Chereads / Time Inscription / Chapter 5 - Bab 5 Terbuka mata

Chapter 5 - Bab 5 Terbuka mata

Dua hari berlalu dengan cepat Fahren yang sedang bersiap-siap, mendengar handphone nya berdering lalu dia menjwab nya.

"Halo Fahren apa kamu sudah siap ?"

Suara manis terdengar di telfon, Fahren tersenyum lalu menjawab, aku sudah siap dimana kita bertemu ?"

"Aku mengirim orang untuk menjemput mu, dan aku sudah di kapal, juga Fahren ini keinginan ku tolong jangan bawa pengawal." Suara gadis memohon di telfon yang dapat meleleh kan jiwa.

Fahren yang mendengar suaranya tersenyum nakal, "Baik semua sesuai keinginan wanita ku."

"Kalo begitu aku akan tunggu, bye... mmuach."

Suara panggilan terputus, Fahren kaget karena gadis ini tidak seperti biasanya, lalu Fahren tersenyum nakal seperti memikirkan seauatu.

_______

"Apa semua sudah aiap ?"

Tomi yang sedang duduk di atas ranjang dan memegang gelas anggur bertanya pada Sofia yang sedang berias si depan cermin.

"Bagian ku sudah siap bagaimana dengan pion nya ?" Tanya Sofia.

"Pion nya ada di bawah, aku juga tidak menyangka ada kejadian seperti itu,semua memudahkan rencana kita." Jawab tomi sambil tersenyum sinis.

"Aku masih belum mengerti kenapa kamu repot-repot melakukan semua ini, kita tinggal membunuh nya dan semua selesai."

Sofia tidak mengerti kenapa harus mempersiapkan sesuatu yang merepotkan, Tomi yang mendengar ini tiba-tiba berdiri dan menuju belakang Sofia, dia berjalan mengitari dan tiba di depan Sofia yang sedang bercermin, dan telah selesai memasang anting.

"Aku akan memberitahumu nanti." kata Tomi sambil membuka ikat pinggang nya.

"Apa yang ingin kamu lalukan ? sebentar lagi acara nya dan tidak ada waktu cukup untuk aku berias lagi." kata Sofia yang tersenyum nakal.

"Aku hanya berencana menghapus lipstik mu,tapi tidak dengan bibir ku."

Tomi yang tersenyum sinis selesai membuka ikat pinggang nya, lalu menurunkan celana.

Sofia seolah olah mengerti sesuatu lalu tersenyum menjilat bibir nya, dia mencondongkan badan nya lalu membuka mulut dan Tomi langsung mengerutkan kening lalu tersenyum sinis.

_______

Malam hari tiba dan banyak petir menyambar di langit, seakan di atas sana terjadi seauatu.

Sebuah mobil terparkir di dermaga lalu seorang supir membuka pintu dan seorang pemuda tampan keluar dengan membawa seikat bunga, pria itu memakai dasi dan jas yang sangat mahal, cocok dan sesuai dengan postur tubuh nya seolah-olah baju ini hanya di buat untuk nya.

Pria itu mengeluarkan handphone nya lalu menelfon seseorang. "Tidak perlu mengikuti, serta tarik semua pasukan ketika aku sudah masuk kapal." Pria itu adalah Fahren yang akan menemui kekasih nya.

Fahren mlirik sebuah kapal pesiar mewah 'al miqrab' yang berlabuh di dermaga. Fahren berjalan mendekati nya, terdapat bodyguard yang menjaga. Setelah melihat fahren mereka mempersilahkan masuk, setelah dia masuk penjaga itu langsung pergi menuruni kapal.

Kapal melaju perlahan ke lautan.

Fahren menyelusuri lorong dan tiba di ruangan yang di dekorasi lampu redup, dia melihat seorang wanita memakai gaun hitam dengan bagian depan terbuka hampir dua gundukan meloncat keluar. Wanita itu memakai lipstik merah dan menggoda. Fahren yang melihat ini terkejut dan dadanya berdetak kencang.Dia ingin sekali menerjang dan merobek gaun itu, tapi fikiran nya cepat rasional dan menenangkan diri.

"Kemana semua orang ? Apa kapal sebesar ini hanya kita berdua ?"

Sofia tersenyum lalu menjawab "Selain kita masih ada seorang nahkoda yang harus mengendalikan kapal di lautan." Jawab Sofia dengan senyum misterius, lalu menyodorkan gelas kristal yang di iai wine kepada fahre.

"Kalau begitu kita tidak boleh mengganggu nya, biarkan dia mengendalikan kapal ini." Fahren tersenyum misterius dan mendekati sofia, dia meletakan gelas anggur dan menyerahkan bunga lalu memegang lengan sofia dan berbisik "Kamu berbeda malam ini."

