Max aku benar benar tak mau berpisah denganmu, meski apa yang terjadi di depan nanti, kau membuat mataku tak bisa melihat, otakku tak bisa berpikir. Dan saat tersadar aku sudah menyerangmu seperti ini.
Melihat wajah terkejut max membuat aku tak mau lagi menahan diri, untuk pertama kalinya aku ingin, sangat menginginkan dirinya di dalam diriku.
Aku pikir setelah hari ini, mungkin.. mungkin kita tak akan bertemu lagi, membayangkan kita harus berpisah, membayangkan cinta pertamaku kandas, membayangkan kau tidak di sampingku lagi, membayangkan cinta yang begitu indah ini harus dikubur dalam dalam, ini sangatlah menyakitkan.
"Ada apa Lia?" Tanya mu, dan aku sudah tak peduli lagi dengan pertanyaan itu.
Berkali kali aku mendorong kepala turun menikmati manisnya bibirmu, menikmati lembutnya bibirmu, meski kau tampak heran, tapi kau tak menampik seranganku, bibir kita yang beradu panas, cengkeraman tangan kita yang bertemu dan erat, seakan apapun tak bisa memisahkan raga ini.