Tasia tersenyum hangat, ia mengangkat kepalanya dan merangkak sedikit lebih ke atas lalu memberikan sebuah kecupan hangat di bibir sang raja "Terimakasih, Hadyan. Aku mencintaimu."
Hadyan langsung menggapai rahang kiri Tasia. Satu tangannya menahan punuk gadis itu. Ia mengulum bibir lembut dan manis tersebut. Tasia berani membuat Hadyan mencicipi kecupannya sedikit saja, sekarang ia harus menerima jika sang raja menagih hidangan utamanya. Meski seakan api membara dan meledak-ledak di dalam dada Hadyan, namun ia memperlakukan Tasia dengan begitu lembut dan pelan. Ia bahkan memberi jeda ketika merasakan gadis itu mulai kehabisan nafas. Seperti yang tadi Tasia minta, ia akan mengajarkan semua hal yang tidak diketahui olehnya.