Dari ekor matanya, Tasia melihat ibu Tika diantara kerumunan tahanan yang lain. Tasia tau wanita itu pasti bisa menjelaskan kepadanya kemana tahanan yang ditunjuk tadi dibawa pergi. Akhirnya upacara bendera tersebut dibubarkan dan mereka semua harus segera kembali bekerja. Tidak ada yang namanya istrirahat apalagi makan siang.
Dalam langkahnya kembali ke lokasi pemecahan batu, beruntung Tasia bisa berjalan bersampingan dengan ibu Tika. Namun wanita itu berlagak agak gila juga di depan yang lain.
"Bu! Ini aku, Tasia!" Bisiknya cepat.
Wanita itu langsung menoleh pada Tasia dengan mata melotot. Ia memberikan tatapan mengancam pada gadis itu Bisa-bisa dirinya terkena masalah hanya karena gadis nakal ini.
"Kemana mereka membawa para tahanan itu?" Tanya Tasia cepat sebelum mereka terpisah di persimpangan jalan depan.
Wanita itu menatap sekeliling sebentar "Ada yang membutuhkan tenaga pekerja di kota atau istana."
"Istana?" Gadis itu mendengar sebuah jalan terang.