Akhir-akhir ini sikap Tasia menjadi aneh seperti cuaca yang tidak dapat ditebak. Mungkin mental wanita itu agak terguncang sebagai dampak atas tubuhnya yang terluka parah. Hadyan merasa dirinya bertanggungjawab penuh atas sikap Tasia yang sering menjadi kekanakan. Ia yakin, tanpa sadar Tasia merasa depresi dan kurang perhatian. Memeluknya ketika tidur dan menemaninya saat makan tidak mungkin cukup untuk membuat seorang wanita bahagia. Ia harus berusaha lebih keras lagi.
**
Kedua tangan Tasia direntangkan di udara, ia menstabilkan keseimbangan tubuhnya. Setelah beberapa hari berlatih jalan sebentar-sebentar setiap harinya, kekuatan kakinya berkembang pesat. Perkiraan Tasia benar. Ia tidak boleh memanjakan tubuhnya sendiri. Ia harus sedikit memaksa untuk bisa cepat sembuh.
Hadyan terus berjaga di sisi Tasia jikalau kaki wanita itu menjadi lemah dan membuatnya jatuh seperti sebelum-sebelumnya. Ia tidak lagi melarang Tasia melakukan keinginannya selagi tidak terlalu berbahaya.