Ketika sedang sibuk berias di depan meja rias megahnya, Yanti yang kini sudah semakin cantik karena rajin perawatan, menerima panggilan dari nomor seorang pria yang sangat ia kenal.
"Iya, Ton?" Ucapnya ketika mengangkat telpon. Benda kotak itu menempel agak lama di telinganya, nampaknya pria di sebrang telpon sedang mengatakan sesuatu yang sangat penting. Tiba-tiba, kedua matanya terbuka lebar.
"Lalu bagaimana? Aku tidak mau kehilangan ini semua. Kau tau kan, bagaimana perjuanganku waktu itu?!" Ucapnya dengan nada tinggi.
"Aku tidak perduli. Kalau perlu, kita culik anak itu dan serahkan pada siluman itu. Setelahnya, aku dan semua keluargaku akan pindah ke Singapura." Ia menutup telepon dengan nafas terengah karena emosi. Ia menatap pantulan dirinya di cermin lalu mencopot kedua anting besarnya dengan kesal, kemudian ia lemparkan ke lantai.
"BERENGSEK!"
***