Chereads / My Twins Lovers / Chapter 4 - 3. Sea Kok Aneh?

Chapter 4 - 3. Sea Kok Aneh?

~~~

"Woi Ice!!" Sea menggebrak meja Ice seketika Ice langsung menoleh ke arah Sea.

"Ga bisa slow?"

"Ga bisa, gue sukanya ngegas.."

"Udah selesai ngapel?" Tanya Ice kesal.

"Hh? Kok tau gue ngapel?" Ice baru menyadari perkataannya barusan, ia seketika mengubah cara duduknya "Orang kek lo gak ngapel juga ga bisa ngapain lagi.."

"Ck, tau aja.."

"Trus lo dah selesai bikin dramanya?"

"Belom, nunggu lo bantuin"

"Bah, gue nyuruh buat aja"

"Ga bisa sendiri, ga ada ide.."

"Lo nulis wattpad aja bisa, masa nulis gini aja ga bisa?"

"Beda Sea.."

"Udahlah.. sini bawa.." Sea meminta kertas orak orek dari Ice, Ice pun memberikannya.

"Nanti maunya gue mau ngisiin pelakor... biar salah satunya direbut, mungkin gue yang direbut soalnya gue ganteng"

"Idiih"

"Ice" panggil sea sambil menulis.

"Apa?"

"Punya doi? Siapa doi lo?"

Deg.

Lo

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

"Woyy Icee!!" Panggil Sea mengagetkan Ice.

"A-ah?"

"Sejak kapan lo jadi orang yang gak fokus gini sih?"

"Gue tanya siapa doi lo?"

"Ada deh.."

Sea hanya terkekeh, "Gamau ngasih tau?"

"Ga pengen lo tau.."

"Kok?"

Karena lo adalah orang yang gue maksud

"Nanti lo nyesel"

"Lah kok?" Kini Sea berhenti menulis dan menatap Ice.

"Udah sini, gue aja nulis, lo ga bakal selesai kalo gini aja, itu aja lo baru nulis satu huruf.." balas Ice.

"Atau doi lo tuh gue?"

Deg.

"Kagak"

"Orang seganteng gue ga disukain, masa nyukain orang lain, di sekolahnya ni selain gue ga ada lagi yang ganteng.."

"Diem lo.. jangan ganggu gue nulis, gak selesai selesai nanti.."

Hening. Ice fokus menulis dan Sea hanya tenggelam dengan pikirannya sendiri.

"Sea.." panggil Ice memecah keheningan.

"What?"

"Lo berduaan sama gue gini, kak Clarissa ga marah?"

"Kak Rissa tuh orangnya ga cemburuan.. tenang aja, gue sama lo juga sama sama ga punya perasaan.

Deg.

Kenapa kata lo tuh nyakitin kali sih Sea?

"Atau lo punya?" Tanya Sea.

"Enggak"

"Yaudah kalo gitu, lo tenang aja.."

"Eh trus dramanya kapan kita mau latihan?" Tanya Sea.

"Boleh aja, nanti juga boleh"

"Yaudah.. nanti sore ya.."

Ice hanya mengangguk setuju.

Sore pun tiba,

"Ni Sea, hafalin narasinya, maunya hari ini aja langsung syuting" Ice memberikan kertas narasi yang sudah di print rapi kepada Sea. Iya benar, akhirnya Ice yang mengerjakan semuanya.

Sea pun menerimanya dan mencoba membaca baca. "Eh Ice," kata Sea yang masih membaca teks.

"Iya?"

"Trus ni kita berdua aja syuting gitu?" Kini Sea menoleh ke Ice.

"Iya.. kan juga kita baru nulis pas ada kitanya aja.."

"Terus siapa yang videoin kita?"

"Tenang aja, udah ada"

"Udah? Udah hafal" tanya Ice.

"Udah udah.. langsung aja.."

"Oke kita mulai"

Mereka pun memulai aksi berdrama mereka.

"Kalau misalkan lo sama gue udah putus, kita harus kembali temenan lagi, kita harus akrab lagi kayak sekarang, janji?" Ice mengajukan kelingkingnya di depan Sea.

Sea tersenyum kemudian ia mengaitkan kelingkingnya dan kalingking Ice. Mereka saling tersenyum bahagia. Sea kemudian membawa tangan kanannya ke lengan kanan Ice.

"Btw, besok kita ke pantai yok.." ajak Sea.

Ice mengangguk setuju.

"Cut" kata perekam video.

"Mantep Ice, gaada salah.." Sea tersenyum puas.

"Ya iyalah, gue kan udah pro.."

Sea sedikit terkekeh "Gue lebih pro kali"

"Oke, jadi kapan ni kita mau ke pantainya?" Tanya Sea.