Mendengar kata-kata Fahren wajah Sofia langsung memerah dan berbalik dan bersandar pada dada fahren.

"Aku....aku hanya ingin membuat momen yang tak terlupakan untuk mu." Jawab sofia dengan gugup. Melihat tingkah Sofia jiwa bajingan Fahren bangkit lalu memutar tubuh Sofia dan memeluk nya.

Tanpa sadar Fahren mencium bibir Sofia dengan gairah, Sofia yang mendapat serangan ini terkejut dan mulut nya kaku, tapi Fahren masih rakus menghisap bobir Sofia dan mencoba memasukan lidah nya.

Tanpa sadar kapal telah berlayar jauh dari pantai ke arah tertentu, tetapi kapal tiba-tiba melambat dan mendekati sebuah perahu kecil yang bermuatan 3 orang. Mereka memakai pakaian hitam dan ketika perahu menempel pada kapal, beberapa orang naik dan mereka sepertinya membawa seseorang yang di ikat dalam kondisi pingsan.

Kapal melaju kembali semakin jauh dari pantai, dan bila dilihat dari atas maka kapal lain sedang berlayar mendekati.

Fahren yang sedang beciuman di sofa dengan Sofia tidak menyadari apa yang terjadi, sifat buas nya sudah mencapai kepala. Dengan kasar dia menarik bagian depan gaun sofia sehingga bagian tonjolan besar bulat dengan puncak berwarna ping meloncat seperti bola. Fahren yang melihat ini tanpa fikir panjang menghisap lalu meremas nya.

"Mmm....."

Erangan terdengar dan wajah Sofia semakin memerah, cukup lama fahren brmain degan gundukan bola putih mengkilap. Saat dia akan mencapai langkah lain tiba-tiba suara keras terdengar dan kapal terguncang, itu mengagetkan Fahren yang sedang asik. Fahren kesal dan ketika akan berdiri sofia menarik nya.

"Mugkin itu karang, ayo kita lanjut kan." Mendengar kata-kata Sofia yang sangat lembut Fahren tidak kuasa untuk menolak. Fahren melanjutkan aksinya. Dia merobek lagi baju Sofia dan melihat bagian tubuh putih mengkilap, kulit halus dan licin serta kaki panjang yang seksi dan ada sedikit bulu dibalik celana dalam transparan.

Melihat ini fahren langsung membuka semua baju nya dan dia melepas celana dalam Sofia, saat Fahren bersiap-siap mengangkat kaki Sofia, Fahren merasakan pusing yang sangat luar biasa dan tubuh nya tiba tiba lemas, Fahren menjatuhkan diri ke lantai. Terdengar suara langkah kaki dan seseorang telah mengikat kaki dan tangan nya dalam kondisi telanjang. Lalu Fahren di dudukan di kursi, pandangan nya masih berputar dan perlahan fokus tetapi badan nya masih lemas.

Saat matanya kembali fokus dia melihat seorang laki-laki duduk di sebrang nya dan beberapa pria bersenjata.

"Kakak apa yang kamu lakukan ?"

Fahren melihat sofia berada di samping Tomi dengan tubuh telanjang dan tersenyum padanya. Fahren memikirkan beberapa hal.

"Kalian ...? Fahren masih bingung, dengan semua nya.

"Sofia kenapa ? Bukan kah kamu mencintaiku ?"

Sofia yang mendengar itu tertawa lalu menjawab "Cinta ? Itu adalah hal ke kanak-kanakan, yang aku perdulikan hanya uang dan kekuasaan, tapi laki-laki yang berjodoh dengan ku adalah laki laki dungu yang hanya bisa melayani orang lain makan dan mencuci piring, di tambah aku juga sudah jatuh cinta dengan kakak mu."

Sofia lalu duduk di pangkuan Tomi. Fahren yang melihat ini hatinya seperti di iris, rasa sakit di dada nya dan kemarahan serta harga diri yang di injak membuat nya memuntahkan darah dan tubuh nya bergetar. Fahren yang marah lalu bertanya.

"Tomi kenapa kamu melakukan ini, apa demi warisan ? Bukan kah aku sudah mengalah dan tidak mau lagi berebut dengan mu dan jelaska apa salah ku."

Fahren masih mempertahankan fikiran nya. Tomi yang sedang merangkul sofia berkata, "Salah mu ? Kau ingin tau salah mu ? Baik lah akan ku beritau, kau salah karena di lahirkan di dunia ini, jikau kau tidak lahir maka ibu pasti masih ada dan jika ibu masih ada maka bajingan tua itu tidak akan menyiksaku, menyuruhku belajar keras, membuatku tak punya teman, ketika ibu masih ada dia akan selalu membela ku tapi gara-gara kamu lahir semua bagai neraka, kamu tahu apa yang membuat ku kesal ? ketika aku bekerja keras kau malah main bersama teman-teman mu, bekerja di restoran kecil dan menggoda gadis kampung, dan yang membuat ku lebih kesal, ayah bilang kamu lebih berbakat dari pada aku."

