"Maaf, aku harus segera ke perbatasan. Jendral mengatakan, sekutu Argani semakin bertambah disana. Kelihatannya niat pria itu semakin bulat." Ucap Hadyan sambil mengenakan celananya. "Aku akan kembali lagi untuk mengantarmu. Bersiaplah."
Tasia mengangguk paham. Setelah itu Hadyan keluar dari kamar setelah mengecup bibir permaisurinya dengan sayang. Tasia menarik nafas panjang, bersiap untuk menghadapi apa yang akan terjadi nanti.
**
"Pangeran Argani ada di sekitar wilayah peperangan. Meski bersembunyi, ia ada di sekitar sana. Dengan begitu, aman bagi ku dan permaisuri untuk keluar dari istana." Jelas Dewi.
Hadyan mengangguk "Selama kalian keluar dari istana, aku akan menjaga agar siluman sial itu tidak bergerak dari tempat persembunyiannya. Ia tidak akan mendekati kerajaan dan tidak akan menyadari kepergian kalian."
"Terimakasih, Raja." Ucap Dewi. Lalu wanita itu menatap Tasia yang masih terpaku diam menyimak rapat mereka, "Tiba waktunya bagi kita untuk pergi, Anastasia."