Tasia tampak mengendalikan nafasnya dengan kedua mata terpejam erat. Lalu ia membuka matanya dan tersenyum nakal "Tidak perlu minta maaf. Aku menikmatinya.."
Hadyan tertawa lega "Aku tau kau kelelahan. Maaf karena aku berlebihan. Sepertinya aku terlalu merindukanmu." Ia mengecup pipi Tasia, lalu berbaring di samping wanita itu.
Dahi Tasia mengerut sembari menatap Hadyan bingung "Apa yang kau lakukan?"
"Apanya?" Kedua alis Hadyan terangkat. Perlahan kedua bola matanya yang menghitam total berangsur kembali normal.
Tasia bangkit duduk, masih menatap wajah Hadyan dengan heran "Ka.. kau.. belum.." kedua pipinya langsung merona seperti tomat. Bagaimana cara mengatakannya?
Hadyan menarik pundak Tasia agar ia kembali berbaring. Kedua matanya terpejam sembari menggenggam salah satu tangan sang permaisuri "Aku sedang terluka. Kau juga sudah terlalu lelah."
"Aku tidak le.."