Tasia melirik ke belakang sebentar, ia tau Hadyan dan Rangin tengah bercengkrama di taman itu. Untung saja Ajeng belum sempat melihat mereka berdua, kalau tidak, Tasia akan langsung diserahkan kepada Hadyan. Saat ini pikiran Tasia sedang kacau, ia tidak ingin langsung bertemu dengan Hadyan setelah apa yang barusan ia lihat. Meskipun ia tau, Hadyan tidak mungkin sengaja menghampiri Nara. Sepertinya mereka hanya terlibat sebuah insiden yang kebetulan mempertemukan mereka berdua. Namun bagaimana jika sesuatu yang kebetulan tersebut adalah sebuah tali merah? Layaknya pertemuan pertama Tasia dengan Hadyan yang berawal dari sebuah kebetulan juga.
"Setelah ini aku akan meminta pelayan mengatakan kepada Hadyan bahwa kau sakit. Jangan lupa diminum obatnya." Jelas Ajeng pada Tasia. Gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Karena larut dalam pikirannya sendiri, ia sampai tidak sadar sudah berada di depan pintu kamar.