Meskipun berada di tengah laut, kerajaan milik Raja Marda seakan berada di kawasan pegunungan yang sejuk dan memiliki banyak pepohonan rimbun, serta sungai mengalir.
"Terimakasih sudah mengantar kami." Ucap Tasia pada pelayan istana. Mereka membungkuk hormat dan meninggalkan kamar tersebut. Mungkin para palayan tersebut bingung, karena baru pertama kali diberi ucapan terimakasih dari seorang bangsawan.
"Istana pamanmu bagus sekali, Hadyan." Ucap Tasia dengan melangkah kesana kemari dan membuka setiap pintu yang ada. "Bahkan ada taman pribadi untuk kita. Menakjubkan!"
Hadyan duduk di atas ranjang sambil tersenyum sendiri memperhatikan permaisurinya yang terus bergerak bagai gansing. Sepertinya gadis itu sedang kelebihan energi. Begitu Tasia melewati Hadyan, pria itu langsung menarik lengannya hingga ia terhempas duduk di atas kasur.
"Istirahatlah sebentar. Kenapa kau terus berjalan tanpa henti seperti itu? Apa kau tidak lelah? Hem?" Ia mengusap pipi Tasia dengan jemarinya.