"Terserah lo"

"Ni kita seriusan mau berdua aja syuting?" Tanya Sea.

"Bilangin ntar.. sekarang kan masih berdua.. emang kenapa seh? Gamau berduaan sama gue?"

"Bukan gitu, gue kan cuma nanya aja yaoloh"

"Yaudah, karang kita ke pantai" kata Sea.

"Hah?"

"Jugaan lo pulang juga ga ngapa ngapain toh.."

"Yaudah karang.. eh tapi, gue gabisa"

"Lah, kok?"

"Tadi gue dianter kakak gue, dan karang gue naik apa ke pantai?"

"Lah, itu lo pikirin? Gue bonceng lo"

"Hah? No no no... gue ga akan mau dibonceng lo, nanti ka Clarissa liat, fix, gue dikira pelakor, apalagi temennya kak Clarissa tuh banyak. Dan apa nasib cewek sekecil gue yang harus menghadapi mereka semuaa??? Udah deh, gue pulang aja" Ice tersenyum simple kemudian membalik badannya mau pulang.

"Emang lo pulang naik apa?" Tanya Sea sehingga Ice menghentikan langkahnya.

"Go jek"

"Yauda, lo naik gojek aja ke pantai"

"Gabisa, uang gue pas pasan untuk pulang"

"Ice, lo gausah beralasan, fix, lo, gue bonceng"

"Tap--"

"Dan jika alasan lo kak Rissa, dia udah tau gue mau syuting sama lo, so, no problem"

Okay, so, the last, aku harus dibonceng dia, seneng? Iya, lumayan, tapi... ya gitu laa, bikin aku tambah baper biar aku gabisa move on..

"Nyampe" Ice turun dari motor Sea, begitu pula dengan Sea.

"Anginnya enak" Ice tersenyum melihat suasana pantai di sore hari, matahari berwarna oranye di padukan dengan air laut yang tenang. Sungguh perpaduan yang indah.

"Emang lo makan anginnya?" Tanya Sea.

Ice menoleh dengan tatapan kesalnya. Sea terkekeh.

"Syuting kuy" kata Sea.

Setelah mereka selesai syuting,

"Pen nikmatin suasana pantai, masih males pulang" kata Sea tiba tiba.

"Yaudah gausah pulang, gue yang pulang"

"Tapi pen ada yang nemenin juga"

"Telpon aja kak Clarissa"

"Kenapa Ice? Gue yang pacaran sama kak Clarissa, tapi lo yang selalu bawa bawa nama dia pas kita bareng, bukankah seharusnya gue yang takut dia salah paham tentang kita? Kok malah lo? Gue aja santai santai aja.."

Deg.

Haruskah gue bahagia? Atau sedih?

"Maksud lo ngomong gituan tu apa Sea? Atau lo yang nyimpen perasaan sama gue? Kalo kak Clarissa denger semua omongan lo karang, dia pasti sedih"

Keduanya saling terdiam tenggelam dengan pemikirannya masing masing.

"Hahahahaha" tertawa Sea terpecah tiba tiba. Ice menoleh dan bingung. "Sumpah Ice, gue ga ngerti kenapa lo se serius itu nanggepinnya, gue tuh bercanda lo tau gak sih? Hahahaha, ngakak, mana mungkin lah gue nyelingkuhin kak Clarissa, dan selingkuhan gue...? Lo?? Hahahahaha, impossible sumpah"

Ice merasa sedikit lega, ia juga malu.

"Yaudah deh gue pulang" Ice segera berdiri, tapi ketika ia berbalik Sea menahan tangannya.

"Uang lo kan pas pasan, mending gue anter" kata Sea.

Ice terdiam. Tanpa menolak, juga menyetujui.

"Kok bengong? Yok jalan" Sea berdiri dan berjalan memimpin Ice, Ice hanya membuntuti Sea saja.

Di perjalanan hanya ada suara angin yang menemani mereka, semua terdiam sambil tenggelam dalam pikiran masing masing.

"Udah" kata Sea setelah sampai di depan rumah Ice.

"Makasih" Ice pun turun dan memasuki rumahnya, ia langsung pergi ke kamarnya dan memikirkan semua kejadian tadi bersama Sea.

Lo bertingkah aneh sama gue.. biasanya lo ga pernah se care ini sama gue... lo kenapa, Sea?

Tiba tiba hp Ice menunjukkan ada notif dari Dinary.

Laydinary:

"P"

"Ice"

"Gmn dramanya ma dia?"

Icepreechaya:

"Seru bet"

"Tapi aneh ry"

Laydinary:

"Why?"

Icepreechaya:

"Dia kek care gitu sama gw"

"G ngerti kenapa"

"Or just my feeling gtw juga"

Laydinary:

"Keknya cuma ur feeling aja deh"

"...."

Read.