai keluarga kerajaan terakhir, akan dipaksa kembali ke istana. Dan, kau sebagai suami Emir, akan menjadi pihak yang paling diuntungkan, menjadi Raja Bana'an."

"PFFTTT" Aku menyembur. "Haha, haha ... hahahahahahaha."

Aku tidak bisa menahan tawaku. Bahkan, aku harus menunduk dan memegangi perut, mulas. Aku terus dan terus tertawa. Beberapa kali aku berusaha berhenti, tapi, satu detik kemudian, tawa kembali muncul.

Konyol! Benar-benar konyol! Aku sama sekali tidak menduga bagaimana para regal knight ini percaya pada ucapan Rahayu. Maksudku, aku ... sial! Aku tidak bisa berpikir! Tawa yang terus muncul ini memecahkan konsentrasiku. Hahahaha!

"Gin, kamu tidak apa-apa?"

"Maaf kami terlambat."

"Hah?"

Aku, masih dengan tangan memegang perut dan mata setengah menangis, melihat ke belakang. Dua sosok yang kukenal muncul. Laki-laki berambut coklat cepak dan perempuan berdada datar, Zage dan Ufia.

"Ah, sebentar ..." Aku menahan nafas sejenak. "Oke. Akhirnya aku bisa berhenti tertawa."

Selama ini, aku tidak pernah peduli dengan regal knight karena mereka hanya atraksi kerajaan. Jadi, aku tidak tahu nasib mereka setelah eksekusi keluarga kerajaan. Apa mereka hanya diam saja? Atau apa? Entahlah. Aku sama sekali tidak tahu. Dan lagi, regal knight kerajaan ini lemah, sama sekali bukan ancaman.

Ada alasan lain kenapa Regal Knight tidak menjadi ancaman. Mereka masih memegang kode etik kesatria. Bahkan, saat tadi aku terpingkal-pingkal, tidak ada seorang pun yang melancarkan serangan. Mereka hanya diam, menantiku selesai tertawa.

"Jadi, apa kalian ada di pihakku?"

"Kami ada di pihakmu."

"Benar, kami ada di pihakmu. Dan lagi, tidak mungkin seorang murid melawan gurunya."

Mereka membantuku? Apakah Yurika dan Jeanne sudah menemui mereka diam-diam? Seharusnya pergerakan semua agen diawasi. Ya, aku menetapkan siasat saling mengawasi pada agen schneider dan intelijen. Dan, untuk menambah kredibilitas informasi, aku juga meminta Agade, Akadia, dan beberapa mercenary di bawah Jin untuk melakukan pengawasan.

"Apakah mereka sudah menemui kalian?"

Zage dan Ufia mengangguk. Mereka paham kalau orang yang aku maksud adalah Yurika dan Jeanne.

Kalau Yurika dan Jeanne melakukan kontak dengan Zage dan Ufia, seharusnya aku juga tahu. Kecuali mereka sudah melapor ke Yuan dan dia memutuskan untuk tidak mengatakannya padaku. Ya, sudahlah. Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal ini karena hasilnya tidak merugikanku.

"Terima kasih atas tawarannya. Niat kalian sudah lebih dari cukup. Namun, aku tidak membutuhkan bantuan kalian."

Zage menggeleng. "Tidak, Gin. Yang aku maksud adalah biar kamu diam saja. Biar kami yang mengatasi mereka."

"Mereka hanya diperdaya. Setelah mereka, kamu akan mengincar keluarga mereka, kan?"

Ya, tentu saja. Maksudku, kalau keluarga para regal knight ini tahu yang membunuh mereka adalah aku, suatu saat nanti, pasti ada anggota keluarga yang ingin membalas dendam. Kalau dibiarkan, hidupku akan diganggu. Setelah yang mengincarku terbunuh, pasti, ada orang lain yang berusaha membalas dendam. Kalau begini terus, jumlah orang yang ingin membalas dendam tidak akan ada habisnya.

Orang naif akan mengatakan satu-satunya cara menghentikan rantai dendam adalah dengan memberi maaf. Namun, aku, dan semua kerajaan di benua ini, tidak setuju. Cara terbaik memutus rantai kebencian adalah dengan melakukan pembersihan, minimal 3 generasi.

Dengan melakukan pembersihan, semua anggota keluarga yang mungkin memiliki hubungan sudah dibunuh sejak awal. Jadi, kemungkinan pembalasan dendam hampir tidak ada.

Orang mungkin berpikir metode pembersihan adalah cara kuno dan barbar. Namun, justru sebaliknya. Di masa lalu, pembersihan adalah metode terakhir yang akan diambil. Kenapa? Karena, dulu, pendidikan adalah privilege yang hanya didapat oleh bangsawan. Rakyat jelata tidak memiliki akses pada pendidikan.

Di zaman modern, rakyat jelata mendapat akses pendidikan yang sama dengan bangsawan. Dengan kata lain, semua orang memiliki kompetensi dasar yang sama. Dan hal ini mengakibatkan pembersihan menjadi lebih sering terjadi pada masa modern. Kalau ada bangsawan membuat masalah tapi tidak mau dilepas dari posisi, atau membuat masalah serius lain, tinggal dibersihkan lalu cari rakyat jelata untuk dinobatkan menjadi bangsawan baru, menggantikan bangsawan yang dibersihkan.

Dan lagi, jumlah penduduk di saat ini, bisa dibilang, tinggi sekali. Jadi, pembersihan juga bisa menjadi alternatif menekan jumlah penduduk. Pembersihan adalah solusi yang tepat. Aku bukan bangsawan atau keluarga kerajaan, tapi setuju dengan hal ini.

"Jadi, kalian ingin mencegahku melakukan pembersihan?"

Ufia dan Zage mengangguk.

"Maaf, tapi permintaan kalian ditolak. Mereka adalah orang-orang yang buta dengan status bangsawan dan kode etik bangsawan. Walaupun kalian mengalahkan mereka pada pertarungan adil 1 lawan 1, berapa besar kemungkinan mereka akan mendengarkan?"

Tidak ada jawaban. Zage dan Ufia mengalihkan pandangan.

"Ya, mereka tidak akan mendengarkan. Bahkan, kalau tahu yang sebenarnya terjadi, tidak mungkin mereka membiarkanku begitu saja, kan? Kalian berdua beruntung karena MEREKA masih hidup dan menghubungi kalian. Kalau tidak? Aku tidak akan terkejut kalau saat ini kalian berdiri di sana, bersama orang-orang ini."

Masih belum ada jawaban.

"Tidak ada sanggahan? Aku menunggu."

Tidak ada sanggahan muncul. Tampaknya, Ufia dan Zage sudah sadar kalau usaha mereka akan sia-sia.

Aku mengalihkan pandangan ke puluhan regal knight yang sudah berbaik hati menunggu. Mereka benar-benar memegang kode etik kesatria.

"Informasi. Normalnya, aku akan langsung membunuh kalian dan juga membersihkan keluarga kalian."

Ketika mendengarku, para regal knight membelalakkan mata. Bahkan, beberapa sudah mengambil kuda-kuda, siap melanggar kode etik kesatria.

"Namun, menghormati Ufia dan Zage, aku memberi kalian pilihan. Bagi mereka yang tetap memberi perlawanan, setelah pertarungan ini selesai, pembersihan menanti keluarga yang melawan. Namun, bagi mereka yang mundur, aku akan menganggap kalian tidak pernah datang ke tempat ini, tidak akan ada pembersihan. Silakan dipilih."

Bersambung