Wira menggeram di dalam hati, tidak sabar menunggu gadis lamban itu. Lalu sebuah ide muncul di dalam kepalanya. Ia langsung menghentak-hentakkan telapak kaki besarnya di atas lantai kayu dengan keras dan cepat.
"Cepat buka pintunya! Tolong! Aku terluka! Mereka datang!" Teriaknya dengan menggedor-gedor pintu tersebut.
Tidak perlu menunggu lama lagi, seperti apa yang sudah ia rencanakan. Pintu tersebut akhirnya terbuka lebar dengan memperlihatkan seorang gadis manusia di baliknya.
***
Tasia tergesa, berpikir suaminya sedang berada di dalam bahaya. Delam sekejap rasa ragunya itu hilang, tergantikan dengan perasaan khawatir yang teramat sangat. Seumur hidupnya, Tasia tidak pernah mendengar seorang Hadyan berteriak minta tolong. Apalagi mendengarnya terluka. Dengan pikiran pendeknya, ia berusaha menolong Hadyan.