Argani tidak sempat membalas lebih jauh ucapan Tasia tadi, ia melihat ada siluet besar yang merayap cepat ke arah mereka. Dengan gerakan seperti angin, Argani melompat ke sisi lain untuk menghindar. Tasia yang berada di dalam dekepannya memekik kaget.
"Hadyan!" Wajah Tasia melunak. Akhirnya penyelamatnya datang juga.
Alis Argani seketika menukik, wajahnya terlihat sangat marah menyadari ekspresi Tasia ketika melihat suaminya datang. Seharusnya wajah seperti itu hanya ditunjukkan kepada dirinya. Argani masih ingat, wajah manis Tasia yang dahulu selalu tersenyum lebar ketika memandangnya dengan mata berbinar.
"BERENGSEK KAU ARGANI!" Suara Hadyan menggelegar di tempat itu sambil melesat ke arah siuman sial tersebut.
"Dia akan mati!" Hadyan mematung. Kedua matanya membulat besar saat melihat kuku panjang beracun Argani ditempelkan pada leher lunak Tasia.
"Dia akan mati jika kau mendekat." Argani tersenyum miring. Hadyan membisu, tubuhnya tidak dapat bergerak.