Sakit yang amat sangat karena di hianati, Fahren yang sudah tidak peeduli lagi dengan hal-hal yang di lakukan Sofia. Dia masih bertanya pada Tomi.

"Lalu bagaimana kamu akan menjelaskan ini pada kolega ku ? Kamu tahu aku jga memiliki orang di fraksi ku."

"Soal itu kamu tak perlu hawatir, aku sudah mengurus nya, bukan kah ada orang yang mengincar mu tiga hari yang lalu ? Bawakan dia !"

Ada seseorang yang di ikat, ketika Fahren melihat ini dia terkejut, karena orang itu adalah Diki saudaranya Dimas.

"Baik lah sekenario nya dia dendam padamu lalu mengejar mu dan balas dendam, dia menyusup kesini dengan perahu kecil dengan bantuan beberapa pembunuh ini, owh iya terima kasih kepada orang yang kamu kenal, yang telah membantuku mengirim Orang ini agar bisa naik pesawat yang sama denga mu, sehingga semuanya sempurna"

Seseorang berjalan dan memasuki ruangan, ketika Fahren melihat orang ini dia terkejut dan kecewa.

"Bahkan kamu juga ?" Fahren sangat tidak percaya apa yang di lihat nya.

"Maaf tuan muda." Pria itu menunduk dengan malu dia adalah Luis pelayan yang bertwmu Fahren tiga hari lalu.

"Baik lah bila aku mati, bagaimana kamu menjelaskan ini pada ayah, dengan jaringan nya pasti dia akan mengetahui semua nya."

Mendengar itu Tomi hanya tersenyum lalu mengeluarkan handphone dari sakunya dan menekan nomor, setelah beberapa saat suara orang tua terdengar, Fahren mengenali suara itu.

"Ayah...apa kamu tahu semuanya ?"

Tidak ada suara handphone itu hening, lalu ada jawaban di Handphone.

"Keluarga Drak harus mempunyai ambisi." Suara terputus panggilan pun terdengar.

"Kamu tau kenapa ayah membiarkan ku melakukan nya ? Karena dia juga meliki seorang saudara dahulu oh tidak, mungki tepat nya adalah saingan, dan bisa dibilang ini kutukan keluarga, Oh iya soal gadis kampung itu, akan aku perlihatkan sesuatu."

Salah satu orang bersenjata membawa laptop, lalu memperlihatkan seorang wanita yang sedang terikat telanjang dikasur, dengan kulit mulus serta tubuh yang menggoda, dan terdapat bercak darah di sprai. Dia adalah Sekar, wanita yang di sukai Fahren.

Ada beberapa pemuda di dekat nya yang sedang merokok, dia adalah Tatang, Joko dan Dimas.

Fahren yang melihat ini hatinya semakin hancur dan sakit. Dunia seakan berputar, kenapa teman-teman nya ikut berhianat. Fahren menangis dan berteriak, terdengar suara sekar di layar laptop.

"Fahren selamat kan aku, tolong...." Mendengar suara itu fahren mengangkat kepala nya dan menatap gadis yang terikat telentang di ranjang tanpa sehelai bajupun.

Terdengar suara laki-laki yang tidak lain adalah Dimas, "Fahren jangan salahkan aku, karena kakak mu mengancam keluarga ku dan dia juga menjanjikan sesuatu yang besar, dia berjanji menolong ayah ku, dan kamu tahu rasa gadis ini luar biasa, aku bahkan tiga kali melakukan nya, jika aku tau dari dulu, mungkin aku tidak akan menjadi pengecut seperti sebelum nya ketika berhadapan dengan wanita, sisanya aku serahkan pada Joko dan Tank baja, owh iya Joko di janjikan untuk bekerja di perusahaan besar milik kakak mu, dan keluarga Tank baja di berikan proyek besar, masing-masing dari kami tidak bisa menolak, maaf kawan kami hanya memilih pemenang."

Suara di layar yang membuat Fahren mengerti segala nya, jadi semua tentang kekuasaan dan uang.

Dia akhirnya menginginkan sesuatu dan tahu apa yang harus di kejar, dia ingin kan kekuatan, uang, kekuasaan. dia menginginkan semua nya se banyak banyak nya. jika dia memilikinya semua ini tak akan terjadi. Fahren terlalu terlambat untuk menyesal, dia melihat orang yang bersenjata menyerahkan pistol pada Tomi yang masih menompang sofia, lalu menodongkan senjata pada Fahren.

"ingat lah di kehidupan selanjut nya, kamu harus lebih kejam."

"Dorrrr....."