Nada suara Hadyan agak berubah lebih dalam.
"Kami sudah selesai. Bawa putri Anastasia ke kamar mandi dan layani dia dengan baik." Perintahnya dan langsung dituruti kelima dayang tersebut.
Tasia berjalan mengikuti langkah para dayang menyusuri lorong istana yang sangat megah. Banyak penjaga berdiri tegap di tiap sudut istana, bagai patung yang meskipun berwujud layaknya manusia, masih terasa menakutkan di benak Tasia.
Lalu ia berhenti di depan sebuah pintu besar berlapis emas dengan ukiran-ukiran rumit.
Seorang dayang membuka pintu itu dan Tasia terpukau atas apa yang ada di baliknya. Sebuah kamar mandi dengan kolam besar berhias permata. Ada sebuah kaca jendela besar dengan banyak ikan berwarna perak yang berenang kesana kemari. Lantainya terbuat dari marmer berwarna gading dan ada beberapa pilar berukir ular berwarna cokelat.
"Silahkan masuk, putri." Ujar mereka tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun.