Chapter 79 - 78. Batu Karang

Gadis berparas cantik itu melangkahkan kakinya mundur. Lalu bersama angin yang berhembus, ia menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Ia menutup kedua matanya, bersiap merasakan sakit yang teramat hebat ketika punggungnya menghantam karang nanti. Apakah tubuhnya akan langsung hancur? Apakah ia akan mati seketika? Atau dibiarkan tersiksa dahulu oleh Sang Pencipta yang murka?

Tubuhnya jatuh melawan angin, ia sudah siap. Siap untuk mati. Dan siap untuk menerima segala ganjaran atas ulahnya ini. Jurang itu begitu dalam hingga ia mulai mencium aroma air laut, pertanda ia semakin dekat dengan ajalnya. Air matanya tidak keluar, meskipun di dalam hati ia menangis takut. Membayangkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Mebayangkan bagaimana rasanya tulang punggung patah dan kepala pecah seperti di film-film horror yang sering ia tonton.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS