"Kau tidak perlu merubah dirimu. Karena aku mencintaimu apa adanya." Ucap Hadyan lagi.
Tasia terpana atas penjelasan calon suaminya itu. Kehangatan seketika menyeruak di dalam dadanya. Ia tersenyum haru, hingga terasa tangisannya ingin mengalir keluar seperti biasanya.
"Trimakasih, Hadyan. Aku tidak tau harus berkata apa lagi." Ucap Tasia.
Hadyan menggeleng "Seharusnya aku yang berterimakasih padamu, karena telah merubah hidupku." Ia kembali menatap Tasia dengan serius. "Aku bisa membatalkan upacaranya jika kau mau. Aku tidak mau kau merasa terpaksa melakukannya."
Tasia menggeleng cepat. Kali ini ia benar-benar yakin setelah mendengar penjelasan Hadyan. Pria itu membuat hati gundah Tasia menjadi tenang.
"Aku mau, Hadyan. Tetap laksanakan upacaranya besok."