"Ah.. Ini bukan sesuatu yang perlu kau khawatirkan, Permaisuri. Luka seperti ini tidak ada artinya bagi pejuang seperti kami." Ia memberikan senyuman lebar.
"Hadyan yang melakukannya, ya?" Tasia tidak bisa santai. Dahinya masih berkerut serius.
Senyuman Rangin seketika mengendur. Ia menghela pelan "Kita harus banyak bersabar. Terutama kau, Permaisuri. Siluman yang ada di dalam diri Raja Hadyan itu semakin kuat. Ibaratnya seperti sebuah batu karang, karena selalu dibiarkan begitu saja, ia jadi tumbuh semakin besar dan kuat."
"Lalu bagaimana? Apakah berbahaya bagi Hadyan? Saat itu, Hadyan jadi aneh sekali. Ia terlihat akan berubah, namun ia tahan. Hadyan kelihatan kesakitan. Aku takut dia akan terluka. Apakah Hadyan akan baik-baik saja?" Wajah Tasia nampak begitu gusar.