Kening Dewi Sri berkerut, tidak mengerti apa yang sedang Tasia bicarakan. Namun ia tau yang wanita itu maksud adalah benda-benda yang biasa digunakan oleh bangsa manusia. "Apakah ada cara lainnya bagi kita untuk bisa pergi ke rumahmu, Tasia?"
"Ada, Dewi. Kita harus menumpang bus ke arah Jakarta. Tapi bus itu hanya beroprasi di pagi hari. Aku juga tidak tau dimana terminalnya. Lalu bagaimana caranya, kalau kita masih dalam wujud roh seperti ini? Dan juga.. Dewi.. maaf, tapi apakah kau bisa berkeliaran di siang hari? Setauku makhluk goib tidak menyukai cahaya matahari.." Tasia menatapnya tidak enak. Meskipun saat ini Tasia juga adalah roh goib, namun setengah hidupnya ia habiskan sebagai manusia biasa. Kalau boleh memilih, ia sebenarnya juga lebih suka beraktifitas di siang hari.
Dewi Sri tersenyum "Anastasia.. Sepertinya kau lupa. Aku adalah Dewi Sri dari kerajaan perak. Aku mengindahkan siang."
"Ah.." Tasia tertawa kecil "Maaf, Dewi. Benar, aku melupakan hal itu."