Nafas mereka berdua saling berburu. Seluruh penjuru tubuh Tasia terasa panas. Ia tidak menyangka aktifitas seringan ini bisa membuatnya keringatan. Mungkin karena sudah terlalu lama tidak berhubungan lagi dengan Hadyan. Namun kini bibirnya sampai terasa kebas.
Oke, ini sudah terlalu lama, pikir Tasia. Ia juga merindukan Hadyan. Tapi mereka juga tidak bisa terus berciuman tanpa henti begini, seakan tidak ada hari esok. Tasia memalingkan wajahnya yang entah sejak kapan, sudah dikekang oleh kedua tangan Hadyan di atas bantal empuknya. Tasia mengerti kalau Hadyan sangat terobsesi padanya dan sudah lama tidak mendapat jatah, sehingga ia bisa memaklumi jika sang raja lepas kendali seperti sekarang.
"Eng.." Tasia mengerang dengan sedikit menghindarkan wajahnya lagi.