Hadyan tersenyum tipis untuk mencairkan suasana. Ditatapnya ringan wajah ayu Dewi Sri yang nampak tidak enak hati.
"Tidak perlu meminta maaf, Dewi. Masalah di kerajaanmu sangatlah genting. Sebagai seorang pemimpin, aku memahami kewajiban yang harus kau kedepankan. Jangan mengahawatirkan kami disini. Aku sudah belajar sangat banyak darimu. Aku yakin bisa merawat permaisuriku sendiri dengan baik." Jawab Hadyan.
Dewi Sri mengangguk "Jaga diri kalian. Tolong sampaikan salamku kepada Permaisuri. Maaf karena aku tidak bisa menemaninya lebih lama dan berpamitan secara langsung padanya."
"Tentu, Dewi. Berhati-hatilah selama perjalanan." Balas Hadyan.
Lalu pria itu menghampiri salah satu panglimanya yang termuda bernama Joko Putih, "Pimpin pasukan Pari untuk membantu kerajaan perak melawan siluman pemberontak. Jangan sisakan satu pun dari para siluman sial itu. Aku akan mengutuk apapun yang berani menyerang kediaman bibiku."
"Baik, Yang Mulia!" Hormatnya.