Tasia sedang mengalami proses paling sakral dalam pernikahan mereka. Wanita itu tengah mengandung anak-anak impian Hadyan, dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Hadyan tidak hanya harus menjaga raga permaisurinya saja. Justru yang paling wajib ia perhatikan adalah perasaan si calon ibu.
"Baiklah." Angguk pria itu. "Tapi bisakah aku meminta satu hal kepadamu, Tasia? Jika kau menginginkan sesuatu, kau harus mengatakannya padaku. Jangan pergi dan lakukan sendiri.. Terlalu berbahaya." Pinta Hadyan.