Entah sudah berapa lama Tasia memecahkan batu dan mondar mandir membawa gerobak bagai pekerja proyek. Anehnya, selelah apapun tubuh Tasia melakukan pekerjaan itu, ia tetap bisa melakukannya meski rasanya tulang-tulangnya akan terlepas semua. Ia tidak merasa akan pingsan sama sekali. Kesadarannya utuh sepenuhnya.
Ia merasa sangat lapar dan haus, namun masih sanggup berdiri dan bekerja.
Tidak terasa, langit mulai menjadi kemarehan, tanda matahari sudah mulai muncul yang menandakan pagi akan datang. Sebuah bel dengan bunyi dengung yang memekakkan telinga menjadi pertanda bahwa pekerjaan hari ini sudah selesai.
Para penjaga mengarahkan semua tawanan untuk berbaris keluar dari lokasi kerja dengan memecut-mecut tidak jelas. Tasia sangat geram melihat betapa jahatnya kumpulan makhluk tersebut. Bukan wajah dan rupanya saja yang seperti monster, namun perbuatan dan pikiran mereka juga sama seperti monster!