Tasia membuka kedua matanya. Apa yang ia lihat membuka luka lama yang pernah tergores dan menambahkan sayatan baru disana. Air matanya tidak lagi dapat keluar. Ia masih berusaha mencerna memori yang terasa seperti mimpi itu. Tidak disangka, sebegitu banyak kenangan yang selama ini ditutup dari dirinya.
"Aku harap kau tidak menyesal. Karena aku tau, itu sangat menyakitkan." Ucap Jihan. Dia sendiri masih mengingat bagaimana dirinya terlibat saat masih kecil.
Lilin yang sudah hampir habis meleleh di atas lantai, seketika padam apinya ketika Jihan melepas tautan jari-jarinya. Ritual sudah selesai. Tasia sudah kembali.. Menjadi dirinya yang dahulu, dengan segala kekuatanny. Jihan beranjak berdiri dan menyalakan lampu ruangan tersebut. Ia menoleh kepada Tasia yang masih duduk mematung dalam posisi yang sama.