"Permaisuri.."
Mata Hadyan melotot besar "Apa yang terjadi?!"
"Kesehatan Permaisuri menurun lagi. Beliau demam. Tubuhnya sangat panas."
Para tabib langsung bergegas menuju kamar Tasia dengan Hadyan yang mengekor di belakang mereka dengan cemas. Namun sang raja tetap pada pendiriannya. Kakinya terhenti tepat sebelum mencapai muka pintu kamar. Ia hanya mengintip di sana.
Para tabib berhamburan di dalam kamar. Tasia tengah berbaring degan kening bersimbah keringat. Matanya terpejam, namun raut wajahnya terlihat tidak tenang. Nafasnya terdengar berat dan kasar.
"Permaisuri.." Panggil tabib, berusaha menyadarkan Tasia sembari mengguncang lengannya. Namun wanita itu tidak merespon. Ia seperti setengah mengigau dengan mulut menggumam tidak jelas.
"Tubuh Permasuri semakin panas. Ini sangat buruk terhadap luka-lukanya. Tubuh Permaisuri terlalu lemah untuk bisa memulihkan dirinya sendiri. Cepat siapkan obat-obatnya!" Perintah kepala tabib.