Siapa yang tahan dengan suhu 0 derajat, kontras sekali dengan cahaya matahari terang di luar sana.
"Lia.."
Jari jemari Max menggigil, bibirnya gemetar dan pucat, pria itu mengalami beberapa pukulan yang membuat darah mengering di beberapa bagian tubuhnya, bukan mengering, sepertinya membeku karena suhu di ruang pendingin ini.
Sadar pria itu sudah tak bisa bergerak lagi karena dadanya terbuka dan tarikan nafas kian lemah.
Lia menyambar bibir Max, melumat dan membagi saliva nya yang hangat, menikmati setiap tarikan nafas lemah pria yang ada di hadapannya.
Gadis itu membuka pakaiannya dan membagi tubuh max, rasa dingin yang menyergap tubuh dan kulit terbuka membuat dia tak mampu mengontrol diri.
Melumat dan menikmati rongga mulut Max, menghisap dalam dengan segenap perasaannya.
Rasanya seperti ada sedikit nyala lilin di dalam hati yang siap menerangi tubuh. Perlahan meski terlihat samar.
Lia mulai mampu mengontrol nafas dan pergerakan tangannya.