Chapter 214 - 213. Apel Busuk

Hadyan mengerutkan dahi, lalu mengisyaratkan agar pelayan itu kembali melanjutkan tugasnya. Ia merasakan desiran laut di dalam batinnya. Ini masih belum masuk waktu makan. Apakah Tasia sakit sehingga meminta bubur ikan, lagi?

Dengan mengurungkan niatnya pergi ke ruang kerja untuk memeriksa tawaran bisnis logistik dari beberapa kerajaan pinggiran, Hadyan memilih kembali ke kamarnya untuk memeriksa keadaan Tasia.

Sambil menyuap bubur ke dalam mulutnya, Tasia menoleh ke arah pintu saat menyadari Hadyan datang masuk ke dalam kamar. Ia menelan bubur nikmat tersebut sebelum menyapa sang raja.

"Kau sudah selesai? Mau bubur?"

"Apa kau sakit? Kenapa makan bubur lagi?" Hadyan melangkah mendekat dan duduk di samping Tasia yang sedang makan di atas ranjang dengan meja kecil.

"Aku tidak sakit." Geleng Tasia. "Aku hanya lapar."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS