Tasia mengangkat kedua alisnya tinggi "Siapa orang itu, Dewi?" tanyanya langsung.
Dewi Sri mengangguk "Sayangnya, aku tidak mengetahui sampai sejauh itu, Anastasia. Namun aku dapat merasakan sisa aura orang sakti itu. Sepertinya, ia adalah orang yang sama dengan yang memberikan jimat pelindung di dalam rahimmu. Namun dari yang dapat aku lihat, ia sudah meninggal dunia."
Tasia mengerutkan dahinya, kembali memperhatikan kuku-kuku kecil lentik di jemarinya. Ia nampak berpikir cukup lama, lalu sebuah ide gila muncul di dalam pikirannya. Segera ia mengangkat kepala dan menatap wanita cantik di sampingnya itu. "Dewi. Aku bisa menyebarang ke alam manusia. Aku akan mencari tau sendiri."
"Tidak, Anastasia. Aku dan Hadyan tidak akan mengijinkanmu pergi ke luar istana. Terlalu berbahaya untukmu. Dan juga, kau bukanlah lagi seorang manusia. Di alam itu, kau adalah roh goib." Bantah Dewi Sri.