Tasia menoleh kesana kemari.
"Ayah dan ibu ada dimana?"
"Jangan kemari, nak. Dia akan menangkapmu. Larilah.. ikuti nenek! Cepat!" Tasia terpenjat ketika mendengar suara tangisan anak laki-laki. Ia mengenal suara itu. Suara kakak laki-lakinya.
"Kakak?!" Gumamnya mulai putus asa. Air matanya menetas jatuh.
"Pergi sama nenek, Tasia! Cepat!" Teriak ibunya memburu-buru.
"Dimana? Neneknya dimana?" Tasia berputar-putar mencari di tengah kabut yang terus meninggi, semakin membutakan pengelihatannya.
Tiba-tiba, Tasia terpenjat, seketika menutup mulutnya dengan kedua tangan. Seluruh badannya gemetar hebat sementara kedua mata bulatnya menatap lurus ke depan tanpa mampu berkedip. Di tengah kabut putih itu, terdapat sebuah figur bayangan besar yang aura hitamnya meluap-luap tepat beberapa meter di hadapan Tasia.