"Aku percaya kau bisa menangkapnya, Hadyan. Jangan sampai masalah ini membuatmu meragukan dirimu sendiri." Ucap Dewi Sri tegas. Nampaknya Hadyan sedang menghadapi situasi terberat selama sejarah hidupnya.
Hadyan termangu. Ia tidak menyadari hal tersebut. Ia bahkan tidak bisa mengenali dirinya sendiri saat ini. Rasanya lebih baik menghadapi seluruh lautan yang bersatu untuk menyerangnya seorang diri, daripada harus mengetahui ada makhluk lain yang berusaha merebut permaisurinya. Mengetahui dirinya tidak berdaya untuk melidungi permaisurinya sendiri, membuat harga dirinya sangat terluka.
"Hadyan.. Tenanglah.." Tasia tersenyum lembut padanya. Kedua mata sendu wanita itu membuat Hadyan serba salah.
Tanpa bicara sedikitpun, Hadyan bangkit berdiri dan keluar dari ruang kerjanya, meinggalkan kedua wanita itu. Dewi Sri dan Tasia hanya bisa menatap satu sama lain dengan wajah sedih.
***